Tentukan area di rumah yang 100 persen bebas dari perangkat digital. Kamar tidur anak dan ruang makan adalah kandidat terbaik. Ini akan mendorong interaksi tatap muka dan menjadikan kamar sebagai tempat untuk istirahat dan bermain kreatif, bukan untuk menatap layar.
4. Tawarkan Alternatif yang Jauh Lebih Seru
Anak tidak akan mau melepaskan gadget jika tidak ada hal lain yang lebih menarik. Jangan hanya bilang "stop main HP," tapi ajaklah, "Yuk, kita bikin kue!" atau "Gimana kalau kita bangun benteng dari bantal?" Sediakan mainan edukatif, buku cerita, papan permainan, atau alat seni dan kerajinan untuk mengisi waktu mereka.
5. Libatkan Anak dalam Aktivitas 'Dunia Nyata'
Berikan mereka tanggung jawab dan libatkan dalam kegiatan sehari-hari. Mengajak anak ikut memasak, menyiram tanaman, atau membereskan mainan akan membuat mereka merasa berharga dan terhubung dengan dunia nyata.
Aktivitas fisik di luar ruangan seperti bersepeda, main bola, atau sekadar lari-larian di taman adalah 'obat' terbaik.
6. Jangan Jadikan Gadget 'Obat Penenang' Instan
Sangat menggoda untuk menyodorkan ponsel saat anak mulai rewel atau tantrum di tempat umum. Namun, ini adalah solusi jangka pendek yang menciptakan masalah jangka panjang.
Ini mengajarkan anak bahwa gadget adalah cara untuk lari dari emosi sulit. Hadapi tantrumnya, validasi perasaannya, dan ajarkan cara sehat untuk mengelola emosi.
Baca Juga: Anak Tantrum Bikin Kepala 'Meledak'? 7 Jurus Jitu Hadapi 'Badai' Emosi Si Kecil
7. Gunakan Teknologi Secara Positif & Terarah
'Digital detox' bukan berarti anti-teknologi. Gunakan gadget secara bersama-sama untuk hal positif. Misalnya, video call dengan kakek-nenek, menonton film dokumenter tentang hewan bersama, atau menggunakan aplikasi belajar yang interaktif. Jadikan gadget sebagai alat, bukan sebagai 'pengasuh digital'.
8. Mulai Perlahan dan Bersabarlah
Mengubah kebiasaan tidak bisa terjadi dalam semalam. Akan ada protes, rengekan, dan negosiasi dari si kecil. Itu normal. Mulailah dengan mengurangi durasi sedikit demi sedikit. Yang terpenting adalah kesabaran, konsistensi, dan komunikasi yang penuh cinta.
Berita Terkait
-
Anak Tantrum Bikin Kepala 'Meledak'? 7 Jurus Jitu Hadapi 'Badai' Emosi Si Kecil
-
Sumsel Sepekan: OTT Puluhan Kades & Anak Wali Kota Ditolak RS, Ini Rangkaian Kejadiannya
-
Cara Mengenali Tanda Anak Mengalami Learning Disorder Sejak Dini
-
10 Aplikasi Edukasi Terbaik untuk Anak SD, Belajar Jadi Seru dan Interaktif
-
Viral Warga Ngamuk, Rumah Pelaku Penculik Bocah 6 Tahun di OKI Rata dengan Tanah
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
Mengenal Faskho Sengox, 'Mbah Buyut' Sound Horeg yang Melegenda Jauh Sebelum Edi Sound Viral
-
Ingin Tahu Profesi Masa Depan Anak? Temukan Potensi Unik Mereka dengan Teori Multiple Intelligences!
-
Prediksi Timnas Indonesia U-23 vs Vietnam: Saatnya Juara di Rumah!
-
Dua Kata Cristiano Ronaldo yang Bikin Joao Felix Hijrah ke Arab Saudi
-
Final Piala AFF U-23 2025, Timnas Indonesia vs Vietnam: Usir Hantu 38 Tahun
Terkini
-
3 Mobil Bekas Stylish dan Fungsional yang Cocok Banget untuk Wanita Karir Aktif
-
Dulu Diremehkan, Sekarang Diburu: Ini Alasan Chevrolet Spin Bekas Jadi Incaran Baru
-
Doyan Lari & Naik Gunung? Ini 5 Jurus Wajib Biar Wajah Pria Tetap Kinclong, Bukan Gosong!
-
Beli Mobil Bekas: Lebih Untung Cash atau Kredit? Ini Jawaban yang Harus Anda Tahu
-
6 Fakta Mengejutkan Kasus Tragis Bocah 6 Tahun di OKI: Dipicu Kecanduan Konten Dewasa