SuaraSumsel.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan mengajukan perpanjangan waktu Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hingga Agustus 2025.
Langkah ini diambil sebagai upaya preventif menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang berpotensi meningkat seiring puncak musim kemarau.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel, Ansori, menjelaskan bahwa usulan perpanjangan sudah diajukan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Menurutnya, meskipun operasi pertama berjalan cukup efektif sejak 1 Juli hingga pertengahan bulan ini, kondisi cuaca menunjukkan Sumsel masih membutuhkan bantuan hujan buatan.
"Masih ada potensi hotspot baru dan kekeringan di beberapa wilayah. Karena itu, kami mengusulkan agar operasi ini tidak berhenti sampai di sini," ujar Ansori saat ditemui di Palembang, Rabu (17/7/2025).
Selama dua pekan pelaksanaan TMC, tercatat lebih dari 30 sorti penerbangan pesawat CASA 212 yang dikerahkan untuk menabur garam (NaCl) di langit Sumsel.
Hasilnya, beberapa wilayah seperti Ogan Komering Ilir (OKI), Banyuasin, dan Musi Banyuasin sempat diguyur hujan ringan hingga sedang. Ini dianggap cukup membantu menurunkan suhu dan mencegah titik api meluas.
Namun, Satelit LAPAN menunjukkan tren kenaikan suhu permukaan serta penurunan kelembaban udara di wilayah rawan karhutla seperti OKI dan Musi Rawas. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa kebakaran bisa kembali membesar tanpa intervensi tambahan.
Melansir ANTARA, musim kemarau di wilayah Sumatera Selatan diperkirakan masih akan berlangsung hingga akhir September, dengan puncaknya terjadi pada Agustus. Pemerintah daerah berharap perpanjangan TMC dapat menjaga kelembaban tanah dan vegetasi, serta mengurangi kemungkinan munculnya kabut asap yang bisa berdampak ke sektor kesehatan dan transportasi.
Baca Juga: Drama Penyerahan Diri Eks Kadis PMD Sumsel, Terjerat Korupsi Batik Desa Rp5 Miliar
Selain memperpanjang TMC, BPBD juga mulai memperkuat sistem patroli darat dan posko siaga api di wilayah-wilayah rawan. Warga juga diajak aktif melapor jika melihat titik api atau aktivitas pembakaran liar.
"Kami ingin pastikan tidak terjadi bencana besar seperti tahun-tahun sebelumnya. Lebih baik kita berjaga sejak awal," tambah Ansori.
Berita Terkait
-
Drama Penyerahan Diri Eks Kadis PMD Sumsel, Terjerat Korupsi Batik Desa Rp5 Miliar
-
Pengusaha Eksportir Karet Sumsel Sambut Positif Trump Deal: Ketegangan Dagang Mulai Reda
-
Ekspor Sumsel ke AS Capai Rp 1,5 Triliun, Tapi Kebijakan Baru Trump Bikin Waswas?
-
Eks Kadisnakertrans Sumsel Divonis 5 Tahun Penjara, Diminta Kembalikan Uang Rp1,3 Miliar
-
Sultan Muda Digination 2025: OJK Buka Peluang Emas Buat Anak Muda Jadi Sultan di Era Digital
Terpopuler
- 23 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Oktober: Klaim 16 Ribu Gems dan Pemain 110-113
- Jepang Berencana Keluar dari AFC, Timnas Indonesia Bakal Ikuti Jejaknya?
- Here We Go! Peter Bosz: Saya Mau Jadi Pelatih Timnas yang Pernah Dilatih Kluivert
- Daftar HP Xiaomi yang Terima Update HyperOS 3 di Oktober 2025, Lengkap Redmi dan POCO
- Sosok Timothy Anugerah, Mahasiswa Unud yang Meninggal Dunia dan Kisahnya Jadi Korban Bullying
Pilihan
-
Hasil Drawing SEA Games 2025: Timnas Indonesia U-23 Ketiban Sial!
-
Menkeu Purbaya Curigai Permainan Bunga Usai Tahu Duit Pemerintah Ratusan Triliun Ada di Bank
-
Pemerintah Buka Program Magang Nasional, Siapkan 100 Ribu Lowongan di Perusahaan Swasta Hingga BUMN
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori Besar untuk Orang Tua, Simpel dan Aman
-
Alhamdulillah! Peserta Magang Nasional Digaji UMP Plus Jaminan Sosial dari Prabowo
Terkini
-
6 Hal tentang Timothy Anugerah yang Bikin Publik Terharu, Sosok Baik yang Pergi Terlalu Cepat
-
Bikin Penasaran! Lebih Untung Bangun Rumah atau Beli Jadi di Palembang? Ini Hasil Hitungan
-
Hampir 400 Ribu Warga Sumsel Terkena ISPA hingga September 2025, Dinkes Ungkap Penyebabnya
-
Buruan Cek! 8 Link DANA Kaget Hari Ini, Saldo Gratis Langsung Masuk ke Akunmu
-
Jangan Buka Usaha Ini! 5 Bisnis yang Paling Cepat Gulung Tikar di Palembang