SuaraSumsel.id - Sebuah program pemberdayaan berbasis perempuan yang dijalankan oleh Yayasan Care Peduli (YCP) dengan dukungan PT Hindoli di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) mencatat hasil positif dalam tiga tahun terakhir.
Tak hanya memperkuat ketahanan keluarga dan ekonomi warga, program ini juga terbukti membantu menekan angka stunting hingga menuju titik zero stunting.
Menurut CEO YCP, Abdul Wahib Situmorang, program ini tidak sekadar memberi bantuan sementara, tetapi membangun ekosistem pemberdayaan jangka panjang dengan fokus pada perempuan desa sebagai aktor utama perubahan.
“Pembelajaran yang telah diuji selama 3 tahun menunjukkan hasil sangat positif. Ini bukan sekadar program, tapi sudah menjadi pemberdayaan sosial berbasis komunitas,” ujarnya usai diskusi teras yang digelar di Palembang, Kamis (27/6/2025).
Baca Juga: BRI RO Palembang Wujudkan Budaya Anti Fraud Lewat Training RORC 2025
Perempuan Desa Jadi Garda Terdepan Lawan Stunting
Salah satu elemen penting program ini adalah pembangunan Kebun Gizi, yang dikelola langsung oleh kelompok wanita.
Hasil panen kebun gizi ini diprioritaskan untuk diberikan kepada keluarga-keluarga dan juga keluarga lainnya memiliki anak mengalami stunting atau rentan gizi buruk.
Tak hanya menghasilkan bahan pangan bergizi, kebun ini juga memunculkan kembali budaya gotong royong dan kesadaran kolektif akan pentingnya ketahanan pangan lokal.
“Ketika kebun gizi mulai panen, mereka pun memberikan kepada kelompok masyarakat tetangga, ini pun menjadi cerminan ke-gotong royong-an yang dibangun di desa,” jelas Wahib.
Baca Juga: Turun Lagi! Harga Emas Antam Hari Ini di Palembang Jadi Rp1,9 Juta per Gram
40 Produk Inovatif dan Lidi Sawit Ramah Lingkungan
Program ini tak berhenti di pangan. Kelompok perempuan juga didorong untuk menciptakan produk bernilai tambah dari limbah sawit.
Salah satu yang paling inovatif adalah piring dari lidi sawit—produk ramah lingkungan yang bisa dipakai berulang kali dan kini mulai digunakan di rumah makan lokal untuk menggantikan plastik.
“Dari lidi sawit, mereka bisa buat piring berkualitas yang mendukung ekonomi perempuan, yang jika dikembangkan lebih luas juga akan mampu mengurangi sampah plastik,” kata Wahib.
Hingga kini, ada lebih dari 40 varian produk rumahan yang dihasilkan perempuan desa, mulai dari makanan olahan hingga kerajinan.
Beberapa kelompok bahkan meraup pendapatan hingga Rp 500.000 per hari hanya dari mengolah limbah sawit menjadi produk bernilai jual.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Benarkah Warga Sumsel Minum Susu di 1 Muharram? Ini Makna dan Doa Mujarabnya
-
Transaksi Tembus Rp51 Miliar, Kartu Tani Digital BRI Dorong Kemajuan Petani Sumsel
-
Liburan Sekolah? Cek Paket Internet Murah IM3 & Tri untuk Warga Sumsel
-
Penjualan Mobil Turun 21 Persen, Pelaku Usaha Sumsel Minta Keringanan Pajak Kendaraan
-
Penuh Doa, Begini Cara Warga Sumsel Sambut 1 Muharram 1447 H dengan Tradisi Islam
Tag
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Mobil Keluarga Murah di Bawah Rp 40 Juta: Hemat Perawatan dan BBM
- 5 Rekomendasi Motor Bekas Matic Mulai Rp4 Jutaan: Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Rekomendasi Motor Bekas Yamaha NMAX, Jauh Lebih Murah dari Honda BeAT Baru
- 5 Mobil Bekas Murah 1000cc Mulai Rp30 Jutaan: Mungil Tak Boros Garasi, Irit, dan Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Amerika Bekas Mulai Rp40 Jutaan: Tangguh, Mesin Gahar
Pilihan
-
Kapal Pembawa Mobil Listrik China yang Terbakar Akhirnya Tenggelam, Nama Chery dan GWM Disebut-sebut
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED, Selalu Terang di Luar Ruangan
-
Emil Audero Mulai Ditinggalkan Palermo, Klub Orang Indonesia Penyebabnya
-
6 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp 3 Juta, Terbaru Juni 2025
-
Tak Ikut Piala Presiden 2025, Pemain Persija Justru Laris Manis, Kok Bisa?
Terkini
-
Promo Candy Fair Alfamart, Permen Diskon Hingga 33 Persen: Ada Wonhae, Mentos, hingga Strepsils
-
Universitas PGRI Palembang Digugat, Mantan Dosen Klaim Datanya Dicatut demi Akreditasi
-
Listrik Padam Besok! Ini Wilayah Palembang yang Terdampak Pemeliharaan PLN 28 Juni 2025
-
Menteri Bahlil Teken Aturan Baru, 12 Ribu Sumur Minyak Rakyat di Sumsel Bakal Legal?
-
Apakah CPNS 2025 Pakai Skema Baru? Ini Penjelasannya