Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 01 Juni 2025 | 16:41 WIB
panggung hajatan di Palembang roboh

SuaraSumsel.id - Suasana meriah di sebuah acara hajatan warga mendadak berubah jadi kepanikan, saat panggung utama tempat DJ dan perlengkapan sound system berdiri tiba-tiba ambruk.

Peristiwa yang terjadi pada Sabtu sore, 31 Mei 2025, di Lorong KH Umar, kawasan 8 Ulu, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) ini langsung viral di media sosial dan menjadi perbincangan hangat warganet.

Dalam video berdurasi pendek yang beredar luas di berbagai platform, tampak suasana padat pengunjung di bawah tenda hajatan. Ratusan warga dari berbagai usia — dari pria, wanita, hingga anak-anak — terlihat memenuhi lokasi, menikmati suasana pesta yang diiringi dentuman musik remix.

Di bagian depan tenda, berdiri panggung sederhana berbahan papan, tempat diletakkannya perangkat DJ dan sound system.

Baca Juga: Rektor Bina Darma Tersangka Kasus Rp38 Miliar, Kuasa Hukum Anggap Dipaksakan

Seorang DJ perempuan tampak berada di atas panggung, memainkan remix.

Warga yang hadir terlihat larut dalam suasana.

Namun suasana gembira itu seketika berubah menjadi kepanikan saat panggung yang menopang DJ dan peralatan hiburan tersebut roboh. Beberapa warga berteriak panik,

"Panggung roboh! Panggung roboh!" Sontak orang-orang berhamburan, mencoba menyelamatkan diri. Beberapa terlihat terjepit antara kayu panggung dan kursi, sementara sound system jatuh berantakan menghantam lantai.

Sejumlah pria dan wanita tampak kesulitan keluar dari lokasi karena kondisi lantai yang licin dan becek.

Baca Juga: Rektor Universitas Bina Darma Diduga Gelapkan Rp38 Miliar, Kini Ditetapkan Tersangka?

Padahal, sesuai aturan yang berlaku, pemutaran musik remix dalam acara publik masih memerlukan izin resmi dari kepolisian.

Hingga kini belum ada keterangan resmi dari pihak berwajib terkait insiden ini.

Namun yang pasti, peristiwa ini menjadi pembelajaran soal pentingnya keamanan dalam menggelar acara warga, terutama yang melibatkan panggung, listrik, dan kerumunan besar.

Warganet pun ramai-ramai membagikan video tersebut, mengomentari mulai dari penyebab robohnya panggung hingga keberadaan hiburan DJ di tengah kampung.

Banyak yang menyayangkan, acara yang seharusnya membawa kebahagiaan malah berujung insiden karena kelalaian teknis dan kurangnya pengawasan.

Pihak berwenang diharapkan segera menyelidiki penyelenggaraan hajatan ini, mulai dari izin keramaian, struktur panggung, hingga adanya unsur pelanggaran seperti penggunaan minuman keras dan pemutaran musik remix tanpa izin.

Jika terbukti melanggar, tentu penyelenggara harus mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai hukum yang berlaku.

Komentar Netizen

Reaksi warganet pun tak kalah heboh dari insiden yang terjadi.

Kolom komentar video yang viral di media sosial itu dipenuhi beragam tanggapan nyinyir, lucu, hingga sindiran tajam.

Salah satu akun menulis, “Palembang = apo b, min. Malu-malu ke Palembang, b!” sindiran bernada kecewa atas tontonan yang dianggap tak pantas.

Ada juga yang menuliskan, “Hhh, langsung ngedrop, tobat lah kamu kalu agek mati,” menyinggung suasana pesta yang dinilai terlalu liar.

Tak sedikit yang menyebut acara itu sebagai "maksiat dan melalaikan", menyoroti adanya musik remix dan dugaan penjualan minuman keras.

Seorang netizen dengan nada humor menuliskan, “Man lagi tinggi pas nyampak itu maseh joget palak nyo,” menggambarkan seseorang yang tetap asyik bergoyang meski panggung ambruk.

Komentar lainnya menyindir keras, “Para hama tiba-tiba sadar,” sebagai bentuk ejekan terhadap tamu yang baru merasa bersalah setelah insiden terjadi.

Bahkan ada yang menyesali lokasi hajatan tersebut digelar, “Tulah kuomongke kemaren, dak usah depan salon, apodak timpo salon,” tulis seorang pengguna Instagram sambil menandai temannya.

Komentar-komentar itu mempertegas bagaimana peristiwa ini bukan sekadar kejadian teknis, tapi juga menyentil norma sosial dan budaya masyarakat sekitar.

Bagaimana menurut kalian atas peristiwa ini?

Load More