Tak hanya itu, kegiatan ini juga menggandeng 15 instansi pemerintah dan komunitas seni, yang bersama-sama merangkai harmoni antara tradisi dan kebersamaan.
Dukungan datang dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Selatan, Dinas Pariwisata dan Dinas Kebudayaan Kota Palembang, serta lembaga seni terdepan seperti Dewan Kesenian Sumatera Selatan dan Dewan Kesenian Palembang.
Komunitas yang telah lama menjadi penjaga denyut tradisi seperti Komunitas Batanghari Sembilan dan Komunitas Seniman Tari Sumsel juga turut bergabung, bersama berbagai sanggar tari daerah yang akan menyemarakkan panggung Lawang Borotan dengan semangat kolektif dan semarak budaya.
Ini bukan sekadar pertunjukan, melainkan perayaan kebersamaan yang menghidupkan kembali akar budaya Sumsel di tengah kota bersejarah.
Baca Juga: Bocah 7 Tahun di Muratara Diculik Gara-gara Utang Rp 8 Juta, Ini Fakta Lengkapnya
Kegiatan ini menjadi simbol kolaborasi yang harmonis antara pemerintah, masyarakat, dan komunitas seni dalam menjaga keberlangsungan budaya lokal.
Lawang Borotan, Panggung Penuh Makna
Pemilihan Lawang Borotan sebagai lokasi acara bukan tanpa alasan.
Tempat ini bukan hanya sekadar pintu belakang Benteng Kuto Besak, melainkan juga saksi bisu perjalanan sejarah yang menyakitkan: pengasingan Sultan Mahmud Badaruddin II oleh penjajah Belanda.
Kini, tempat itu akan menjadi ruang spiritual untuk menghidupkan kembali kearifan lokal melalui tarian.
Baca Juga: Dompet Aman di Sumsel? Ini Perbandingan Biaya Hidup Antar Kota
“Ini bukan sekadar pertunjukan tari, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap sejarah dan identitas budaya kita,” ujar Nurdin.
Terbuka untuk Masyarakat
Nurdin mengajak seluruh masyarakat Palembang dan sekitarnya untuk hadir langsung menyaksikan pertunjukan langka ini.
“Ayo datang ke Lawang Borotan pada 31 Mei. Saksikan sendiri bagaimana kekayaan budaya kita menari di ruang yang sarat sejarah,” tuturnya antusias.
Kegiatan ini diharapkan bukan hanya menjadi tontonan, tapi juga menjadi ruang refleksi, pendidikan budaya, dan kebanggaan bersama atas warisan leluhur yang masih lestari hingga kini.
Berita Terkait
-
Bocah 7 Tahun di Muratara Diculik Gara-gara Utang Rp 8 Juta, Ini Fakta Lengkapnya
-
Dompet Aman di Sumsel? Ini Perbandingan Biaya Hidup Antar Kota
-
Guncangan Terasa di Rumah, BMKG: Gempa Banyuasin Akibat Aktivitas Sesar Lokal
-
Gempa M4,3 Guncang Banyuasin: Getaran Terasa hingga Palembang, Air Sungai Naik
-
Sumsel Gulirkan Rp 3 Miliar per Desa lewat Koperasi Merah Putih, Ini 7 Sektor Usaha Unggulannya
Terpopuler
- 5 Bedak Murah yang Mengandung SPF: Cocok Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- Serie A Boy: Joey Pelupessy Keceplosan Ungkap Klub Baru Jay Idzes?
- Coach Justin: Artinya Secara Kualitas Timnas Indonesia Gak Layak Lolos Piala Dunia 2026
- 5 Rekomendasi HP Murah Rp900 Ribuan Terbaik Mei 2025: Spek Ciamik dan Memori Lega!
- Rekomendasi 3 HP Murah Tampilan Mirip iPhone Boba: Spek Gahar, Harga Bersahabat!
Pilihan
-
4 Rekomendasi Paket Skincare Terbaik, Kombinasi Perawatan Kulit Maksimal
-
5 Pilihan Skincare Murah Terbaik Harga di Bawah Rp50 Ribu, Siap Jaga Kulitmu!
-
7 Rekomendasi Sepatu Lari Pria Terbaik: Bobot Ringan, Nyaman Lintasi Berbagai Medan
-
8 Rekomendasi Sepatu Running Terbaik, Nyaman Dipakai Harian Teruji di Medan Terjal
-
Tijjani Reijnders: Cucu Orang Ambon Lahir di Jatinegara Kini Berbandrol Rp1,2 T
Terkini
-
Larangan Puasa di Hari Tasyrik, Ternyata Ini Makna dan Pesan Keberkahannya
-
Diskon Listrik PLN 50 Persen Datang Lagi! Begini Cara Klaimnya Juni-Juli 2025
-
Wajib Tahu! UKT Unsri Jalur Mandiri per Prodi: Cek Biaya Kuliah Pilihanmu Sekarang
-
5 Fakta Viral Orang Tua di Sumsel Bawa Anak Pecandu Sabu ke Barak Dedi Mulyadi
-
Sumsel Jadi Pelopor Rp 250 Triliun Dana Koperasi Merah Putih, Desa Anda Kebagian?