Tasmalinda
Rabu, 07 Mei 2025 | 21:14 WIB
Modus main borgol, mahasiswi di Palembang jadi korban asusila teman

Pasca kejadian, OR mengaku mengalami trauma dan ketakutan berlebihan. Ia tak menyangka bahwa orang-orang yang dikenalnya bisa terlibat dalam tindakan yang nyaris merenggut martabat dan rasa amannya.

Sementara itu, pihak Polrestabes Palembang menyatakan akan melakukan penyelidikan terhadap laporan tersebut. Langkah awal yang akan diambil yakni memanggil para saksi dan pelaku yang disebutkan oleh korban, termasuk menelusuri rekaman CCTV dan jejak digital komunikasi untuk membuktikan kronologi kejadian.

Pentingnya Kesadaran dan Kewaspadaan di Kalangan Remaja

Kasus ini menjadi pengingat keras bagi para generasi muda, khususnya perempuan, untuk selalu waspada terhadap ajakan yang mencurigakan, bahkan jika berasal dari orang yang dikenal.

Modus permainan atau “tantangan” saat ini sering kali digunakan sebagai kedok oleh pelaku untuk melancarkan aksi-aksi yang berpotensi melukai, mempermalukan, bahkan menghancurkan kehidupan korban.

Jangan Diam, Laporkan!

Perjuangan OR untuk melaporkan kasus ini patut diapresiasi.

Banyak korban lain yang memilih diam karena takut atau malu, padahal suara mereka bisa menyelamatkan orang lain dari bahaya yang sama. Kasus ini membuktikan bahwa kekerasan bisa terjadi di lingkaran terdekat, dan hanya dengan keberanian dan dukungan dari masyarakat serta aparat hukum, kebenaran bisa ditegakkan dan keadilan bisa diraih.

Komentar Netizen

Baca Juga: Sudah 2 Bulan Jadi Tersangka, Pengusaha Haji Halim Belum Disidang: Ada Apa?

Kasus dugaan pelecehan terhadap seorang mahasiswi di Palembang yang bermula dari "modus main borgol" terus menuai gelombang komentar netizen di berbagai platform media sosial.

Salah satu komentar yang menjadi sorotan datang dari akun hariyantohariyanto812 yang menulis, “Kesempatan dalam kesempitan” — kalimat singkat namun menyiratkan kritik tajam terhadap pelaku yang diduga memanfaatkan keluguan korban demi melancarkan aksinya.

Warganet lain pun ramai-ramai menyuarakan kekhawatiran atas maraknya modus kejahatan berkedok permainan di kalangan remaja dan mahasiswa.

Tak sedikit yang menyayangkan bagaimana pertemanan bisa dijadikan celah untuk menjebak korban ke dalam situasi rawan pelecehan.

“Teman makan teman, ini bukti kita harus lebih selektif percaya orang,” tulis salah satu netizen.

Load More