Selain diskusi, kegiatan ini juga diisi kampanye di taman kota Kambang Iwak Park, dan aksi pertunjukan musik.
Jalan Feminisme Populer La Via Campesina
Majelis Nasional Petani (MNP) Serikat Petani Indonesia, JJ Polong menjabarkan perjalanan panjang menuju keadilan gender dalam Gerakan La Via Campesina (LVC) yang telah menjadi ruang perjuangan bagi perempuan tani di seluruh dunia.
"Sejak awal berdirinya pada tahun 1993, memperjuangkan hak-hak perempuan pedesaan, kesetaraan gender, serta kedaulatan pangan. Perkembangan signifikan terjadi pada Konferensi Internasional LVC di Tlaxcala, Meksiko (1996). Sejak saat itu, keterlibatan perempuan semakin kuat, ditandai dengan terbentuknya Komisi Perempuan Internasional (International Women Commission/IWC), yang kemudian berkembang menjadi Artikulasi Perempuan LVC," ujarnya.
Baca Juga: Palembang Dikepung Banjir! Hujan Deras Semalaman Bikin Warga Panik
Feminisme tani populer yang diperjuangkan LVC bukan sekadar gerakan perempuan, tetapi juga strategi politik untuk transformasi struktural. Gerakan ini menekankan pentingnya kedaulatan pangan sebagai pilar utama untuk menciptakan kesejahteraan bagi perempuan pedesaan.
"Kedaulatan pangan bukan hanya tentang hak untuk memproduksi dan mengakses makanan, tetapi juga melawan model agribisnis kapitalis yang seringkali merugikan perempuan dan lingkungan," ucapnya.
Dalam perjuangannya, sejumlah tantangan utama yang dihadapi seperti sistem patriarki yang membatasi peran perempuan dalam pertanian, monopoli agribisnis yang menggantikan pertanian tradisional dengan praktik eksploitasi.
"Lalu kekerasan gender, baik dalam rumah tangga maupun di ranah sosial dan politik," ucapnya.
Salah satu pencapaian terbesar LVC adalah pengesahan Deklarasi Hak-Hak Petani oleh Majelis Umum PBB pada tahun 2018. Deklarasi ini mengakui hak-hak perempuan tani, termasuk akses terhadap tanah, perlindungan dari kekerasan berbasis gender, dan hak atas kesehatan serta pendidikan. Ini merupakan tonggak penting dalam perjuangan perempuan tani guna memperoleh hak yang setara di sektor pertanian.
Baca Juga: Ini Jadwal Imsakiyah 9 Ramadan 1446 Hijriah untuk Palembang, Prabumulih, dan Lubuklinggau
"Namun, tantangan tetap ada. Kapitalisme terus memperluas pengaruhnya di pedesaan, sementara banyak perempuan yang masih dikriminalisasi karena mempertahankan hak-haknya atas tanah dan sumber daya alam," ucapnya.
Berita Terkait
-
Bersuara Melalui Karya: Bagaimana Perempuan Menggunakan Seni untuk Perubahan
-
Melihat Tantangan Kesehatan Kaum Hawa di Hari Perempuan Internasional 2025: Dari Jantung, Hormon, hingga Penuaan
-
700 Kasus Femisida, Aliansi Perempuan Beri Rapor Merah Prabowo-Gibran di Hari Perempuan Internasional!
-
Aksi Peringatan Hari Perempuan Internasional 2025 di Jakarta
-
Rayakan Hari Perempuan Internasional dengan Refleksi Islami: 5 Buku Inspiratif untuk Muslimah Cerdas
Tag
Terpopuler
- LHKPN Dedi Mulyadi: Punya 116 Tanah di Jawa Barat, Kini Menangis Kejer Lihat Kerusakan Puncak Bogor
- Ingatkan Fans Nikita Mirzani, Lita Gading Bongkar Cara Jebloskan Reza Gladys ke Penjara
- Arahkan Owner Skincare Tutup Mulut Nikita Mirzani, Ngerinya Ucapan dr Oky Pratama: Orang Apa Tuhan
- Mulai Ketar-ketir? Firdaus Oiwobo Mundur Jadi Pengacara Razman: Minta Maaf ke Hotman Paris
- Richard Lee Pelan-Pelan Ajak Istri Masuk Islam, Pakai Strategi Unik
Pilihan
-
Emil Audero vs Maarten Paes, Siapa Paling Banyak Kebobolan?
-
Hasil Liga Inggris: Bruno Fernandes Cetak Gol Indah, MU Tahan Arsenal
-
Dean James Kasih Paham Calvin Verdonk, Cetak Gol Indah ke Gawang NEC Nijmegen
-
Jadwal Imsakiyah Kota Solo Senin 10 Maret 2025, Disertai Bacaan Niat Puasa Ramadan
-
Dua Kartu Merah Jadi Bumbu Derita Persija Jakarta di Tangan Arema FC
Terkini
-
Jadwal Imsakiyah 10 Ramadan 1446 H untuk Palembang dan Sekitarnya
-
Jadwal Buka Puasa 9 Ramadan 1446 Hjiriah, Waktu Maghrib di Palembang, Banyuasin, dan Ogan Ilir
-
Tanah Dirampas, Perempuan Ditindas! Seruan Perlawanan dari Palembang di Hari Perempuan
-
Palembang Dikepung Banjir! Hujan Deras Semalaman Bikin Warga Panik
-
Ini Jadwal Imsakiyah 9 Ramadan 1446 Hijriah untuk Palembang, Prabumulih, dan Lubuklinggau