Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 23 Februari 2025 | 18:12 WIB
Petani karet di Sumsel. KKK 100 persen tembus Rp33.516, [ANTARA]

SuaraSumsel.id - Kabar baik bagi petani karet, harga karet pada Jumat, 21 Februari 2025, mengalami kenaikan. Berdasarkan data pasar SGX - Sicom, harga karet mencapai US Cent 206.1/Kg, dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS berada di angka Rp16.262 per USD.

Dengan kondisi tersebut, harga Karet Kering Kadar Karet (KKK) 100 persen mengalami kenaikan sebesar Rp331 per kilogram, sehingga menjadi Rp33.516/Kg.

Berikut rincian lengkap harga karet berdasarkan kadar KKK:

KKK 100%: Rp33.516,-/Kg (Naik Rp331,-/Kg)
KKK 70%: Rp23.461,-/Kg
KKK 60%: Rp20.110,-/Kg
KKK 50%: Rp16.758,-/Kg
KKK 40%: Rp13.406,-/Kg
KKK 30%: Rp10.055,-/Kg

Baca Juga: Kurs Rupiah dan Permintaan Global Dorong Kenaikan Harga Karet di Sumsel

Perlu dicatat, harga di atas belum termasuk potongan biaya produksi yang biasa dikenakan kepada petani.

Kenaikan Harga Karet, Sinyal Positif bagi Petani?

Kenaikan harga karet ini disambut positif oleh petani di berbagai daerah, terutama di Sumatera dan Kalimantan, yang selama ini mengandalkan karet sebagai sumber pendapatan utama.

Menurut sejumlah analis, kenaikan harga karet ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

  1. Permintaan Global Meningkat
  2. Harga karet di pasar internasional cenderung naik karena meningkatnya permintaan dari industri otomotif dan manufaktur, terutama di China dan Amerika Serikat.
  3. Produksi karet di beberapa negara produsen mengalami penurunan akibat faktor cuaca yang kurang mendukung, sehingga mempengaruhi harga di pasar dunia.
  4. Dengan kurs Rp16.262 per USD, harga karet dalam rupiah otomatis lebih tinggi dibandingkan saat nilai tukar lebih kuat.

Tantangan bagi Petani Karet

Baca Juga: Cuaca Panas Bikin Produksi Karet Sumsel Turun tapi Harganya Naik Rp256 Per Kilogram

Meskipun harga karet mengalami kenaikan, petani tetap dihadapkan pada sejumlah tantangan, di antaranya:

  1. Biaya produksi yang tinggi, termasuk biaya pupuk, perawatan pohon karet, serta tenaga kerja.
  2. Fluktuasi harga global, yang sewaktu-waktu bisa kembali menurun.
  3. Kualitas produksi, yang berpengaruh pada harga jual di tingkat pengepul atau pabrik.
  4. Harapan Petani dan Prediksi Harga ke Depan

Petani berharap tren kenaikan harga ini terus berlanjut, terutama menjelang pertengahan 2025. Namun, mereka juga menginginkan adanya dukungan dari pemerintah, baik dalam bentuk subsidi, akses pasar, maupun stabilisasi harga.

Beberapa analis memperkirakan bahwa harga karet masih berpotensi naik dalam beberapa bulan ke depan, tergantung pada kondisi ekonomi global dan kebijakan perdagangan di negara-negara pengimpor utama.

Bagi para petani, menjaga kualitas produksi dan mengikuti perkembangan pasar menjadi kunci untuk mendapatkan harga jual terbaik.
 

 
 
 

Load More