SuaraSumsel.id - Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dengan kekayaan alamnya yang melimpah, menyimpan kisah harmoni antara manusia dan gajah yang telah terjalin selama berabad-abad. Namun, seiring dengan perkembangan jaman yang mengubah bentang alam, harmoni tersebut makin terancam.
Yusuf Bahtimi seorang kandidat Doktor di The Queen’s College, University of Oxford yang tengah meneliti koeksistensi manusia dan gajah di Sumatera Selatan mengungkapkan bahwa masyarakat lokal sebenarnya memiliki etika berkehidupan yang kuat dengan gajah. Etika ini mencakup pembagian ruang hidup, sumber pangan sekaligus cara menyelesaikan konflik secara damai.
Namun, etika luhur ini mulai terkikis seiring dengan kedatangan para pendatang di era kolonial Belanda. Pembukaan lahan yang tidak terkendali dan kurangnya pemahaman tentang perilaku gajah menjadi pemicu utama konflik.
Konflik antara manusia dan gajah seringkali disebabkan oleh kurangnya pemahaman masyarakat, pengusaha, dan pemerintah terhadap perilaku gajah. Pembukaan lahan yang tidak memperhatikan habitat gajah menjadi masalahnya.
Baca Juga: Peringatan Dini BMKG! Cuaca Ekstrem Ancam Palembang dan Sejumlah Wilayah di Sumsel
Setiap kawasan yang pernah dijelajahi gajah akan selalu mereka kunjungi kembali. Namun, dengan semakin banyaknya hutan yang dibuka maka kawanan gajah menjadi tidak menentu dalam mencari tempat tinggal. Hal inilah yang kemudian memicu interaksi negatif dengan manusia.
Penting untuk diketahui bahwa setiap pembukaan lahan hutan harus memperhatikan apakah wilayah tersebut merupakan habitat gajah. Contohnya wilayah Lalan Muba berbatas dengan Sembilang Banyuasin berbatas juga dengan TN Sembilang, dimana daerah tersebut adalah habitat bahkan kantong gajah namun sekarang menjadi lahan transmigrasi dan Perusahaan Perkebunan sawit.
Pemahaman terhadap perilaku gajah, sangat penting diketahui oleh kelompok masyarakat yang menetap dan berkebun di kawasan yang diketahui sebagai habitat gajah. Misalnya, waktu istirahat gajah itu pagi hari, dari pukul 05.00 hingga 10.00.
Selain itu, pada waktu gajah istirahat maka jangan mengusiknya apalagi di kawanan tersebut terdapat anak gajah. Setiap kawasan yang pernah didatangi gajah dapat dipastikan akan didatangi kembali, dalam periode tertentu, bisa puluhan atau belasan tahun. Tapi sekarang, ketika banyak hutan terbuka, kawanan gajah bisa kembali ke suatu tempat tidak menentu. Hal inilah yang kemudian menimbulkan interaksi negatif antara manusia dan gajah.
Salah satu peristiwa kelam dalam sejarah konflik manusia dan gajah di Sumatera Selatan adalah Operasi Ganesha pada tahun 1982. Saat itu, ratusan gajah dipindahkan dari Air Sugihan ke Lampung untuk kepentingan transmigrasi.
Baca Juga: Program Mudik Gratis di Sumsel Tetap Berlangsung Meski Ada Efisiensi Anggaran
Namun sekarang keberadaan gajah liar di wilayah tersebut diperkirakaan hanya sekitar 50 ekor. Habitat gajah di wilayah Air sugihan semakin menyempit, setelah era 80an masuknya trasnmigari, perluasan wilayah kelola masyaraka dan saat ini wilayah tersebut sebagian besar adalah wilayah HTI.
Berita Terkait
-
Ngaku Titisan Eyang Putri, Dukun Setubuhi Mahasiswi 7 Bulan Hingga Hamil
-
Mitra Makan Bergizi Gratis di Palembang Ungkap Fakta Berbeda Soal Pembayaran
-
Amien Rais Desak Jokowi Segera Seret Pihak yang Ragu Ijazahnya ke Pengadilan: Biar Top Markotop!
-
Fakta Polisi Aniaya Mantan dan Todongkan Pistol Ternyata Positif Narkoba
-
Demi Konten Ekstrem, 5 Fakta Aksi Berbahaya Bule Rusia Naiki KA Batu Bara
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Jejak Emansipasi Ratu Sinuhun: Perempuan Hebat dari Bumi Sriwijaya
-
Detik-Detik Mencekam Simpang Veteran Palembang: Ratusan Remaja Bersiaga Tawuran
-
PSU Empat Lawang Panas! Joncik Unggul Hitung Cepat, Budi Antoni Klaim Menang
-
Weekend Makin Ceria: Ada Kejutan Dana Kaget Menantimu Sabtu 19 April 2025
-
Joncik-Arifai Klaim Menang Telak di PSU Empat Lawang Versi Hitung Cepat