SuaraSumsel.id - Saat matahari meninggalkan garis langit makin menuju timur, langkah kaki Surainah (54) makin cepat. Dia bergegas menyambut kedatangan ibu-ibu lainnya pada sore itu yang tengah mempersiapkan peresmian sebuah bangunan yang terletak pinggir jalan poros desa.
Surainah dan hampir sebanyak 30 perempuan lainnya di Desa (Dusun) Tebat Benawa bukan kali pertama ini sibuk-sibuk menyambut momen penting. Pada malam-malam sebelumnya, mereka pun berlatih menyanyi dan menari sebagai pengisi acara peresmian tersebut.
Peresmian yang dinanti ialah peresmian sebuah bangunan dengan bentuk memanjang nan sudah diperbaiki secara bersama-sama. Bangunan ini milik Surainah, yang merupakan Ketua Kelompok usaha Perhutanan Sosial (KUPS) di desa tersebut.
Ia pun menjadikannya tempat berkumpul bersama-sama perempuan desa lainnya.
Baca Juga: Tangan-Tangan Inspiratif Perempuan Tebat Benawa: Menjaga Hutan, Membangun Desa
Bangunan itu pun telah direnovasi dengan lebih modern, layaknya toko serba guna nan menyediakan hasil kreasi karya para perempuan desa. Bangunan itu dicat putih dengan nuansa kayu, foto kopi dan hutan, dengan tema perempuan nan mencolok di ruang utama, menjadikan bangunan lebih ‘bernyawa’.
Di bagian dinding lengkap dengan kolase lukisan, tumpukan buku pengetahuan mengenai kopi, serta foto-foto dokumentasi pengelolaan kopi. Mungkin pilihan itu menyesuaikan dengan komoditas utama yang diolah dibangunan tersebut, yakni kopi.
Benar, daerah ini adalah salah satu penghasil kopi nan terkenal di kota Pagar Alam. Meski sudah bertahun-tahun membudidayakan kopi namun para perempuan hanya sibuk selama musim panen.
Selebihnya, mereka hanya akan sibuk di rumah. Namun kini, Ibu-ibu makin aktif berkumpul lebih produktif sebagai kelompok usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Hutan Adat Mude Ayek nan menjadi ‘penggerak’ di desanya.
Diungkapkan Surainah, masa sibuk ke kebun kopi hanya akan berlangsung menjelang Juni sampai dengan Agustus dan September seperti saat ini.
Baca Juga: Kopi Pagaralam: Emas Hitam dari Bumi Besemah yang Menggoyang Dunia
Tradisi itu karena musim atau masa panen dan kemudian menyusul masa tanam di bulan-bulan berikutnya. “Selebihnya kami hanya sibuk mengelola kopi untuk dijual,” aku perempuan yang sudah memasuki usia kepala lima ini.
Berita Terkait
-
PT Indo Asiana Lestari Milik Siapa? Mau Babat Hutan Adat Papua sampai Muncul Kampanye All Eyes on Papua
-
Melihat Jeroan PT IAL yang Bakal Babat Hutan Adat Papua Seluas Jakarta: Perusahaan Cangkang Asal Malaysia
-
Profil PT Indo Asiana Lestari yang Viral Karena Bakal Babat 36 Ribu Ha Hutan Adat Papua
-
Gunung Dempo Status Waspada, Kawah Berasap Putih, Pendakian Ditutup
-
Hutan Adat Diserobot, Suku Awyu Papua Aksi di Dekat Istana
Tag
Terpopuler
- Sejak Dulu Dituntut ke Universitas, Kunjungan Gibran ke Kampus Jadi Sorotan: Malah Belum Buka
- Maharani Dituduh Rogoh Rp 10 Miliar Agar Nikita Mirzani Dipenjara, Bunda Corla Nangis
- Ditahan Atas Dugaan Pemerasan, Beredar Rekaman Suara Reza Gladys Sebut Mail Syahputra Tolak Transferan
- Kini Ngekos, Nunung Harus Bayar Cicilan Puluhan Juta Rupiah ke Bank
- Maharani Kemala Jawab Kabar Guyur Rp10 Miliar Biar Nikita Mirzani Ditahan: Kalian Pikir Gak Capek?
Pilihan
-
Dompet Aman, Perut Kenyang: 7 Rekomendasi Bukber Hemat di Jogja
-
Steve Saerang: Revolusi AI Setara Penemuan Mesin Uap!
-
Prediksi Nomor Punggung Pemain Timnas Indonesia: Emil Audero-Ole Romeny Saling Sikut?
-
Naturalisasi Emil Audero Cs Dapat Kritik Pedas, Erick Thohir Disebut Absurd
-
Cetak Sejarah, Yokohama Marinos Bangga Sandy Walsh Dipanggil ke Timnas Indonesia
Terkini
-
Waktu Imsak dan Buka Puasa di Palembang, Lubuklinggau, Prabumulih dan Pagar Alam 13 Maret 2025
-
Kapal Bermuatan Batu Bara Hantam Rumah Apung di Sungai Musi, Warga Panik
-
Dukung Pers Berkualitas, Gubernur Herman Deru Apresiasi Perjalanan 11 Tahun Suara.com
-
Bos Cuci Mobil di Prabumulih Tewas Tragis, Dua Karyawan Ditangkap Bawa Kabur Mobil Korban
-
Dukung Perekonomian Banyuasin, Gubernur Sumsel Luncurkan KMP Putri Leanpuri