Anna diminta menjadi pimpinan grup seni Kodam II Sriwijaya yang beranggotakan 30 orang, waktu itu Komandan Inmindam IV Sriwijaya Kolonel Makmun Rasjid meminta Anna menciptakan tarian baru.
Tari Gending Sriwijaya yang saat itu sudah populer tiba-tiba dilarang untuk ditampilkan. Melansir ANTARA, tiak habis akal kemudian Anna menciptakan Tari Tepak Keraton sebagai pengganti Tari Gending Sriwijaya.
Tari Tepak Keraton diciptakan untuk menggambarkan Kejayaan Kesultanan Palembang Darussalam masa pimpinan Mahmud Badaruddin II sekitar abad ke-16.
Puncak kepopuleran tari tersebut saat ditampilkan pada pembukaan MTQ Internasional Tahun 2015 di Palembang.
Baca Juga: Ada 12 Pedagang Dilaporkan Polisi, Revitalisasi Pasar 16 Ilir Terancam?
Tahun 1967, ia mendirikan Sanggar Tari Anna Kumari dengan mencari sendiri penari dari rumah ke rumah agar bersedia berlatih tari di sanggarnya, namun hal tersebut tidaklah mudah.
Banyak orangtua tidak memperbolehkan anak perempuan berlatih menari karena khawatir si anak memiliki kesan yang buruk.
Namun akhirnya dengan keteguhan yang mantap dan semangat kebudayaan Anna berhasil mengajak anak-anak dari kalangan bangsawan dan pejabat menjadi penari binaannya.
Semangat mengembangkan kesenian lokal yang penuh liku-liku membuahkan hasil. Kekinian sanggarnya sudah berkeliling di berbagai wilayah di Indonesia bahkan dunia, sampai akhirnya pada 2015 Kementerian Kebudayaan mengganjarnya dengan Penghargaan kategori Pelestari.
Tidak hanya sebatas itu, sudah puluhan penghargaan di bidang seni budaya yang ia terima sepanjang hidupnya dari berbagai instansi, perusahaan dan asosiasi, selain menari ia juga menulis ragam buku adat, seperti Perkawinan 7 hari 7 Malam dan Buku Rebo Akhir Tradisi Budaya Palembang.
Baca Juga: Padamkan Karhutla di 3 Kabupaten, BPBD Sumsel Kerahkan 4 Helikopter Pembom Air
Sampai saat ini Anna Kumari masih aktif pada beberapa kegiatan kebudayaan, setiap tahun ia selalu melaksanakan tradisi Palembang yang kian langka, misalnya tradisi tepung tawar tolak bala, rebo akhir/rebo kasan dan bekela.
Anna merasa bertanggung jawab mewarisi semua pengetahuannya mengenai sejarah dan kebudayaan Kota Palembang.
Kebudayaan Palembang memuat kearifan sosial kultur yang harus dipahami generasi penerus. "Saya mendapatkan tradisi itu dari nenek-nenek saya dan saya merasa bertanggung jawab meneruskannya pula," kata Anna.
Berita Terkait
-
Ada 12 Pedagang Dilaporkan Polisi, Revitalisasi Pasar 16 Ilir Terancam?
-
Padamkan Karhutla di 3 Kabupaten, BPBD Sumsel Kerahkan 4 Helikopter Pembom Air
-
Bandara SMB II Buka 2 Rute Baru di Oktober, Apa Saja?
-
Kunjungan Yudha Pratomo ke Sesepuh Palembang Jadi Sorotan: Raih Dukungan
-
Bank Sumsel Babel Fasilitasi Transaksi Internasional dengan Kode SWIFT BSSPIDSP
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
-
LG Mundur, Danantara Investasi di Proyek Baterai Kendaraan Listrik Bareng CATL
-
Profil Pembeli SPBU Shell di Seluruh Indonesia: Citadel dan Sefas
-
Bareskrim Nyatakan Ijazah SMA dan Kuliah Asli, Jokowi: Ya Memang Asli
Terkini
-
Cuma Sekali Klik! Dana Kaget Hari Ini Langsung Masuk ke Dompet DANA Kamu
-
Digital Kito Galo 2025: QRIS Bikin Hidup Makin Mudah, Cukup Sikok Pacak Galo
-
Promo JSM Alfamart 23-25 Mei 2025, Detergen So Klin Pewangi Mulai Rp 8.900 Saja
-
Dapat Gratis Tisu dan Diskon Beras, Cek Promo Susu Berhadiah di Indomaret Hari Ini
-
Buruan Cek! DANA Kaget Hari Ini Siap Cairkan Saldo Gratis ke Dompet Digital