SuaraSumsel.id - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sumatera Selatan mengadakan High Level Meeting (HLM) dan Capacity Building di Ballroom Hotel Wyndham OPI Palembang (2/8/2024).
Kegiatan ini dilaksanakan guna merumuskan pengendalian inflasi serta pengentasan kemiskinan di Sumatera Selatan.
Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan M. Latif menjelaskan jika inflasi bulanan Sumsel pada Juli 2024 tercatat sebagai yang terendah kedua se-Sumatera.
Latif juga memaparkan jika berdasarkan histori, inflansi melandai secara tahunan nan sejalan dengan menurunnya jumlah dan persentase penduduk miskin di Sumsel.
Baca Juga: Kerjasama Antar Daerah Dongkrak Ketersediaan Pasokan, Inflasi Sumsel Terkendali
"Kontribusi komoditi terhadap garis kemiskinan didominasi dari kelompok makanan sebesar lebih dari 73% baik di daerah perkotaan maupun pedesaan, sehingga dibutuhkan upaya pengendalian inflasi atas kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebagai upaya pengentasan kemiskinan," ucapnya.
Kegiatan HLM TPID se-Sumatera Selatan ini dihadiri oleh Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan sebagai Ketua TPID Provinsi Sumatera Selatan Elen Setiadi, Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Dr. Sarpono S.Si, M.Sc selaku narasumber, serta kepala daerah dan anggota TPID tingkat provinsi maupun kabupaten/kota se-Sumatera Selatan.
Dalam sambutannya, Pj. Gubernur Elen Setiadi memberikan apresiasi kepada TPID se-Sumatera Selatan atas upaya pengendalian inflasi yang telah dilaksanakan.
Beliau juga menyampaikan penghargaan kepada Kabupaten Musi Banyuasin, Banyuasin, serta Musi Rawas atas perolehan Dana Insentif Fiskal (DIF) pada periode I 2024 ini.
Pj. Gubernur Elen Setiadi mengimbau kepada seluruh Kepala Daerah di Sumatera Selatan untuk menerapkan strategi penghapusan kemiskinan.
Baca Juga: BI dan Pemprov Sumsel Kolaborasi Tekan Inflasi Lewat Gertam Cabai dan Bawang
Strategi ini meliputi upaya menurunkan beban pengeluaran masyarakat, meningkatkan pendapatan masyarakat, serta mengurangi kantong-kantong kemiskinan melalui optimalisasi pembangunan infrastruktur dasar, gerakan pembangunan sanitasi serentak, gerakan bedah rumah secara serentak, serta penanganan rumah tidak layak huni.
Dalam kegiatan ini, juga dilaksanakan Capacity Building dengan materi yang disampaikan oleh Direktur Statistik Distribusi BPS RI, Dr. Sarpono, S.Si, M.Sc.
Dalam paparannya, Sarpono menyatakan bahwa salah satu upaya untuk mengatasi inflasi yang berdampak pada tingkat kemiskinan di Sumatera Selatan adalah dengan mengatur pola distribusi di wilayah tersebut.
"Semakin panjang pola distribusi, maka selisih harga dari produsen ke konsumen akan semakin besar, yang dapat menyebabkan harga tinggi dan meningkatkan inflasi, serta berujung pada ketidakmampuan masyarakat untuk membeli dan meningkatkan angka kemiskinan," ungkap Sarpono nan juga mengimbau kabupaten dan kota di Sumatera Selatan untuk melakukan upaya pengentasan kemiskinan.
Beberapa komoditas utama yang harus menjadi perhatian di Sumatera Selatan, yaitu beras, telur ayam ras, minyak goreng, dan gula pasir.
Pj. Gubernur Elen Setiadi menyampaikan 5 (lima) arahan yang wajib dilakukan oleh TPID se-Sumatera Selatan yakni TPID Kabupaten/Kota diharapkan menjalankan semua program yang telah ada serta mengambil inisiatif baru untuk pengendalian beberapa komoditas utama, termasuk beras, gula pasir, dan cabai rawit.
Selain itu, untuk pengendalian harga beras, TPID diharapkan bekerja sama dengan Bulog dan melaksanakan program seperti penyaluran beras bagi ASN. Ketiga, untuk pengentasan kemiskinan, dilakukan dengan penyaluran bansos, CSR, dan pelaksanaan program-program lain secara bersama yang menyasar target bersama.
"TPID juga diimbau untuk melakukan sinkronisasi dan publikasi dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan<' ucapnya.
TPID Kabupaten/Kota diharapkan meningkatkan kerja sama antar daerah di Provinsi Sumatera Selatan.
Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan, inflasi Sumatera Selatan pada Juli 2024 tetap terkendali, yaitu sebesar 0,29% (mtm) atau 1,87% (yoy), yang masih berada dalam sasaran inflasi nasional sebesar 2,5% ± 1%.
Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan dan instansi terkait lainnya terus memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk menjaga terkendalinya inflasi dan tingkat kemiskinan di Sumatera Selatan.
Masyarakat pun dihimbau memproduksi pangan sendiri sejalan dengan Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP)
Berita Terkait
-
Viral! Video Petugas Lapas Bongkar Pesta Sabu dan Minta Perlindungan Prabowo
-
Video Dugaan Pesta Sabu di Lapas Viral, Pejabat Kemenkumham Sumsel Diperiksa?
-
Bongkar Praktik Licik Lapas Tanjung Raja, Robby Minta Tolong Presiden Prabowo
-
Kisah Tragis Novi, Ibu Dua Anak Sering Diganggu Tetangga Genit Malah Dipenjara
-
Usai Ditetapkan Tersangka Korupsi Jalur Kereta Besitang-Langsa, Prasetyo Boeditjahjono Kembali Jadi Tersangka Proyek LRT
Tag
Terpopuler
- Siapa Pelat RI 26? Mobil Menteri Full Pengawalan Resahkan Warga: Berisik Banget
- Marselino Ferdinan Tinggalkan Oxford United, Pelatih: Dia Tidak akan Kembali...
- Farhat Abbas Bakal Lapor KPK, Ketakutan Denny Sumargo Terbukti
- Senyum-senyum, Reaksi Anggota TNI Dengar Pidato Gibran Tuai Sorotan: Jadi Ikut Ketawa..
- Kisruh Uang Donasi Tak Kunjung Rampung, Hotman Paris Sentil Agus Salim: Harusnya dari Awal...
Pilihan
-
Pengusaha Diminta Proaktif Hadapi Tantangan Fasilitas Pajak di IKN
-
Pulau Derawan Terancam Abrasi, Pengikisan Capai 2,5 Meter Setahun
-
Kelas Pengasuhan Remaja Berseri, Dorong Orang Tua Pahami Remaja Secara Utuh
-
Peningkatan Gaji Guru di Balikpapan Tunggu Lampu Hijau Pemerintah Pusat
-
Jauh Dibanding Kualifikasi Piala Dunia, Ini Harga Tiket Piala AFF 2024 di Stadion Manahan
Terkini
-
BPS Ungkap Inflasi Sumsel Naik: Kenaikan Harga BBM dan Pangan Jadi Sorotan
-
Ditangkap KPK, Pj Wali Kota Pekanbaru Diduga Pungut Iuran OPD hingga RSUD
-
Update Harga Pangan Terkini: Daging Sapi Naik tapi Minyak Goreng Turun
-
Lonjakan HIV/AIDS di Sumsel Jadi Ancaman Serius: Butuh Kesadaran Kolektif
-
Penyebab PSU di Palembang Terungkap: Salah Pemilih hingga Masalah DPT