Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 30 Juni 2024 | 06:20 WIB
Penjual kue basah Palembang, Bunda Rayya memperlihatkan kue kreasinya

“Rasa kue tentu ditentukan dari bahannya. Dengan bahan yang juga terjaga merek dan kualitas kesegaran maka akan menghasilkan kue-kuenya akan lebih enak,” ucapnya.

Kue lapis kojo ketan hitam Palembang

Banyak yang menyebut kue-kue basah Palembang sangat terasa legit dan istimewa.

Catatan sejarahnya menceritakan kue-kue basah ini memang kerap dihadirkan saat acara-acara khusus kesultanan saja.

Saat penjajahan Belanda, kue-kue ini hanya dimakan oleh kalangan elit Pemerintah. Karena itu juga, kue-kue basah ini sempat sebagai penanda status sosial pembuat dan mereka yang memakannya.

Baca Juga: Bos Distro Anti Mahal Otak Pembunuhan Pegawai Koperasi Ditangkap di Sumatera Barat

Budaya kuliner Palembang ini kian bergeser. Kue-kue basah Palembang makin dikenalkan sebagai makanan sehari-hari yang bisa dikonsumsi masyarakat secara luas.

Dengan rasa yang legit, kue-kue basah ini bisa dinikmati sebagai makanan penutup, atau untuk sarapan pagi dan makanan ringan sebagai teman minum teh atau kopi.

“Mungkin karena menggunakan bahan dalam kuantitas yang banyak, misalnya telur sampai 20 butir, atau santan dan gula dengan komposisi yang hampir sama beratnya dengan telur, kue-kue terasa legit dan istimewa,” ujarnya.

Harga-harga kue Bunda Rayya juga cukup terjangkau. Untuk loyang dengan ukuran besar seperti loyang 22x22 cm, dengan harga jual Rp400 ribu. 

Di toko miliknya, Bunda Rayya pun menjual kue dengan ukuran nan bisa beragam.

Baca Juga: Dugaan Pungli PPDB SMA di Palembang: Kadisdik Sumsel Membantah

“Bisa beli seloyang, setengah loyang atau seperempat loyang. Sesuai kebutuhannya dan bisa membeli juga kombinasi dengan ukuran loyang lainnya,” ucapnya.

Kerap meraih sejumlah penghargaan kuliner, Bunda Rayya membagikan tips agar kue-kue basah Palembang cukup tahan lama disimpan.

Dia selalu mengingatkan pegawainya agar memastikan setiap lapis kue, atau seluruh bagian kue matang secara sempurna. “Jika kurang matang, membuat bahan dasar seperti telur, bercampur tepung cepat bereaksi, dan basi. Perlu juga disimpan dalam suhu ruangan yang dingin,” ujarnya.

Bunda Rayya yang juga merupakan UMKM binaan ini telah membawa kue khas Palembang tidak hanya terkenal di tempat asalnya.

Kue-kue Bunda Rayya pun telah melalang buana ke kota kabupaten dan menyebrangi Pulau Sumatra dan ke luar negeri.

“Pesanan di Jawa tentu paling banyak ke daerah Jabodetabek (Jakarta, Jawa Barat dan Banten) lalu Bandung tapi pernah juga mengirim ke luar negeri, seperti Singapura, Malaysia, Brunei, dan pernah membawanya ke Arab Saudi, Mekkah juga Madinah dan negara luar lainnya oleh pembeli wisatawan yang datang ke Palembang,”ujarnya. 

Load More