Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 30 Mei 2024 | 16:35 WIB
Forum Energi Sumsel membahas peluang dan tantangan Energi Baru Terbarukan [dok]

SuaraSumsel.id - Pemanfaatan energi terbarukan menjadi jalan untuk menurunkan emisi dari sektor energi. Langkah ini akan mencegah kenaikan suhu bumi sehingga dapat mengurangi dampak krisis iklim di masa depan.

Namun, penggunaan energi fosil masih mendominasi di Indonesia. Sehingga memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang untuk memastikan proses peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan atau transisi energi berjalan lancar dan adil.

Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai tren transisi energi di berbagai belahan dunia akan memicu penurunan permintaan terhadap batubara Indonesia. Manajer Program Akses Energi Berkelanjutan, IESR, Marlistya Citraningrum menjelaskan transformasi menuju sistem energi dan ekonomi berkelanjutan memerlukan inovasi kebijakan yang berlandas pada kajian ilmiah berbasis data.

"Keberadaan IESR di Sumatera Selatan adalah untuk bekerja secara strategis dengan beragam pemangku kepentingan, melakukan pendampingan teknis dan pengembangan kapasitas, serta membangun jaringan dengan pemerintah maupun non-pemerintah. Kami juga telah melakukan sejumlah penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dengan akademisi Universitas Sriwijaya untuk mengkaji tantangan dan peluang transformasi ekonomi di Sumsel, serta membangun Jejaring Jurnalis Transisi Energi (JTE) Sumsel bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang dan Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ)," ungkap Marlistya.

Baca Juga: Tawar Target Bauran 50 Persen, Sumsel Inisiatif Bikin Peta Jalan Energi Bersih

Marlistya juga menekankan jika proses transisi energi harus pula dilakukan secara berkeadilan.

IESR mengedepankan kewajiban moral dalam transisi energi, akan dapat memastikan bahwa setiap individu mendapatkan hak yang sama dalam perubahan ini.

“Ada tiga prinsip mewujudkan prinsip keadilan dalam transisi energi. Yakni, keadilan di tingkat lokal, mempertimbangkan pihak yang terdampak dari transisi energi, lalu keadilan dari perspektif kewenangan, tentang membangun partisipasi pengambil kebijakan di tingkat yang berbeda sehingga tercipta sinergi dan perencanaan transisi energi yang kontekstual serta keadilan dalam jangka panjang yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan mengantisipasi dampak perubahan struktur perekonomian pada masyarakat,” ujar Marlistya menjelaskan.

IESR mendorong pemerintah Sumatera Selatan untuk mempersiapkan transisi energi berkeadilan melalui transisi energi dan transformasi ekonomi.

Hal ini akan berdampak pada perekonomian daerah yang pendapatannya berasal dari batubara, salah satunya Sumatera Selatan.

Baca Juga: Universitas Sumatera Selatan Teken MoU Bersama Suara.com di Sumatera Media Summit 2024

Upaya ini dilakukan untuk mencegah penurunan pendapatan daerah seiring terjadinya pengurangan permintaan batubara di berbagai belahan dunia.

Load More