”Perubahan iklim memang sangat dirasakan oleh petani nanas di Prabumulih,” timpal S. Antoni, Petani Inovatif Prabumulih penggerak agrowisata nanas. ”Ketika kemarau panjang, produksi nanas baik dalam jumlah, ukuran, maupun bobot mengalami penurunan signifikan. Otomatis pendapatan petani juga turun.”
Menurut Antoni, selain perubahan tatacara budidaya, banyak hal yang masih perlu dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani nanas. Dukungan akses pasar, dukungan infrastruktur penunjang, juga perlu inovasi pada produk turunan, bahkan produk turunan berbahan limbah nanas.
”Kami pikir, bukan tidak mungkin nanti kulit nanas yang saat ini jadi limbah dari pembuatan kripik di sini, diolah lagi. Bisa untuk budidaya maggot dan jadi pakan ikan atau ayam. Bisa juga sekalian memanfaatkan limbah produksi serat daun nanas dijadikan pakan sapi atau kambing.”
Small is Beautiful
Baca Juga: 2 Anggota Bawaslu OKU Dipolisikan Karena Terima Rp1,34 Miliar, Janjikan Caleg PAN Lolos DPRD
Selain limbah hasil pertanian nanas, permasalahan sampah domestik dari warga Kelurahan Harang Jaya turut disorot dalam pertemuan mitra binaan CSR Perta-Samtan. Menurut Lurah Karang Jaya, Helton Armada, pihak kelurahan secara rutin telah melakukan gotong-royong pembersihan sampah yang timbul di tepi jalan umum. Meski telah dilakukan sosialisasi, edukasi, bahkan teguran, pembuangan sampah liar oleh sebagian warganya tetap terjadi.
Helton menyadari bahwa aksi gotong-royong pembersihan sampah saja, tidak cukup untuk menyelesaikan masalah sampah di wilayah kelurahan yang ia pimpin. Di sisi lain, warganya memang kesulitan membuang sampah karena tidak ada fasilitas TPS serta wilayahnya berada di pinggiran kota dan tidak dilewati armada pengangkutan sampah milik pemerintah Kota.
Syamsul Asinar Radjam, agroekolog dan pendiri Komunitas PrabumaGGot Indonesia berpendapat, “belajar dari praktik-praktik baik yang berhasil dilakukan oleh komunitas-komunitas pengolah sampah di Kota Prabumulih, harus ada semacam Unit Pengolahan Sampah Terpadu di tingkat komunitas.”
Usaha-usaha mengentaskan masalah sampah berbasis komunitas ini dimulai dari skala kecil.
“Small is beautiful. Kecil itu indah. Yang terpenting keberlanjutan dalam jangka panjang. Nanti lama-lama akan membesar. Dengan syarat ada keterlibatan dari banyak pemangku kepentingan. Baik pemerintah, perusahaan, kalangan profesional, dan lainnya.” ujarnya.
Baca Juga: Listrik Padam Saat Rekapitulasi Pileg, Suara Partai di Sukarame Mendadak Naik 27 Ribu?
“Pilihan aksinya juga disesuaikan dengan potensi sumber daya lokal yang tersedia di tingkat lokal. Pilihan teknologinya juga yang sepraktis mungkin, semurah mungkin, tetapi efektif dalam mengubah masalah menjadi peluang. Tentu saja seberapa tebal modal sosial juga menjadi bahan pertimbangan,”
Berita Terkait
-
Kasus Bikin Konten Rendang Hilang, Polisi Periksa Pelapor Willie Salim
-
Gubernur Herman Deru Buka Rakor Forkopimda Se-Sumsel
-
Gercep Antisipasi Arus Mudik Lebaran, Herman Deru Cek Jalur Tol Alternatif Palembang-Betung
-
Jejak Pendidikan Umi Hartati: Sarjana Ekonomi hingga Ketua Komisi yang Ditahan KPK
-
Dijerat OTT KPK, Ini Daftar Kekayaan Miliaran Umi Hartati yang Jadi Sorotan
Terpopuler
- Pamer Hampers Lebaran dari Letkol Teddy, Irfan Hakim Banjir Kritikan: Tolong Jaga Hati Rakyat
- Kekayaan Menakjubkan Lucky Hakim, Bupati Indramayu yang Kena Sentil Dedi Mulyadi
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
- Jualan Sepi usai Mualaf, Ruben Onsu Disarankan Minta Tolong ke Sarwendah
- Bak Trio Ridho-Idzes-Hubner, Timnas Indonesia U-17 Punya 3 Bek Solid
Pilihan
-
Harga Emas Antam Berbalik Lompat Tinggi Rp23.000 Hari Ini, Jadi Rp1.777.000/Gram
-
Wall Street Keok, IHSG Diprediksi Melemah Imbas Perang Dagang Trump vs Xi Jinping
-
Megawati dan Prabowo Subianto Akhirnya Bertemu, Begini Respon Jokowi
-
PM Malaysia Anwar Ibrahim Tegaskan ASEAN Solid dan Bersatu
-
Emas dan Bitcoin Banyak Diborong Imbas Ketegangan Perang Dagang AS vs China
Terkini
-
Profil Dedi Sipriyanto: Anggota DPRD Palembang Terlibat Korupsi Dana PMI
-
Lulusan Fakultas Hukum, Fitrianti Agustinda Terseret Korupsi Dana PMI Palembang
-
Eks Wawako Palembang Ditahan Korupsi PMI, Kekayaannya Rp8,3 Miliar Lebih
-
Profil Fitrianti Agustinda di Balik Kasus Korupsi Dana Hibah PMI Palembang
-
Jejak Kasus Korupsi Dana PMI Palembang: Eks Wawako dan Suami Jadi Tersangka