SuaraSumsel.id - PT Perta-Samtan Gas mendukung ekonomi sirkular di Kota Prabumulih Sumatera Selatan. Dukungan tersebut diberikan melalui bank sampah, budidaya maggot, maupun pertanian organik berbasis pengelolaan limbah hasil pertanian.
Komitmen ini disampaikan oleh Harry Maradona selaku External Relation Officer PT Perta-Samtan Gas dalam temu mitra binaan CSR di Kebun Agrowisata Nanas Kota Prabumulih.
Program CSR perusahaan migas ini fokus pada pemberdayaan ekonomi dan pemulihan lingkungan. Beberapa program yang telah dilakukan berhasil mengantarkan wilayah binaan mendapat penghargaan tingkat nasional. Di antaranya penghargaan Kampung Iklim (Proklim) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia untuk Desa Pangkul dan Kelurahan Gunung Ibul Barat.
”Sejak 2019, program CSR kita sudah mengarah ke pemberdayaan ekonomi melalui pengelolaan sampah. Di Desa Pangkul, kita membina anak-anak muda untuk membangun bank sampah dan kegiatan pengomposan bahan organik untuk mendukung pertanian sayur. Sebagaimana diketahui, Pangkul merupakan sayuran utama di Prabumulih. Di Kelurahan Gunung Ibul, kita mendukung penggiat budidaya maggot BSF dan cacing tanah untuk mengatasi sampah di pemukiman,” ujar Harry menjelaskan.
Memasuki tahun 2024 ini, menurut Harry, perusahaan berencana memperluas wilayah binaan sekaligus menambah jumlah penerima manfaat program CSR. Terutama, wilayah kelurahan Karang Jaya yang memiliki potensi agrowisata nanas untuk menggerakkan ekonomi sirkular dengan pengolahan limbah hasil perkebunan buah ikonik Prabumulih ini.
”Sebagai contoh, limbah kulit nanas bisa diolah jadi pakan larva atau maggot BSF yang nantinya menghasilkan pakan ternak maupun kompos untuk mendukung pertanian nanas organik”, ucapnya saat melakukan kunjungan pada 4 Maret lalu.
Adaptasi Perubahan Iklim
Kasi Kajian Dampak Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Prabumulih Yayuk Suhartati menyambut baik rencana kegiatan CSR perusahaan migas ini.
Terutama terkait pengelolaan sampah yang menjadi problem serius untuk diatasi. Yayuk menyarankan agar kegiatan CSR PT Perta-Samtan Gas juga diarahkan pada aksi-aksi adaptasi maupun mitigasi perubahan iklim di tingkat tapak.
Baca Juga: 2 Anggota Bawaslu OKU Dipolisikan Karena Terima Rp1,34 Miliar, Janjikan Caleg PAN Lolos DPRD
Di antarnya, pengolahan sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycling), pemanfaatan pekarangan untuk ketahanan pangan, konservasi tanah dan air, hingga pertanian organik. ”Dengan demikian, daya lenting masyarakat terhadap perubahan iklim dapat diperkuat. Apalagi bagi masyarakat petani nanas yang pasti akan terpengaruh langsung akibat iklim yang berubah,” terang Yayuk.
”Perubahan iklim memang sangat dirasakan oleh petani nanas di Prabumulih,” timpal S. Antoni, Petani Inovatif Prabumulih penggerak agrowisata nanas. ”Ketika kemarau panjang, produksi nanas baik dalam jumlah, ukuran, maupun bobot mengalami penurunan signifikan. Otomatis pendapatan petani juga turun.”
Menurut Antoni, selain perubahan tatacara budidaya, banyak hal yang masih perlu dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani nanas. Dukungan akses pasar, dukungan infrastruktur penunjang, juga perlu inovasi pada produk turunan, bahkan produk turunan berbahan limbah nanas.
”Kami pikir, bukan tidak mungkin nanti kulit nanas yang saat ini jadi limbah dari pembuatan kripik di sini, diolah lagi. Bisa untuk budidaya maggot dan jadi pakan ikan atau ayam. Bisa juga sekalian memanfaatkan limbah produksi serat daun nanas dijadikan pakan sapi atau kambing.”
Small is Beautiful
Selain limbah hasil pertanian nanas, permasalahan sampah domestik dari warga Kelurahan Harang Jaya turut disorot dalam pertemuan mitra binaan CSR Perta-Samtan. Menurut Lurah Karang Jaya, Helton Armada, pihak kelurahan secara rutin telah melakukan gotong-royong pembersihan sampah yang timbul di tepi jalan umum. Meski telah dilakukan sosialisasi, edukasi, bahkan teguran, pembuangan sampah liar oleh sebagian warganya tetap terjadi.
Berita Terkait
-
Bikin Geger! Dugaan Skandal Panas Camat Pemulutan Dengan ASN Terekam CCTV
-
Harga Beras di Singapura Lebih Murah, Mendagri Tito Bongkar Rahasianya
-
2 Anggota Bawaslu OKU Dipolisikan Karena Terima Rp1,34 Miliar, Janjikan Caleg PAN Lolos DPRD
-
Listrik Padam Saat Rekapitulasi Pileg, Suara Partai di Sukarame Mendadak Naik 27 Ribu?
-
Angin Puting Beliung Melanda Prabumulih, Puluhan Rumah Rusak Berat
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
Siap Taklukan Super League, Ini Daftar Lengkap Pemain Bhayangkara Presisi Lampung FC
-
Demi Juara, Pemain Timnas Indonesia U-23 Diminta Pakai Cara 'Keras' Lawan Vietnam
-
Harga Emas Antam Makin Merosot, Hari Ini Jadi Rp 1.906.000 per Gram
-
Mengenal Faskho Sengox, 'Mbah Buyut' Sound Horeg yang Melegenda Jauh Sebelum Edi Sound Viral
-
Ingin Tahu Profesi Masa Depan Anak? Temukan Potensi Unik Mereka dengan Teori Multiple Intelligences!
Terkini
-
Jadwal Lengkap Pemadaman Listrik Palembang Pekan Ini, Cek Wilayahmu Kena
-
Tragedi Bus Jemaah Umrah Terguling di Muba: 4 Tewas, 10 Luka, Ini Kronologi Lengkapnya
-
Hadirkan Pelatihan Ekspor 2025, Dukungan Nyata BRI pada Pelaku UMKM
-
Bukan Sekadar Gaya, Ini 5 Alasan Krusial Wajib Punya Sepatu Lari yang Nyaman
-
Bahaya Popok Berkandungan Parfum dan Tips Memilih Produk Ramah Kulit Bayi