SuaraSumsel.id - Sumatera Selatan atau Sumsel membutuhkan masukan pendapatan selain sektor tambang dan perkebunan yang dikembangkan saat ini. Salah satu pundi pendapatan nan bisa dioptimalkan ialah sektor pariwisata.
Mengingat Sumsel pun memiliki kekuatan kearifan lokal akan sektor pariwisata. Tema ini disampaikan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, Ricky Gozali saat menghadiri capasity building jurnalis yang digelar di Bandung, Jawa Barat.
Dikatakannya, Sumsel membutuhkan peningkatkan upaya-upaya lain agar menjadi sumber pemasukan daerah.
"Ada tiga hal yang diperlukan Sumsel saat ini ke depannya, guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang diharapkan terus maju, yakni hilirasiasi, UMKM dan sektor pariwisata," ujarnya.
Baca Juga: Perahu Terbalik di Sungai Sugihan, Ayah Hilang, Ibu Meninggal, Bocah 5 Tahun Selamat
Sumsel kekinian mengandalkan sumber pendapatan dari industri pengelolaan, termasuk juga perkebunan, yang ada sawit dan lainnya.
Berdasarkan andil dalam pertumbuhan ekonomi lapangan usaha, sektor pertambangan dan penggalian menyumbangkan 1,18 persen, lalu sektor Industri pengelolaan 0,93 persen dan baru perdagangan 0,93 persen.
Sektor kekinian, dari tambang seperti halnya batu bara dan migas pun sangat tergantung pada kondisi global yang kemudian membuat Sumsel hendaknya bersiap dengan sektor pemasukan ekonomi lainnya.
"Alasan ini menjadikan UMKM dan wisata, akan bisa sebagai penyokong ekonomi baru," ujar Ricky menjelaskan.
Sumsel pun memiliki jumlah UMKM yang besar. Sektor yang meski tidak melibatkan modal besar, namun sebaran dan kekuatannya cukup mampu menopang ekonomi daerah.
Baca Juga: Terapkan Sistem Antrean, Berikut Cara Dapatkan Tiket Kereta Untuk Mudik Lebaran
UMKM dalam berbagai krisis seperti halnya saat pandemi Covid 19 mampu bertahan saat lini bisnis usaha kapital bergejolak atas situasi global.
Sementara Sumsel dengan berbagai kekuatan wisata, pun akan mampu memnberikan sumber ekonomi baru lainnya.
Sumsel terutama Palembang dikenal memiliki kekuatan kuliner seperti halnya pempek, pindang, yang tidak hanya olahan ikan, namun juga kuliner-kuliner khas sehingga munculnya kampung-kampung kuliner di sejumlah daerah.
Selain itu, Sumsel juga punya kekuatan dari sektor alam seperti halnya Sungai Musi, dan keberagaman budaya masyarakat, baik Melayu, Islam dan Tionghoa.
"Sumsel ini teramat kaya budaya, kuliner, semuanya itu modal wisata yang akan terus bisa dikembangkan," ucapnya menjelaskan.
Perwujudan pariwisata diakui membutuhkan dukungan banyak pihak baik pemerintah, unsur ekonomi lainnya, masyarakat dan jurnalis.
"Karena itu dalam kesempatan ini kita mengunjungi objek wisata Floating Market dan kesenian Bang Udje yang memperlihatkan bagaimana wisata dikemas dengan apik dari segala unsur. Ada yang mengoptimalkan budaya dan kesenian angklung, ada yang mengoptimalkan UMKM setempat agar menjadi kawasan wisata," ucapnya.
Ekonomi Sumsel 2024
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan M. Latif dalam paparannya mengungkapkan apa yang menjadi pendorong ekonomi Sumsel saat ini.
Terdapat enam faktor pendorong ekonomi Sumsel saat ini yakni penyelesaian pembangunan PSN jelang berakhirnya masa kepemimpinan Presiden Jokowi, terutama proyek bendungan dan irigasi, Pemilu, Optimalisasi lahan tabama dan penangkaran benih berkualitas, cuaca yang relatif lebih terkendali, proyek pengembangan angkutan batubara Tanjung Enim - Kramasan oleh PTBA serta pembangunan pabrik tissue di OKI.
Sedangkan prediksi penahan ekonomi Sumsel pada tahun 2024, yakni peningkatan tensi geopolitik berdampak pada volatilitas harga dan nilai tukar, krisis real estate di Tiongkok, oversupply minyak global, Penurunan target produksi batu bara tahun 2024 dari realisasi 2023, ekspansi EBT oleh industri mendukung Net Zero Emission (NZE) serta adanya resiko Pemilu.
Jika dibandingkan pada triwulan IV 2023 tercatat perekonomian Sumsel tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy) yang sebenarnya melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 5,08% (yoy).
Meski demikian Sumsel mencatat sebagai wilayah dengan pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Sumatera yang sebesar 4,59% (yoy).
"Sumsel tercatat rendah dibandingkan Nasional yang sebesar 5,04% (yoy). Secara tahunan, kinerja ekonomi Sumatera Selatan tumbuh sebesar 5,08% (yoy), melambat dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,23% (yoy)," ujarnya.
Karena itu, Sumsel membutuhkan sektor penyokong ekonomi lainnya, seperti halnya pariwisata.
Floating Market dan Saung Angklung Udjo Bisa Dicontoh
Tidak ada salahnya jika mencontoh, meniru atau malah memodifikasi dnegan lebih kreatif objek wisata yang sudah terkenal dan maju pada objek wisata di wilayah lainnya.
Sumsel pun bisa mengembangkan kelas wisata seperti halnya floating market dan kesenian Bang Udjo seperti di Bandung.
Floating Market yang seperti namanya merupakan pasar apung yang berada di Jalan Grand Hotel Nomor 33 E, Lembang Kabupaten Bandung Barat.
Seperti halnya, pasar apung di Banjarmasin, Pasar apung ini bisa berbelanja kuliner, makanan sayuran atau lainnya yang khas dan identik di sejumlah wahannya.
Perry Tristianto mengungkapkan bagaimana Sumsel sendiri bisa mengembangkan wisata yang dimiliki dengan kekuatan kearifan lokal yang sudah dimiliki.
Apalagi Sumsel pun memiliki banyak UMKM kuliner yang sudah dikenal dan menjadi ciri khasnya.
"Misalnya ada pempek, pindang, ada olahan ikan-ikan, tinggal bagaimana mengkreatifkan UMKM nya agar menjadi komoditas yang laku. Tidak serta membuat produk, namun juga mengenalkan, membuatnya laku dan dikenal luas atau pasar, itu butuh kreatifitas," ucapnya dalam sesi diskusi bersama jurnalis - jurnalis asal Sumsel ini.
Sementara di Saung Angklung Udjo menampilkan kesenian lokal yang menjadi panggung bagi seniman sekaligus wisata kuliner nan juga mempromosikan makanan khas.
Berita Terkait
-
"Gali Lubang Tutup Lubang", Cara Sri Mulyani Bayar Utang Jatuh Tempo Rp800 T di 2025
-
Kisah Tragis Novi, Ibu Dua Anak Sering Diganggu Tetangga Genit Malah Dipenjara
-
Bank Indonesia Dorong Literasi Ekonomi untuk Jakarta Global
-
Investor Asing Bawa Kabur Uangnya Rp10,23 Triliun dari RI pada Pekan Ini
-
Investor Asing Lepas Triliunan Aset SBN & Saham, Apa Pemicunya?
Terpopuler
- Vanessa Nabila Bantah Jadi Simpanan Cagub Ahmad Luthfi, tapi Dipinjami Mobil Mewah, Warganet: Sebodoh Itu Kah Rakyat?
- Reaksi Tajam Lex Wu usai Ivan Sugianto Nangis Minta Maaf Gegara Paksa Siswa SMA Menggonggong
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- TikToker Intan Srinita Minta Maaf Usai Sebut Roy Suryo Pemilik Fufufafa, Netizen: Tetap Proses Hukum!
- Adu Pendidikan Zeda Salim dan Irish Bella, Siap Gantikan Irish Jadi Istri Ammar Zoni?
Pilihan
-
Kenapa Erick Thohir Tunjuk Bos Lion Air jadi Dirut Garuda Indonesia?
-
Sah! BYD Kini Jadi Mobil Listrik Paling Laku di Indonesia, Kalahkan Wuling
-
Penyerangan Brutal di Muara Komam: Dua Korban Dibacok, Satu Tewas di Tempat
-
Kata Irfan Setiaputra Usai Dicopot Erick Thohir dari Dirut Garuda Indonesia
-
5 Rekomendasi HP Rp 6 Jutaan Spek Gahar, Terbaik November 2024
Terkini
-
Rayakan HUT Emas ke - 50, Semen Baturaja Sinergi Membangun Keberlanjutan
-
Demi Harga Diri, Novi Dipenjara: Kisah Ibu 2 Anak Berjuang dari Tetangga Genit
-
Membanggakan, Maylafazza Alkayla Giffary Raih Putri Anak Indonesia Pariwisata 2024
-
Dari Kaki Bukit Barisan, Kolaborasi Energi Senyawa Panas Menerangi Sumatera
-
BRI Catatkan Portofolio Pembiayaan Berkelanjutan Senilai Rp764,8 Triliun