SuaraSumsel.id - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel) terus meningkat sejak pertengahan tahun ini. Berdasarkan analisis munculnya titik api (hotspot) disebutkan jika lokasi hotspot lebih dominan berada di lahan yang terbebani izin konsensi perusahaan.
Analisis ciitra satelit yang dilakukan diketahui lahan-lahan yang terbakar cukup dominan berasal dari lahan gambut. Selain terbebani dengan izin konsensi ternyata lahan tersebut ialah lahan mengandung gambut atau kawasan mineral bergambut.
"Peristiwa kebakaran ialah peristiwa berulang setiap tahunnya. Ditemukan juga kebakaran lahan yang sama. Dengan kata lain, lahan tersebut terus terbakar pada setiap kemaraunya," ujar Direktur Utama Hutan Kita Instutute (HaKI) di Palembang, Deddy Permana.
Analisis sejak pertengahan tahun ini, diketahui jika kabupaten sebagai penyumbang hotspot terbanyak, yakni Ogan Komering Ilir (OKI), Ogan Ilir (OI), serta Musi Banyuasin.
Baca Juga: Berpamitan di Hari Terakhir Masa Jabatan, Herman Deru Bahas Sosok PJ Gubernur Sumsel
Sejak Juni kabupaten OKI menyumbang 11 hotspot dengan 9 berada di kawasan gambut. Selain OKI, titik api juga berada di Musi Banyuasin sebanyak 22 hotspot dengan 20 hotspot tidak berasal dari lahan gambut.
Pada bulan tersebut, hotspot terbanyak berada di lahan konsensi deengan status Hutan Tanaman Industri (HTI), yakni milik BMH, SBA, BAP dan BPP serta RHM di Muba. Lahan dengan konsensi sawit yakni perusahaan SS di OKI dan PU di Muba.
Pada bulan Juli, hotspots kembali terbanyak berada di OKI, mencapai 17 dengan 11 titik api berasal dari bukan lahan gambut.
Lahan-lahan terbakar diantaranya terbeban konsensi seperti perusahaan BMH dan BAP di OKI yang merupakan lahan konsensi HTI.
Konsesi HTI selain di OKI yang juga penyumbang titik api berada di konsensi MHP, dan BAP. Di lahan konsensi sawit pada bulan yang sama terjadi pada perusahaan LPI dan CT.
Baca Juga: Profil Agus Fatoni yang Disebut Bakal Jadi PJ Gubernur Sumsel: Mantan PJs Gubernur Sulut
Pada bulan Agustus, OKI kembali menyumbang hotspot terbanyak mencapai 67 lokasi dengan 31 merupakan berada di lahan gambut. Setelah kabupaten OKI, baru disusul kabupaten Ogan Ilir dan Lahat.
Berita Terkait
-
Kasus Bikin Konten Rendang Hilang, Polisi Periksa Pelapor Willie Salim
-
Gubernur Herman Deru Buka Rakor Forkopimda Se-Sumsel
-
Gercep Antisipasi Arus Mudik Lebaran, Herman Deru Cek Jalur Tol Alternatif Palembang-Betung
-
Jejak Pendidikan Umi Hartati: Sarjana Ekonomi hingga Ketua Komisi yang Ditahan KPK
-
Dijerat OTT KPK, Ini Daftar Kekayaan Miliaran Umi Hartati yang Jadi Sorotan
Tag
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
Terkini
-
Debat Paslon PSU Pilkada Empat Lawang Dipindah ke Palembang, Ada Apa?
-
Viral Bupati Pali Emosi Saat Sholat Id: Air PAM Mati, Rumah Pribadi Terdampak
-
7 Alasan Lebaran di Palembang Selalu Spesial dan Penuh Keunikan
-
Drama Rendang Willie Salim Memanas: Desak Ratu Dewa Minta Maaf ke Warga
-
Dua Sultan Palembang Berbeda Sikap soal Adat Tepung Tawar untuk Willie Salim