Salah satu bahan lokal yang banyak digunakan adalah minyak kelapa yang diproduksi oleh Kulaku. Sebuah perusahaan yang digerakkan anak-anak muda Sumatera Selatan yang fokus dalam produksi dan distribusi produk olahan kelapa dan turunannya.
“Kulaku sangat senang bekerjasama dalam kegiatan ini. Selama ini kita banyak bekerjasama di sektor hulu, terutama dengan ratusan petani kelapa di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Nah, sekarang mulai banyak membangun kolaborasi di sektor hilir seperti dengan Tanisani Projekt ini,” Kata Mustopa Patapa, CEO Kulaku.
Praktik, Sains, dan Gerakan Ekologis
Apa yang dirintis Tanisani dan Kulaku mendapat respon positif dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Selatan dan Institut Agroekologi Indonesia (INAgri).
Baca Juga: Akhir Pekan: Sumsel Berawan di Sejumlah Wilayah Ini
“Ini merupakan pendekatan kreatif dalam membangun kesadaran ekologis yang wajib didukung oleh Walhi,” Kata Yuliusman S.H, Direktur eksekutif Walhi Sumsel diwawancarai pada kesempatan terpisah.
Ia juga mengaku bahwa rintisan semacam ini diperlukan, apalagi Tanisani dan Kulaku mempertemukan kesadaran ekologis dari hulu ke hilir, dari petani di perdesaan hingga ke konsumen di kawasan urban.
Syamsul Asinar Radjam, penggiat agroekologi menambahkan INAgri sangat mendukung inisiatif-inisiatif maupun praktik ekologis semacam ini. Inisiatif semacam ini bukan sekadar mengurangi potensi ampas kopi menjadi sampah dan mengubahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kesehatan maupun potensi ekonomi namun lebih kepada sains dan gerakan bersama.
“Pertama, selama ini sains seolah berada jauh dari jangkauan masyarakat umum. Contohnya, sains terkait pembuatan sabun yang didominasi pelaku industri sehingga masyarakat mesti membelinya dan bukan membuat sendiri. Kedua, pemanfaatan bahan-bahan alami yang dikira sudah tidak berguna, bisa menjadi gerakan yang baik bagi pemulihan kualitas lingkungan hidup saat ini,” terangnya.
“Kita perlu bersama-sama berusaha menjawab kebutuhan bahkan masalah sehari-hari dengan pengetahuan sehari-hari yang bisa saja pengetahuan itu sederhana. Tidak pakai rumit,” sambung Syamsul.
Baca Juga: Kepergok Mandi di WC SPBU, Tiga Anak Gadis di OKU Sumsel Disekap
Bagi Kulaku dan Tanisani Projekt, berangkat dari kegiatan ini mereka telah memiliki rencana berkolaborasi dalam mengembangkan produk-produk ramah lingkungan dari kebun petani di tingkat hulu hingga ke hilirisasi produk, baik dalam bentuk pelatihan, workshop, bahkan kegiatan-kegiatan pemberdayaan yang dapat menciptakan ekonomi sirkular di masyarakat.
Berita Terkait
-
Sarat Pesan Moral, Bupati Panca Minta Rhoma Irama Nyanyikan Lagu Adu Domba di HUT Ogan Ilir
-
Asyik Main di Lapangan, Pelajar MTS Palembang Tewas Tertembak Peluru Nyasar
-
Pilunya Pelajar MTS di Palembang Tertembak Peluru Nyasar, Tembus ke Otak
-
Proyek Sampah Diubah Jadi Listrik PLN di Palembang Masih Tunggu Amdal
-
Warga Sakit Terlantar Karena UGD Puskesmas Gelumbang Digembok, Tak Ada Petugas
Terpopuler
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
Pilihan
Terkini
-
5 Desain Rumah Minimalis dengan Rooftop yang Stylish dan Fungsional
-
5 Rekomendasi Desain Taman Depan Rumah Subsidi yang Estetis dan Hemat
-
STOP KREDIT! Ini Cara Beli Mobil Pertama Tanpa Riba dan Utang
-
Daftar 10 Link DANA Kaget Terbaru 4 Juli 2025, Cari Cuan Tetap Waspada Penipuan Saldo Digital!
-
Hemat Jutaan! Ini Dia Trik Jitu Bangun Rumah Tipe 36 dari Nol Tanpa Ngutang!