Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 16 November 2022 | 07:24 WIB
Jembatan Ampera Palembang. 7 Fakta jembatan Ampera Palembang yang direvitalisasi. [Fitria/Suara.com]

SuaraSumsel.id - Revitalisasi jembatan Ampera di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) tengah berlangsung. Pada konsep ini, jembatan yang sempat bernama jembatan Soekarno itu bakal direvitalisasi dengan konsep resto dari ketinggian. 

Berikut sejumlah fakta jembatan Ampera yang direvitalisasi, namun seharusnya sudah ditetapkan sebagai cagar budaya.

Mengunjungi kota Palembang tidak lengkap tanpa berkunjung ke kawasan jembatan Ampera yang menyatu dengan kawasan Benteng Kuto Besak (BKB). Jembatan Ampera telah berpuluh-puluh tahun menjadi icon sejarah kota Palembang.

  1. Jembatan dana rampasan perang Jepang

Jembatan Ampera Palembang ini merupakan saksi sejarah bagaimana Indonesia mulai membangun. Setelah Jepang dinyatakan kalah dan harus mengalah pada sekutu, Pemerintah Indonesia saat itu pun berusaha "membangun" Indonesia, yang salah satunya membangun jembatan iconik.

Baca Juga: Dewan Pengupahan Sumsel Rekomendasi UMP 2023 Naik Rp 27 Ribu, Buruh Menolak

Jembatan ini menghubungkan kota Palembang seberang ulu dan ilir. Tak hanya itu saja, ahli-ahli konstruksi Jepang juga ikut berjasa dalam proyek pembangunan.

Ide muncul jembatan ini sebenarnya juga sudah sejak lama, bagaimana menghubungkan wilayah ulu dan ilir Palembang. 

Para tokoh di Palembang meminta Soekarno agar menyempurnakan niatan pembangunan jembatan tersebut.

2.Bernama Jembatan Bung Karno

Mulanya setelah jembatan ini selesai dibangun, bernama jembatan Soekarno. Proklamator Indonesia ini berperan menjadikan Palembang sebagai icon Indonesia, yakni persatuan dan kesatuan.

Baca Juga: Tambang Batu Bara Ilegal di Lahat Sumsel Ditertibkan, Modus Operasinya Begini

Karena itu sempat bernama jembatan bung Karno. Namun karena situasi politik 1965, jembatan tersebut bernama Amanat Penderitaan Rakyat yakni Ampera.

3. Sempat Jadi Jembatan Termegah di Asia Tenggara

Panjang jembatan Ampera mencapai 1.177 meter dengan lebar 22 meter serta tinggi 63 meter. Menaranya punya rentang 75 meter. Diprekirakan memiliki berat 944 ton. Jembatan ini pernah menjadi jembatan termegah di Asia Tenggara.

4. Jembatan modern, bagian tengah bisa naik dan turun

Jembatan Ampera ini tergolong paling modern, karena bagian tengahnya bisa naik dan turun. Teknologi ini guna memudahkan kapal-kapal yang melinntas di Jembatan tersebut melintas.

Mengingat karena Sungai Musi menjadi perlintasan dagang di Palembang, Sumsel. Sampai kekinian, Sungai Musi masih kerap dijadikan arus transportasi antar daerah.

Load More