Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 08 Juli 2022 | 18:23 WIB
Harga cabai di Palembang capai Rp120.000 Per Kilogram [Pixabay]

SuaraSumsel.id - Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional Palembang, Sumatera Selatan bertahan di harga Rp120.000 per kilogram, Jumat, atau dua hari menjelang Idul Adha.

Ida, pedagang di Pasar Perumnas Palembang mengatakan kenaikan harga cabai ini sudah dirasakan dalam dua pekan terakhir. Lantaran tingginya harga cabai itu, sebagian pembeli mengurangi kebutuhannya.

“Hari ini sudah Rp120.000 per kilogram,” kata dia.

Dewi, pedagang lain di Pasar Lemabang Palembang mengatakan dirinya hanya menjual sekitar 20 kilogram cabai merah, atau menurun hingga 50 persen dibandingkan sebelumnya.

Baca Juga: Waspada! Sumsel Hadapi Musim Kemarau, Curah Hujan Berlahan Menurun

“Warga sepertinya berhemat, mengurangi pembelian cabai,” kata dia.

Melansir ANTARA, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan selaku ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk merespons kenaikan harga cabai.

Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan R. Erwin Soeriadimadja mengatakan kenaikan harga cabai yang dipengaruhi oleh cuaca ini perlu disikapi secara cepat dengan menambah pasokan dan memperlancar distribusi.

Kondisi ini lantaran tingginya kebutuhan Sumsel terhadap bahan pokok tersebut yang tak didukung dengan produksi dari petani setempat.

Adanya cuaca tak menentu di masa pancaroba membuat sentra perkebunan cabai di Sumsel mengalami gagal panen sehingga mengerek harga.

Baca Juga: Cuaca Sumsel Jumat, 8 Juli 2022: Palembang Berawan

“Bukan hanya cabai, kita juga mengantisipasi bahan pangan lain seperti bawang yang selama ini disuplai dari Brebes menghadapi Idul Adha ini,” kata dia.

Sejauh ini BI sebagai ketua TPID sudah berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumsel untuk mengantisipasi kondisi tersebut demi menjaga kestabilan harga.

Secara keseluruhan terdata bahwa inflasi Sumsel masih terkendali di kisaran 4,0 persen, sementara target nasional 3,5 persen plus minus satu persen. Ia menambahkan saat ini sulit ditemukan daerah di Tanah Air yang benar-benar mandiri.

Oleh karena itu adanya program Sumsel Mandiri Pangan yang dicanangkan Pemprov Sumsel mendapat dukungan Bank Indonesia bahkan program itu layak diadopsi menjadi Sumatera Mandiri Pangan.

“Selain itu, kami sedang memasifkan digitalisasi farming, yang terbukti efektif mencegah kegagalan panen. Pilot project sudah dilakukan di Ogan Ilir,” kata dia.

Load More