SuaraSumsel.id - Harga cabai merah di sejumlah pasar tradisional Palembang, Sumatera Selatan bertahan di harga Rp120.000 per kilogram, Jumat, atau dua hari menjelang Idul Adha.
Ida, pedagang di Pasar Perumnas Palembang mengatakan kenaikan harga cabai ini sudah dirasakan dalam dua pekan terakhir. Lantaran tingginya harga cabai itu, sebagian pembeli mengurangi kebutuhannya.
“Hari ini sudah Rp120.000 per kilogram,” kata dia.
Dewi, pedagang lain di Pasar Lemabang Palembang mengatakan dirinya hanya menjual sekitar 20 kilogram cabai merah, atau menurun hingga 50 persen dibandingkan sebelumnya.
“Warga sepertinya berhemat, mengurangi pembelian cabai,” kata dia.
Melansir ANTARA, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan selaku ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk merespons kenaikan harga cabai.
Kepala Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan R. Erwin Soeriadimadja mengatakan kenaikan harga cabai yang dipengaruhi oleh cuaca ini perlu disikapi secara cepat dengan menambah pasokan dan memperlancar distribusi.
Kondisi ini lantaran tingginya kebutuhan Sumsel terhadap bahan pokok tersebut yang tak didukung dengan produksi dari petani setempat.
Adanya cuaca tak menentu di masa pancaroba membuat sentra perkebunan cabai di Sumsel mengalami gagal panen sehingga mengerek harga.
Baca Juga: Waspada! Sumsel Hadapi Musim Kemarau, Curah Hujan Berlahan Menurun
“Bukan hanya cabai, kita juga mengantisipasi bahan pangan lain seperti bawang yang selama ini disuplai dari Brebes menghadapi Idul Adha ini,” kata dia.
Sejauh ini BI sebagai ketua TPID sudah berkoordinasi dengan Sekretaris Daerah Pemerintah Provinsi Sumsel untuk mengantisipasi kondisi tersebut demi menjaga kestabilan harga.
Secara keseluruhan terdata bahwa inflasi Sumsel masih terkendali di kisaran 4,0 persen, sementara target nasional 3,5 persen plus minus satu persen. Ia menambahkan saat ini sulit ditemukan daerah di Tanah Air yang benar-benar mandiri.
Oleh karena itu adanya program Sumsel Mandiri Pangan yang dicanangkan Pemprov Sumsel mendapat dukungan Bank Indonesia bahkan program itu layak diadopsi menjadi Sumatera Mandiri Pangan.
“Selain itu, kami sedang memasifkan digitalisasi farming, yang terbukti efektif mencegah kegagalan panen. Pilot project sudah dilakukan di Ogan Ilir,” kata dia.
Berita Terkait
-
Viral Paman Siksa Bocah 6 Tahun di Palembang Sampai Meraung, Penyebabnya Hal Sepele Ini
-
Ketagihan Nonton Film Porno, Remaja 17 Tahun di Musi Rawas Nekat Setubuhi Tante
-
Sumut Tutup Fornas VI dengan 23 Medali Emas, Tim E-Sport Kalahkan Juara PON Papua
-
Penyanyi Sikok Bagi Duo Meli Dedi Dites Urine Dan Minta Maaf, Netizen: Lirik Lagunya yang Bermasalah
-
Viral Bocah 4,5 Tahun di Palembang Dipukuli Paman Berkali-Kali Sampai Meraung, Netizen Emosi
Terpopuler
Pilihan
-
Teks Sambutan Malam Tirakatan 17 Agustus Lengkap Disertai Doa Inspiratif
-
BCA Diakusisi Jadi BUMN? Isu BLBI Kembali Mengguncang Keluarga Hartono!
-
Di Bawah Atap Oranye : Jejak Pendidikan TK YRPU dari Zaman Kolonial di Lombok.
-
Dari Tarkam ke Timnas Indonesia U-17: Dimas Adi Anak Guru yang Cetak Gol Ciamik ke Gawang Uzbek
-
Rekomendasi HP Murah Xiaomi dengan RAM Besar dan Chipset Dewa Agustus 2025
Terkini
-
3 Hari Penuh Keseruan! Ini yang Bisa Kamu Temui di Festival Perahu Bidar 2025 Palembang
-
Rumah BUMN BRI Antar UMKM dari Produksi Rumahan ke Pasar Premium Bandara
-
Festival Perahu Bidar 2025 Dimulai, Puluhan Ribu Orang Diprediksi Padati Palembang
-
Keluarga Pasien Paksa Dokter Lepas Masker di ICU, Kasusnya Kini Dikawal IDI Sumsel
-
5 Fakta Viral Dokter RSUD Sekayu Diancam Brutal, Kini Pelaku Diburu Polisi