SuaraSumsel.id - Di tengah desakan melegalkan penggunaan tanaman ganja bagi kebutuhan medis, sejumlah daerah mengenal tanaman ganja guna penggunaan lainnya. Misalnya sejak lama, masyarakat Aceh telah mengenal tanaman nama latin Sativa sebagai campuran sayur atau pangan lokal.
Di Provinsi Sumatera Selatan atau Sumsel belum menemukan keterikatan historis atau sejarah penggunaan ganja sebagai pangan. Meski tanaman ini kini banyak ditemukan ditanam di kawasan perbukitan, seperti Bukit Barisan di Lubuklinggau, Musi Rawas, Empat Lawang hingga Muara Enim.
Yakni wilayah dengan ketinggian tertentu sebagai katagori syarat tumbuh tanaman ini. Pekerja Budaya di Sumsel, Taufik Wijaya juga mendukung pernyataan tersebut. Menurut dia, jika menelisik sejarah dan antropolis masyarakat dan wilayah, tanaman ganja memang tidak populer di masyarakat Sumsel.
"Sepengetahuan saya sampai saat ini, ganja dibawa ke Sumsel. Karena itu belum ditemukan adanya keterkaitan ganja dan histroris di Sumsel ini," ujarnya.
Baca Juga: Tata Niaga Bokar di Sumsel Picu Monopoli, KPPU: Dikendalikan Asosiasi
Dia berpendapat, tanaman ganja itu mulai dibawa masuk hingga tahun 1970 an. "Berarti sebelum (tahun 1970) sudah masuk Sumsel, namun kapan persis masuk dan ditanam, itu belum saya temukan juga catatan sejarahnya. Di tahun 1960-1970 an, kebutuhannya makin meningkat, di saat itu, mungkin yang makin marak ditanam di Sumsel," ujar Taufik Wijaya.
Ia pun menyakini penggunaan tanaman tersebut kemudian lebih banyak dikenal di Sumsel wilayah perkotaan. "Semacam hukum pasar, saat anak muda kala itu mengetahui efek konsumsi (penenang), baru makin banyak ditanam di wilayah ketinggian," kata Taufik.
Di Sumsel sendiri, sambung Taufik, lebih populer mengenal candu. Hal ini lebih kepada pengaruh budaya Tiongkok yang masuk ke wilayah Sumsel terutama pesisir Sungai Musi sebagai jalur perdaagangan atau rempah.
"JIka dengan fungsi sebagai obat, seperti ganja sebagai penenang, mungkin lebih mengenal candu (getah). Perlu juga ditelusuri perdagangan masyarakat Arab yang masuk ke Sumsel, saya juga belum menemukan informasi sejarah ada ganjanya," terang dia.
Sementara jika mengenal ganja sebagai pangan, maka hal tersebut juga tidak ada. Selain candu, kultur masyarakat Sumsel, sebenarnya lebih mengenal "produsen minuman alkohol".
Baca Juga: Sumsel Jadi Proyek Cegah Kebakaran Hutan dan Lahan Berbasis Klaster
Warga Sumsel lebih terbiasa untuk menikmati minuman alkonol dari permentasi. Tradisi permentasi ini pun terlihat dari makanan tradisional Palembang seperti pekasem. "Bisa itu saling hubungnya (tradisi), lebih mengenal permentasi makanan dan minuman," ujarnya.
Berita Terkait
-
Serahkan ke Polisi soal Temuan Ladang Ganja di Bromo, Kemenpar: Itu Destinasi Ramah Lingkungan
-
Kasus Bikin Konten Rendang Hilang, Polisi Periksa Pelapor Willie Salim
-
Andien Berduka Pika Meninggal Dunia, Singgung Perjuangan Ibunya Soal Ganja Medis
-
Geger Ladang Ganja di Bromo, Legislator PDIP Soroti Pengawasan Lemah: Ini Alarm Buat Pemerintah
-
Hingga Napas Terakhir: Perjuangan Pika Tuntut Legalisasi Ganja Medis Untuk Pengobatan
Tag
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
UMKM Palembang Naik Kelas, Kini Produknya Jadi Suvenir Penerbangan Garuda
-
Usai Fitrianti Ditahan, Harnojoyo Diperiksa Kejaksaan: Dugaan Korupsi Apa?
-
Lepas Kemeriahan Lebaran, Emas Digadai Warga Palembang untuk Sekolah Anak
-
Harga Emas Tinggi Dorong Warga Palembang Ramai Gadai untuk Biaya Sekolah
-
Rp10 Juta Sesuku, Harga Emas Perhiasan Palembang Cetak Rekor Usai Lebaran