Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 01 Februari 2022 | 09:10 WIB
Pempek Palembang. Harmonisasi Budaya Tionghoa dan Melayu di Semangkuk Pempek Palembang [Facebook]

Budayawan Palembang, Vebri Al Lintani sempat mengoreksi narasi sejarah pempek yang berkembang.  Menurut ia, pempek yang sudah terdaftar menjadi Warisan Budaya Tak Benda atau WBTB milik kota Palembang sejak, 17 Oktober 2014 bisa dimaknai secara harfiah.

Secara harfiah, pempek adalah makanan berupa campuran tepung dan daging ikan. Masyarakat Palembang juga mengenal makanan berbahan daging dan tepung dengan nama kelesan.

Proses pembuatan kelesan ini menggunakan alat pipih dan berlubang sehingga bentuknya kemudian lebih mirip mi, yang jika direbus dan kemudian dipanggang adalah kerupuk keriting.

Menurut Vebri, pempek secara harfiah telah dimasak dan dikonsumsi oleh masyarakat Palembang, sebelum kemudian diperjualbelikan.

Baca Juga: Temukan 15 Kg Sabu, Anggota BNN Sumsel Sujud Syukur Teriak Allahu Akbar

“Penyebabnya pempek banyak dikreasikan menjadi berbagai jenis ialah tradisi perempuan Palembang yang pintar masak. Di Palembang ada penekanan budaya, agar perempuannya pintar masak, sebagai persiapan menuju ke jenjang pernikahan,” terang Vebri.

Baru pada abad ke 20, disambung Vebri, muncul pedagang etnis Tionghoa yang belakangan diketahui lebih akrab dipanggil Apek. Semacam panggilan pada laki-laki dewasa warga Tionghoa menjadikan pempek sebagai komoditi dagangnya.

“Kejadiannya diperkirakan tahun 1916, nama kelesan ini lambat laun berubah. Masyarakat cenderung mengenal pempek dari nama pedagang ini, yang kemudian akrab didengar kata pempek,” ungkap Vebri.

Pempek udang di OPI Food Carnaval [Welly JT/Suara.com]


Kreasi Pempek Makin Bermunculan

Kekinian, pempek tidak hanya sebagai hidangan sehari-hari, ataupun oleh-oleh dari kota Palembang, Sumatera Selatan dan sekitarnya.

Baca Juga: Produktivitas Sawah di Sumsel Meningkat, Ini Penyebabnya

Pempek telah menjadi identitas budaya Palembang yang menggambarkan harmonisasi akulturasi kehidupan masyarakatnya. Pempek kemudian lahir dalam berbagai varian yang disesuaikan dengan selera pasar. Misalnya pempek yang disantap dengan kuah sop, disebut tekwan dan model.

Pempek yang dimakan bersama dengan kuah santan pedas atau santan manis dinamai laksan, lakso dan celimpungan.

Sedangkan, pempek yang disajikan dalam ukuran besar juga disebut pempek kapal selam. Meski belum ditemukan catatan sejarah adanya kedatangan kapal-kapal selam di sungai-sungai di Sumsel.

Pempek kini pun ada dibuat pempek pelangi, karena warna pempek yang berwarna-warni. Pempek pelangi ini dibuat dengan warna merah, hijau, kuning dan lainnya karena dicampur dengan sari pewarna bersumber dari bahan makanan, seperti wortel, buah naga, bayam.

Pempek pelangi biasanya disajikan pada anak-anak agar makin gemar mengkonsumsi pempek yang kaya protein dan karbohidrat dengan campuran sari buah atau sayur.

Ada juga pempek klepon. Pempek yang berisikan cuka yang dibekukan. Pempek klepon dimaksudkan agar saat memakan pempek lebih praktis.

Load More