Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Selasa, 01 Februari 2022 | 09:10 WIB
Pempek Palembang. Harmonisasi Budaya Tionghoa dan Melayu di Semangkuk Pempek Palembang [Facebook]

Fakta lainnya menguatkan, tanaman sagu yang menjadi tepung pembuat pempek adalah tanaman umum ditemui di Sumatera Selatan.

Di prasasti Talang Tuwo, ditemukan gambaran sebagaimana tanaman sagu menjadi bagian dari taman surga yang disebut Taman Sriksetra.

Prasasti ini merupakan instruksi raja Dapunta Hyang Sri Jayanasa agar masyarakat menjaga alam dan lingkungan.Prasasti ini tertanggal 23 Maret 584 masehi mengungkapkan semoga yang ditanam di taman surga itu, seperti pohon kelapa, pinang, aren, sagu dan bermacam-macam pohon lainnya yang ditanam, buahnya dapat dimakan.

“Begitu pula bambu haur, waluh, pattum dan lainnya. Semoga juga tanaman-tanaman lainnya, serta bendungan dan kolam-kolam, dan semua amal yang saya berikan dapat digunakan untuk kebaikan semua makhluk dan bagi mereka menjadi jalan kebahagian,” isi prasasti Talang Tuwo yang menggambarkan perkembangan agama Budha Kerajaan Sriwijaya.

Baca Juga: Temukan 15 Kg Sabu, Anggota BNN Sumsel Sujud Syukur Teriak Allahu Akbar

Selain tanaman sagu, juga disebutkan tanaman aren yang merupakan campuran untuk membuat cuka pempek. Gula aren ialah bahan dasar membuat kuah cuka yang kemudian dicampur dengan asam cuka dan cabai rawit memberikan rasa kuah yang pedas, asam, dan manis.

Sehingga muncul keyakinan, sebenarnya pempek sudah ada di masa kerajaan Sriwijaya, jika memaknai pempek secara harfiah adalah hidangan campuran daging ikan segar dan tepung yang juga dimakan dengan kuah gula aren yang pedas.

Meski saat itu (saat Kerajaan Sriwijaya), makanan tersebut belum dinamai pempek.

Pempek Palembang [Instagram]

Asal Usul Masyarakat Tionghoa di Palembang

Sejarawan Palembang sekaligus Dosen UIN Raden Fatah Palembang, Kemas Ari Panji dalam bukunya berjudul Masyarakat Tionghoa dalam kajian sejarah 1823-1945 mengungkapkan, asal usul masyarakat Tionghoa di Palembang hampir sama dengan asal mula masyarakat Tionghoa di Nusantara.

Baca Juga: Produktivitas Sawah di Sumsel Meningkat, Ini Penyebabnya

Hal ini karena sudah adanya hubungan dagang, politik hingga migrasi penduduk. Kemas Ari Panji mengungkap ada empat penyebab migrasi penduduk Tionghoa yang salah satunya menuju ke Provinsi Bangka, dan Sumatera Selatan atau Sumatera bagian Selatan (Sumbagsel).

Load More