Demi melindungi anggota keluarga lainnya, terutama anak yang balita, pewarta A memilih isolasi mandiri. Isolasi dilakukan di wisma atlet Palembang, Sumatera Selatan.
“Bersyukurnya, hasil tes istri negatif COVID-19, sehingga masih ada yang jaga tiga anak di rumah. Ini perjuangan juga, karena tidak bisa menemani istri menjaga si bungsu yang masih balita,” ungkap dia.
Belum lagi, selama harus isolasi mandiri tentu mempengaruhi produktivitas kerja.
“Mulanya saya khawatir memberitahu kantor, namun saya pilih agar umumkan perihal sakit saya ini pada kantor dan pimpinan, karena berharap teman-teman yang pernah kontak dengan saya pun, bisa memeriksakan diri. Kasian juga misalnya mereka juga ada anak-anak balita atau keluarga rentan virus COVID-19. Waktu itu kalut juga, bingung, namun tetap harus bertahan,” aku pewarta A.
Diakuinya, dia adalah penyintas kedua di kantor. Setelah mengumumkan mengenai kondisinya, kantor pun mengubah pola kerja para karyawan.
Sebelumnya, kantor masih mengharuskan pekerja masuk dan mengabsen setiap hari. “Setelah ada yang terpapar COVID-19, kantor akhirnya lockdown dan kami, Work From Home (WFH). Meski bagi yang mereka (jurnalis) untuk benar-benar WFH tersebut sulit. Ada situasi yang belum bisa mendukung untuk WFH, baik karena tuntutan kerja, dan situasi lainnya,” terang dia.
Meski kantor pun sebelumnya, sudah memberikan perlindungan pada pekerjanya dengan memberikan masker dan sabun pencuci tangan (hand sanitizer).
“Namun ‘kan jika dihitung-hitung, pengeluaran keluarga saat pandemi COVID-19 juga bertambah. Anak-anak jugai beli masker, sabun pencuci tangan, beli face shield, beli kuota internet, beli vitamin. Hitungannya bukan sendiri, sebagai pekerja,” ungkap dia.
Belum lagi, menghadapi stigma masyarakat tetangga. Pewarta senior ini mengenang bagaimana dirinya dan keluarga sempat sempat mengalami pengalaman buruk dari Ketua RT.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Sumsel Senin 31 Januari 2022, Waspada Hujan Petir
Ketika itu, sosialisasi mengenai COVID-19 memang belum begitu masif sehingga masyarakat menilai virusnya seperti aib. “Sempat malah RT-nya tidak membantu, seolah sakit COVID-19 aib. Pada anak-anak, keluarga dan warga pun saya jelaskan setelah dari isolasi mandiri,” ujarnya.
Perjuangan melindungi keluarga, menjalani profesi, serta bagaimana memanajemen psikologis sebagai seorang penyintas adalah perjuangan ganda yang mesti dilalui.
Diungkapkannya, perusahaan tempat, ia bekerja pun melakukan perbaikan sistem kerja. Sampai dengan Januari 2022 ini, sistem absensi wajib masuk ke kantor juga telah diubah. Untuk pekerja di bidang redaksi, kewajiban hadir hanya dengan kapasitas hanya 35 persen hingga 50 persen.
Sedangkan untuk yang bidang non redaksi juga disesuaikan kebutuhan unit usaha.
“Sejak pengalaman ada pekerja yang menjadi penyintas, perusahaan kini lebih care (peduli). Di perusahaan kami pun digelar vaksin dengan dua program, yakni mandiri dan bekerja sama dengan Satgas dan Dinas Kesehatan,” terang pewarta A yang kini juga lebih mengetahui bagaimana pemenuhan hak pekerja saat COVID-19.
Mengenai pewarta yang terpapar COVID-19, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Palembang, Prawira Maulana mengungkapkan sebagai organisasi profesi, AJI pun mendata anggota yang terpapar COVID-19.
Berita Terkait
-
Inovasi UMKM Kapita Craft yang Bertahan di Masa Pandemi COVID-19
-
Dampak Pandemi Covid-19, Angka Pernikahan di Lahat Menurun
-
Kabur Usai Bunuh Teman Main Judi, Pria Asal Palembang Ini Tak Tenang karena Teringat Sang Ibu
-
Tiga Desa di Paiker Empat Lawang Terendam Banjir
-
Diancam Senjata Api, Mahasiswi di OKU Diperkosa di Rumahnya Sendiri oleh Perampok
Terpopuler
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Rekomendasi Bedak Two Way Cake untuk Kondangan, Tahan Lama Seharian
- 5 Rangkaian Skincare Murah untuk Ibu Rumah Tangga Atasi Flek Hitam, Mulai Rp8 Ribuan
- 5 Rekomendasi Sepatu Lari Selain Asics Nimbus untuk Daily Trainer yang Empuk
- 5 Powder Foundation Paling Bagus untuk Pekerja, Tak Perlu Bolak-balik Touch Up
Pilihan
-
10 City Car Bekas untuk Mengatasi Selap-Selip di Kemacetan bagi Pengguna Berbudget Rp70 Juta
-
PSSI Butuh Uang Rp 500 Miliar Tiap Tahun, Dari Mana Sumber Duitnya?
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
Terkini
-
10 Mobil Bekas untuk Kebutuhan Harian Tangguh bagi Pembeli Budget Rp 90 Jutaan
-
Tonggak Baru Investasi Syariah: BRI-MI Resmikan KIK EBA Syariah Infrastruktur Pertama di BEI
-
9 Mobil Bekas Tahan Banting untuk Pengguna Berbudget Rp60 Juta
-
5 Cara Set Lipstik Biasa untuk Jadi Transferproof Pakai Bedak Tabur agar Tampilan Rapi
-
5 Mobil Bekas untuk Angkut Galon dan Gas bagi Pemilik Warung di Bawah Rp 40 Juta