Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 28 Januari 2022 | 16:34 WIB
Batu bara di Sumsel. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

SuaraSumsel.id - Selama setahun, produksi batu bara di Sumatera Selatan atau Sumsel meningkat satu juta ton dibandingkan dengan tahun sebelumnya.  Sampai dengan tahun 2021, produksi batu bara Sumatera Selatan mencapai 50 juta ton.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumsel Hendriansyah mengatakan peningkatan ini dipengaruhi oleh kenaikan harga batu bara sepanjang 2021.

Pada tahun lalu, total produksi 50 juta ton terdapat 46 juta ton batu bara yang dijual ke pasar domestik dan ekspor. Volume penjualan ini menurun dibandingkan 2020 yang mencapai 50 juta ton.

Menurutnya, cuaca mempengaruhi capaian produksi batu bara Sumsel pada tahun lalu. Meski dipayungi fenomena La Nina tapi kegiatan penambangan pada 2021 itu jauh lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca Juga: Kasus Korupsi Kabupaten Muba, KPK Kembali Periksa Istri Eks Gubernur Sumsel Alex Noerdin

"Faktor lainnya yang turut mendorong kenaikan produksi ini, yakni adanya perpindahan wewenang dari pemerintah daerah ke pemerintah pusat," katanya.

Adapun sebagian besar kegiatan pertambangan Sumsel dipusatkan di Lahat, Tanjung Enim (Muara Enim) dan Musi Rawas Utara, yang berjarak 130 kilometer dari pelabuhan sungai di Lalan, Musi Banyuasin.

Hal ini juga yang menyebabkan Sumsel dengan 40 pemilik izin usaha pertambangan (IUP) aktif, termasuk PT Bukit Asam, hanya mampu menghasilkan sebanyak 50 juta ton per tahun.

"Jika dibandingkan dengan Kalimantan ini kecil sekali, di sana satu perusahaan tambang bisa produksi 50 juta ton batu bara per tahun," katanya.(ANTARA)

Baca Juga: Genjot Kunjungan Wisata, Disbudpar Kenalkan Digitalisasi Desa Wisata Sumsel

Load More