SuaraSumsel.id - Puluhan masa yang tergabung dalam Forum Kedai Palembang Bersatu (FKPB) menyuarakan protes perihal pemberlakuan operasional tempat usaha yang dirasa tidak adil.
Massa yang berasal dari pemilik dan pekerja kedai kopi, cafe dan pengusaha mikro merasa dianak tiri-kan saat protokol kesehatan atau prokes COVID 19 sehingga menggelar aksi di kantor Wali Kota Palembang.
Mereka menilai razia hanya berani menyasar usaha kedai mikro namun jarang menyentuh usaha skala besar.
Kordinator Aksi Rudianto Widodo mengungkapkan forumnya berusaha mematuhi dan menyetujui peraturan pemerintah dalam penerapan prokes COVID-19, terutama jam operasional.
Baca Juga: Program Food Estate di Sumsel Diminta DPR Dievaluasi
“Misalnya dibatasi sampai pukul 21.00 wib, maka harusnya usaha skala besar atau makro juga salah. Jangan malah tidak adil seperti saat ini,” ujarnya dalam orasinya, Selasa (25/5/2021).
Ia menuntut agar pemerintah daerah adil, atas peraturan yang dibuat, terutama menertibkan jam operasional pengusaha besar.
"Masih banyak restoran cepat saji yang tidak dibubarkan meskipun sampai malam, bahkan diskotik masih bisa buka sampai pukul 3.00 pagi,"katanya.
Puluhan massa yang didominasi oleh anak muda tersebut meneriakan kekecewaanya dengan Pemeritah karena tidak memberikan keadilan kepada mereka yang merintis usaha berskala mikro.
"Pak, kami ini kecewa, kami ini anak muda yang merintis usaha sendiri tapi seolah-olah kami jadi penyebab penyebaran covid-19 meningkat karena menimbulkan kerumunan,"ucapnya.
Menanggapi aksi pengusaha skala mikro ini, Asisten I Pemerintah kota Palembang Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan rakyat menerima aspirasi yang disampaikan. Laporan ini akan dirapatkan guna ditindaklanjutin.
Baca Juga: Positif Covid-19, Polda Sumsel Isolasi Puluhan Pemudik
"Saya sampaikan kepada Wali Kota dan akan kami koordinasikan bersama elemen terkait. Saya tidak bisa mengambil keputusan sendiri,"ujarnya.
Masa memberi waktu kepada pemerintah untuk merapatkan tuntutannya selama tiga hari. Jika tidak ada tidak lanjut, massa akan membuat aksi yang lebih besar.
Kontributor: Fitria
Berita Terkait
-
Gawat! Keterisian Pemakaman Umum di Palembang Sudah Hampir 90 Persen
-
Viral Suami Ajak Istri Curi Tabung Gas 3 Kg di Palembang
-
Puji UIN Raden Fatah Palembang, Menag Yaqut: Spirit Baru Pendidikan
-
Pulang Tahlilan Ayah, Pria di Palembang Tewas Usai Berduel
-
Palembang Masih Berzona Merah, Satgas COVID 19 Minta Perbaiki Penanganan
Terpopuler
- Pencipta Lagu Tagih Royalti ke Penyanyi, Armand Maulana: Padahal Dulunya Memohon Dinyanyikan
- Beda Timnas Indonesia dengan China di Mata Pemain Argentina: Mereka Tim yang Buruk
- Riko Simanjuntak Dikeroyok Pemain Persija, Bajunya Hampir Dibuka
- Simon Tahamata Kasih Peringatan Program Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Terancam Gagal
- Ketegaran Najwa Shihab Antar Kepergian Suami Tuai Sorotan: Netizen Sebut Belum Sadar seperti Mimpi
Pilihan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
-
Cinta Tak Berbalas! Ciro Alves Ingin Bertahan, Tapi Persib Diam
-
Kronologis Anak Kepsek di Bekasi Pukul Siswa SMP Gegara Kritik Dana PIP
Terkini
-
Bank Sumsel Babel Bagi-Bagi Hadiah di Digital Kito Galo, Buka Tabungan Dapat Sepeda
-
Indosat Gandeng Tomoro Coffee, Buka Gerai dengan Konsep Ngopi Sambil Layanan Digital
-
Harmoni Kopi, Padi dan Perempuan: Menyusuri Jejak Kehidupan Tunggu Tubang di Sumatera
-
Cuma Sekali Klik! Dana Kaget Hari Ini Langsung Masuk ke Dompet DANA Kamu
-
Digital Kito Galo 2025: QRIS Bikin Hidup Makin Mudah, Cukup Sikok Pacak Galo