SuaraSumsel.id - Sesuai dengan permintaan Pemerintah Provinsi Sumatera Sulatan (Pemprov Sumsel), Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) berkomitmen siap menyerap sebanyak 50 ribu ton beras petani hingga Mei 2021.
Pemimpin Wilayah Bulog Divre Sumsel-Babel Ali Ahmad Najih Amsari di Palembang, Minggu, mengatakan saat ini sedang puncak panen di sejumlah sentra produksi di Sumsel.
“Kami optimis tercapai karena sekarang terus membeli beras petani. Setidaknya 700 ton setiap hari,” kata dia, Minggu (18/4/2021), dilansir dari Antara.
Pemprov Sumsel, kata Ali Ahmad Najih Amsari, meminta Bulog untuk menyerap 80 ribu ton beras petani untuk dua musim tanam tahun ini.
Baca Juga: Gubernur Sumsel ke Perawat Korban Penganiayaan : Undang Saya Kalau Menikah
Lantaran melonjaknya produksi petani, Bulog pun diminta hingga Mei 2021 merealisasikan sebanyak 50 ribu ton beras atau sesuai kapasitas maksimal gudang.
Untuk mencapai target tersebut, Bulog mengaktifkan gudangnya di sejumlah wilayah walau di hari libur Sabtu dan Minggu. Hingga Maret 2021, Bulog sudah menyerap 16.334 ton beras petani Sumsel.
Menurutnya, penyerapan dilakukan hingga ke tingkat penggilingan kecil.
Namun, ia tak menyangkal ada sejumlah daerah yang tidak dapat dijangkau lantaran kendala infrastruktur.
“Persoalan tata niaga beras ini ada di sisi output dan input, yang perlu diperbaiki. Mulai dari transfortasi hingga kualitas beras yang dihasilkan petani,” kata dia.
Baca Juga: Sejarah Islam Masuk ke Uluan Sumsel Jadi Objek Penelitian
Jika saja infrastruktur sudah memadai, maka Bulog memastikan akan menjangkau seluruh daerah sentra produksi beras Sumsel.
Tapi, faktanya terdapat wilayah remote area, yang mana petaninya sulit untuk mengases gudang Bulog, kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tananam Pangan dan Holtikultura Provinsi Sumsel R Bambang Pramono, meminta para petani di wilayahnya untuk menunda menjual Gabah Kering Giling (GKG) yang melebihi kebutuhan hidup.
Ini menyusul lantaran anjloknya harga gabah saat ini.
Selain itu, banyak petani yang menjual gabah dan beras jauh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan Perum Bulog sebesar Rp5.300 untuk gabah per kilogram (Kg) dan Rp8.300 untuk beras per Kg. Dimana petani hanya bisa menjual gabah berkisar Rp3.500 sampai Rp 4.000 per Kg.
“Karena itu, saat ini jual dulu saja (gabah dan beras) sesuai kebutuhan. Sisanya itu tunda dulu sampai HPP kembali naik,” ujarnya. (Antara)
Berita Terkait
-
Petani Kendal Diedukasi Soal Agribisnis dan Pemaksimalan Hidroponik
-
BULOG - Satgas Pengamanan Swasembada Pangan Garuda Merah Putih Salurkan Bantuan Program Makanan Bergizi di Merauke
-
Keren! Ada Inovasi Pangan Padi Biofortifikasi, Ini Manfaatnya untuk Kesehatan dan Proses Menanamnya
-
Gathering Rumah Pangan Kita & Agen BRILink: Sinergi Lebih Luas dan Peluang Cuan Makin Besar
-
Menko Zulhas Jamin Beras Nggak Langka Hingga Awal Tahun 2025
Terpopuler
- Siapa Intan Srinita? TikToker yang Sebut Roy Suryo Dalang di Balik Fufufafa Diduga Pegawai TV
- Andre Taulany Diduga Sindir Raffi Ahmad, Peran Ayu Ting Ting Jadi Omongan Netizen
- Beda Kekayaan Ahmad Dhani vs Mulan Jameela di LHKPN: Kebanting 10 Kali Lipat
- Kembali di-PHP Belanda, Pemain Keturunan Rp695 Miliar Pertimbangkan Bela Timnas Indonesia?
- Dear Shin Tae-yong! Kevin Diks Lebih Senang Dimainkan sebagai Pemain...
Pilihan
-
Kronologi BNI "Nyangkut" Rp374 Miliar karena Beri Utang ke Sritex
-
Misteri Gigi 4 Truk Pemicu Tabrakan Beruntun di Tol Cipularang KM 92
-
Nyaris Tiada Harapan: Potensi Hilangnya Kehangatan dalam Interaksi Sosial Gen Z
-
3 Hari Jelang Dicopot dari Dirut Garuda, Irfan Setiaputra: Siap-siap Harga Tiket Pesawat Naik Ibu-Bapak!
-
Gelombang PHK Sritex Akan Terus Berlanjut Hingga 2025
Terkini
-
Dapatkan BMW dan Voucher Diskon 99% di BRImo FSTVL
-
Sabrina BRI: Asisten Virtual untuk Belanja Hemat, Kuliner dan Lokasi ATM Terdekat
-
Polusi Batu Bara Jadi Sorotan Debat Cawagub, Cik Ujang Malah Janjikan Mobil Sedot Debu
-
Energi Mikrohidro PT Pertamina Mengubah Desa Terpencil di Kaki Bukit Barisan
-
Spesifikasi Mobil Dinas Pindad Maung yang Digunakan Pj Gubernur Elen Setiadi