Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Minggu, 08 November 2020 | 14:30 WIB
Penanaman Eukaliptus Pelangi [Tasmalinda/suara.com]

SuaraSumsel.id - Situasi pandemi virus Corona atau Covid 19 mengingatkan semua pihak akan pentingnya merawat bumi. Meski pandemi ini pun menyebabkan terjadinya pembatas aktivitas manusia yang berimbas penurunan emisi gas pada bumi.

Meski demikian, semangat merawat bumi tidak sirna meski saat pandemi.

Menghidupkan kawasan hutan guna menciptakan keberagaman hayati dapat dicontoh dari kegiatan ini.

Institut Agroekologi Indonesia (INAgri) menyambut baik insiatif pengembangan hutan edukasi yang dilakukan PT Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field.

Baca Juga: Cabup Ilyas Panji-Endang Ditetapkan Kembali Peserta Pilkada Ogan Ilir

Perusahaan migas ini mencanangkan pembuatan hutan pelangi di wilayah kerja perusahaan. Penamaan hutan pelangi sebenarnya merujuk pada penanaman spesies flora leda dengan nama latin Eucalyptus Deglupta atau populer disebut Eukaliptus Pelangi.

Pemilihan spesies Eucalyptus deglupta juga dianggap menarik. Selain nilai eksotisnya, spesies ini juga rentan terancam punah.

Habitat aslinya hanya ada di tiga negara, Indonesia, Filipina (Pulau Mindanao), dan Papua Nugini, dan belum banyak dikembangkan baik bagi tanaman kehutanan maupun konservasi.

Tak heran bila Uni Internasional untuk Konservasi Alam atau International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengkategorikannya sebagai spesies yang rentan punah (vulnerable).

“Terpenting adalah bagaimana program konservasi keanekaragaman hayati diiringi dengan langkah-langkah pengelolaan. Baik pengelolaan kawasan, pengelolaan pengetahuan, maupun pengelolaan produk yang dihasilkan agar memberi manfaat sebesar-besarnya bagi alam dan manusia,” tutur Syamsul belum lama ini kepada Suarasumsel.id.

Baca Juga: Saling Hantam Dua Kendaraan, Bripka Bobbi Tewas di Lokasi Kejadian

Jenis Eukaliptus memiliki potensi minyak atsari, yang sejumlah riset menyebutkan jika minyak atsiri dari tanaman ini memiliki kemampuan mencegah penularan covid-19 yang saat ini kita hadapi bersama.

Pertamina Prabumulih Field Manager dalam sambutannya mengatakan bumi membutuhkan alam yang penuh warna. Eucalyptus Deglupta juga dipilih sebagai spesies yang dikonservasi perusahaan migas ini pada  2020 juga karena keunikan warna-warni alami yang tampak di kulit pohonnya.

Sebelumnya, Pertamina EP Asset 2 Prabumulih Field sudah banyak menerapkan corak warna-warni pada program lain, misalnya pengembangan Desa Burai di Kabupaten Ogan Ilir sebagai desa wisata yang dicirikan dengan rumah tradisional yang dicat warna-warni, taman-taman bermain dan edukasi yang juga penuh warna.

“Di masa yang akan datang, dari upaya konservasi hari ini, selain untuk pelestarian lingkungan hidup kita berharap dapat memberikan satu wahana edukasi baru bagi warga Prabumulih dalam wujud Hutan Pelangi,” tegas Ndirga.

Lahan yang disediakan dirancang khusus guna menjadi hutan edukasi konservasi keanekaragaman hayati di wilayah Prabumulih.

“Hari ini kita menanam satu lagi spesies tumbuhan langka, Eukaliptus Pelangi guna memperkaya keanekaragaman tanaman yang sudah ada,” kata ia.

Sebagai informasi, di lahan kurang lebih seluas empat hektar telah ditanami beraneka jenis tumbuhan, terdapat spesies flora endemik Sumatra, spesies langka hingga terancam punah, aneka tanaman kehutanan untuk peneduh dan penyerap emisi gas rumah kaca, tanaman buah, serta spesies flora ornamental atau tanaman hias.

Di antaranya spesies merawan, tembesu, mahoni, bungur, tanjung, kelapa, salam, dan lain-lain.

Assistan Manager HSSE Pertamina Prabumulih Field, Ronald Hendra Simanjuntak, pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa konservasi keanekaragaman hayati merupakan salah satu mandat bagi Pertamina untuk tetap memelihara kelestarian alam.

“Setiap tahun kita selalu melakukan upaya konservasi keanekaragaman hayati, baik flora maupun fauna,” ucap Ronald.

Load More