Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 29 Oktober 2020 | 09:12 WIB
Quraish Shihab (kanan) bersama dengan Presiden Joko Widodo

SuaraSumsel.id - Pemerintah telah memutuskan libur panjang dan cuti bersama seiring dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, 28 dan 30 Oktober 2020.

Para ulama sendiri tak sedikit yang silang pendapat terkait hukum rayakan Maulid Nabi. Maulid Nabi telah menjadi salah satu perayaan umat Islam yang telah mengakar dengan budaya Indonesia.

Mereka yang melarang memeringati Maulid Nabi lantaran menganggapnya sebagai sebuah bid’ah.

Lantas, bagaimana tanggapan tokoh intelektual Islam sekaligus pendiri Pusat Studi Al Quran, Quraish Shihab?

Baca Juga: Sempat Cium Perut Istrinya Saat Pergi Kerja, Prans Ditujah Rekan Kerja

Disitat dari Hops.id—jaringan Suara.com—Rabu (28/10/2020), Quraish Shihab membenarkan, hingga kini ada perbedaan pendapat mengenai hukum merayakan Maulid Nabi.

Sedangkan menurut dia, memeringati Maulid Nabi sendiri bukan ibadah murni. Namun tetap mendapat pahala lantaran telah mensyiarkan Nabi Muhammad SAW kepada banyak orang.

Quraish Shihab berpendapat, sebelum mencintai sesuatu, kita harus terlebih dulu mengenal dan memahaminya. Itulah mengapa, dengan merayakan Maulid Nabi, orang lain menjadi kenal dengan Nabi Muhammad.

Hal itu, kata dia, merupakan satu langkah menuju cinta.

“Jangankan membicarakan tentang kehebatan Nabi, atau tentang ajaran Nabi. Maaf-maaf, hubungan mesra antara suami istri itu dapat pahala. Apalagi ini (Maulid Nabi),” ujarnya.

Baca Juga: Pengantin Baru Tewas Bersimbah Darah, Diserang Bertubi-Tubi Pakai Pedang

Lebih jauh, Quraish Shihab memastikan, Nabi Muhammad sendiri acap ‘merayakan’ hari kelahirannya. Yakni dengan melakukan ibadah puasa.

Maka, secara tak langsung Quraish berpendapat, merayakan hari kelahiran sebenarnya tak masalah, asalkan melalui cara-cara baik. "Dalam Shahih Muslim ditanya Nabi ‘kenapa Nabi berpuasa pada hari Senin?’ Beliau menjawab 'Itulah di mana hari aku lahir'," terangnya.

Quraish Shihab (jepretan instagram Quraish Shihab)

Dinasti Abbasiyah

Pada kesempatan yang sama, Quraish Shihab mengatakan, perayaan Maulid Nabi sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun baru dibuat meriah pada zaman Dinasti Abbasiyah. Khususnya, di masa kekhalifahan Al-Hakim Billah.

"Dia (Al-Hakim Billah) merayakan Maulid Nabi dengan keluar bersama permaisurinya dengan mengenakan pakaian yang indah," kata dia.

Di Indonesia sendiri, Maulid Nabi biasanya diperingati dengan berbagai bentuk perayaan.

Menariknya, setiap daerah atau budaya, punya cara tersendiri untuk mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Sumber : Suara.com

Load More