-
Akses masuk Bandara SMB II Palembang mengalami kemacetan parah hingga lebih dari satu jam.
-
Pengendara diduga terhambat karena perubahan sistem pembayaran parkir menjadi nontunai.
-
Warganet menuntut pengelola bandara memberikan solusi cepat atas kejadian tersebut.
SuaraSumsel.id - Media sosial dihebohkan oleh unggahan para pengguna jalan yang terjebak kemacetan parah di pintu masuk Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II (SMB II) Palembang. Puluhan kendaraan mengular hingga satu jam lebih, membuat calon penumpang panik, pengantar frustrasi, dan warganet ramai menuntut solusi cepat dari pengelola bandara.
Kemacetan terjadi sejak Kamis (13/11/2025) pagi ketika antrean kendaraan berhenti total mulai dari gerbang utama hingga mendekati area parkir. Video-video yang tersebar di Instagram, dan grup WhatsApp menunjukkan deretan mobil yang tak bergerak, klakson bersahutan, hingga warga yang turun dari kendaraan untuk mengecek situasi.
Beberapa penumpang yang hendak melakukan check-in mengaku nyaris kehilangan penerbangan karena terjebak kemacetan yang tak terduga itu. “Kami sudah datang lebih awal, tapi tetap saja terjebak satu jam. Mobil bahkan tidak bergerak sama sekali,” keluh salah satu warga dalam unggahan yang menjadi viral.
Dari keterangan warganet yang membagikan peristiwa ini secara real time, kemacetan diduga dipicu oleh perubahan sistem pembayaran parkir yang kini mewajibkan pembayaran nontunai menggunakan kartu e-money. Banyak pengendara belum mengetahui aturan baru tersebut sehingga berhenti lebih lama di gerbang, menyebabkan antrean menumpuk dan akses masuk lumpuh.
Baca Juga:Listrik Padam di Paripurna DPRD Sumsel, Benar Gangguan Teknis atau Ada yang Janggal?
Viralnya peristiwa ini membuat ratusan komentar bermunculan, mayoritas menuntut penjelasan dan langkah cepat dari pengelola bandara. Warganet menilai perubahan sistem tanpa sosialisasi yang memadai justru mengganggu mobilitas dan membahayakan calon penumpang yang mengejar jadwal penerbangan.
“Ingin lebih efisien, malah jadi chaos. Tolong bandara segera perbaiki alurnya,” tulis salah satu warganet yang unggahannya telah dibagikan ribuan kali.
Hingga kini, pengguna jasa bandara berharap pengelola bergerak cepat, misalnya dengan menambah petugas, memperbanyak jalur pembayaran, menyediakan loket top up e-money darurat, atau memberi masa transisi agar pengguna tidak terjebak situasi serupa.
Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa perubahan sistem di fasilitas publik harus dibarengi dengan persiapan matang, teknis lapangan yang jelas, dan komunikasi yang efektif. Karena salah satu titik vital transportasi seperti bandara tidak bisa menanggung risiko kelumpuhan akses yang membuat publik dirugikan.
Suara.com masih berupaya mengkonfirmasikan peristiwa viral ini ke manajamen PT Angkasa Pura II sebagai pengelola bandara.
Baca Juga:Bank Sumsel Babel Hadir untuk ASN: Solusi Keuangan Aman di Masa Pensiun