-
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menanggapi kritik Hasan Nasbi yang menilai gaya komunikasinya bisa melemahkan pemerintah.
-
Purbaya menegaskan gaya bicaranya merupakan arahan langsung dari Presiden Prabowo Subianto.
-
Ia menyebut dirinya sebagai versi halus Presiden Prabowo dan tidak peduli dengan kritik yang muncul.
SuaraSumsel.id - Di tengah sorotan publik soal gaya komunikasinya yang dinilai keras, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memilih tak defensif. Ia justru menjawab kritik itu dengan pernyataan yang lebih tajam, namun tetap tenang.
“Saya ini cuma versi halusnya Presiden Prabowo,” ujarnya santai, menanggapi pernyataan mantan Kepala Badan Komunikasi Pemerintah, Hasan Nasbi, yang menilai gayanya bisa melemahkan citra pemerintah.
Ucapan itu membuat ruang publik riuh. Ada yang menilai pernyataannya berani, ada juga yang menilai justru menunjukkan loyalitas tanpa basa-basi.
Namun satu hal jelas: Purbaya tak menepis kritik, ia menyalin serangan menjadi pernyataan kepercayaan diri.
Baca Juga:Hasan Nasbi Soroti Gaya Bicaranya, Purbaya Balas: Saya Ini Versi Halusnya Presiden Prabowo
Dibilang Koboi, Purbaya Justru Bicara Tentang Tugas
Di tengah senyum tipisnya, Purbaya tidak menampik jika gayanya terlihat seperti “koboi” politik — bicara blak-blakan, to the point, tanpa sensor.
Tapi ia menegaskan, semua yang ia katakan bukan hasil improvisasi pribadi. “Saya memang kelihatan koboi, tapi yang saya lakukan adalah mengembalikan kepercayaan masyarakat ke pemerintah. Itu juga perintah Presiden. Saya enggak berani gerak sendiri,” tegasnya.
Dengan kata lain, gaya kerasnya bukan bentuk pembangkangan, melainkan cara bekerja yang jujur dan sesuai karakter Presiden Prabowo Subianto.
“Presiden Lebih Keras dari Saya”
Baca Juga:DJP Klarifikasi Video Menkeu Purbaya Sidak Pegawai Pajak: Olahraganya Usai Jam Kantor
Purbaya kemudian menambahkan pernyataan yang membuat publik makin penasaran dengan dinamika kabinet Prabowo.
“Presiden lebih keras dari saya kok. Saya sudah korting berapa persen. Jadi saya ini versi halusnya lah,” ucapnya sambil tertawa.
Ungkapan itu mencerminkan dua hal: keakraban antara Presiden dan bawahannya, serta fakta bahwa gaya tegas dan tanpa basa-basi memang menjadi kultur kerja di pemerintahan saat ini.
Bagi sebagian pengamat politik, pernyataan itu bisa dibaca sebagai pesan bahwa pemerintah solid dan terbuka menghadapi kritik, tapi tetap berpegang pada garis kepemimpinan yang kuat.
Alih-alih meredam gaya komunikasinya, Purbaya justru menyatakan tidak akan mengubah cara berbicara hanya karena ada yang tak suka.
“Saya baru tahu sebagian orang enggak bisa terima, tapi biar saja. For the sake of the country, I don’t care!” ujarnya mantap.
Pernyataan itu sontak viral dan dikutip di berbagai kanal media sosial. Banyak warganet menilai Purbaya mewakili gaya baru pejabat publik yang berani bicara, tidak bersembunyi di balik kata-kata diplomatis.