-
Pemkab Nagan Raya menemukan batu giok raksasa seberat hampir 5.000 ton di hutan Beutong.
-
Batu giok jenis nephrite jade ini diperkirakan bernilai hingga triliunan rupiah.
-
Seluruh giok akan digunakan untuk pembangunan Masjid Giok Nagan Raya, simbol kemaslahatan dan kebanggaan Aceh.
SuaraSumsel.id - Sebuah penemuan luar biasa mengguncang Tanah Rencong. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nagan Raya, Aceh, menemukan batu giok raksasa di kawasan hutan Kecamatan Beutong. Batu berwarna hijau tua itu disebut-sebut memiliki berat hampir mencapai 5.000 ton, menjadikannya salah satu temuan giok terbesar di dunia.
“Berdasarkan perkiraan awal, batu giok yang baru ditemukan ini memiliki berat hampir mencapai 5.000 ton,” ujar Bupati Nagan Raya, Teuku Raja Keumangan, dalam keterangan resminya, Kamis (23/10/2025).
Jenis batu giok yang ditemukan diketahui termasuk kategori nephrite jade, jenis yang sangat langka dan bernilai tinggi di pasar internasional.
Harga batu giok Aceh berkisar antara ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah per kilogram, tergantung dari warna dan tingkat kejernihan. Dengan berat mencapai 5.000 ton, nilai ekonominya diperkirakan bisa mencapai triliunan rupiah.
Baca Juga:Klasemen Porprov XV Sumsel Berubah Drastis! Dua Emas Muba Resmi Dicabut
“Namun, kami pastikan seluruh giok ini tidak akan diperjualbelikan. Batu ini akan dikelola untuk kemaslahatan umat, termasuk digunakan dalam pembangunan Masjid Giok Nagan Raya, yang memakai giok sebagai bahan utama bagian luar dan dalam,” jelas Bupati Teuku Raja Keumangan.
Rencana pembangunan Masjid Giok Nagan Raya sebelumnya memang sudah menarik perhatian publik karena desainnya yang unik. Masjid tersebut akan memanfaatkan bahan giok lokal sebagai simbol kemakmuran, keindahan, dan spiritualitas.
Dengan penemuan batu raksasa ini, proyek tersebut diyakini akan menjadi ikon baru Aceh dan destinasi wisata religi yang menonjol di masa depan.
“Ini bukan hanya soal nilai ekonominya, tapi juga kebanggaan bagi masyarakat Aceh, terutama Nagan Raya,” tambah sang bupati.
Para ahli geologi menjelaskan bahwa giok terbentuk di kerak bumi selama jutaan hingga ratusan juta tahun, akibat tekanan dan panas tinggi dari pergerakan lempeng bumi. Artinya, batu giok yang ditemukan di Beutong ini terbentuk sejak zaman prasejarah bahkan lebih tua dari dinosaurus.
Baca Juga:Apa yang Bisa Ditemui di Festival Rempah Sumsel 2025 Tahun Ini?
Proses panjang itu membuat batu giok Aceh memiliki tekstur halus, warna hijau alami, dan kilau yang khas, menjadikannya salah satu giok paling dicari di Asia Tenggara.
Daya Tarik Wisata Baru dan Potensi Global
Temuan giok raksasa ini berpotensi menjadikan Nagan Raya sebagai pusat wisata geologi dan religi di Aceh. Pemerintah daerah berencana membuka akses jalan dan kawasan wisata edukatif agar masyarakat bisa melihat langsung keindahan batu giok raksasa tersebut.
Selain sebagai aset daerah, keberadaan giok ini juga menjadi pengingat akan kekayaan alam Indonesia yang luar biasa, sekaligus tantangan untuk mengelolanya dengan bijak tanpa eksploitasi berlebihan.
“Batu ini bukan sekadar harta karun alam, tapi warisan sejarah bumi yang harus kita jaga,” ujar Teuku Raja Keumangan menegaskan.