Viral Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Tolak Santunan, Pilih Berkah Kiai Bikin Netizen Terbelah

Sebuah ironi besar! Di saat publik murka karena pengasuh Ponpes Al Khoziny sebut tragedi 'takdir Allah', keluarga korban justru tolak santunan demi ridho kiai.

Tasmalinda
Senin, 06 Oktober 2025 | 23:29 WIB
Viral Keluarga Korban Ponpes Al Khoziny Tolak Santunan, Pilih Berkah Kiai Bikin Netizen Terbelah
Warga melihat proses evakuasi jenazah korban Ponpes Al Khoziny melalui sambungan langsung yang difasilitasi oleh Pemkab Sidoarjo, minggu (5/10/2025). ANTARA/Fahmi Alfian
Baca 10 detik
  • Keluarga korban menolak santunan dari pihak pondok pesantren dengan alasan spiritual.

  • Pengasuh ponpes menyebut tragedi ambruknya musala sebagai takdir Allah SWT.

  • Publik menilai pernyataan pengasuh ponpes sebagai bentuk kelalaian yang dibungkus dengan alasan religius.

SuaraSumsel.id - Tragedi ambruknya musala di Pondok Pesantren atau Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo, kini menyajikan dua potret realitas yang saling bertabrakan, menciptakan sebuah perdebatan sengit yang membelah hati netizen se-Indonesia. Di satu sisi, ada amarah publik yang membara.

Di sisi lain, ada sebuah potret keikhlasan dan keimanan luar biasa dari keluarga korban yang justru membuat banyak orang tak bisa berkata-kata.

Sikap Keluarga Korban yang Bikin Hati Teriris

Di tengah duka yang mendalam karena kehilangan putra mereka, salah satu keluarga korban menunjukkan sebuah sikap yang mungkin di luar nalar bagi sebagian orang. Saat pihak ponpes datang untuk memberikan santunan duka, keluarga tersebut dengan halus menolaknya.

Baca Juga:Gelora Sriwijaya Bergemuruh! PORNAS XVII Korpri di Sumsel Catat Peserta Terbanyak Sepanjang Sejarah

Bukan karena jumlahnya yang tidak sesuai, alasan penolakan mereka jauh lebih dalam dan bersifat spiritual. Mereka tidak butuh uang pengganti nyawa yakni yang mereka harapkan hanyalah satu hal yakni berkah dan ridho dari sang Kiai, pimpinan pondok pesantren.

Momen ini, yang diabadikan dalam sebuah foto, sontak menjadi viral. Publik dibuat terenyuh sekaligus takjub dengan ketulusan dan tingkat keimanan keluarga tersebut. Bagi mereka, restu dan doa dari seorang ulama yang mereka hormati jauh lebih berharga daripada santunan materi sebesar apa pun.

Pernyataan Pengasuh Ponpes yang Bikin Publik Murka

Namun, ironisnya, di saat yang bersamaan, sebuah pernyataan dari pengasuh Ponpes Al Khoziny justru memicu reaksi yang sebaliknya. Menanggapi tragedi yang merenggut puluhan nyawa santri, sang pengasuh menyatakan bahwa semua yang terjadi adalah murni takdir Allah".

"Ini semua sudah menjadi kehendak dan takdir dari Allah SWT," ujarnya kepada media. Pernyataan ini sontak menjadi "bensin" yang menyulut api kemarahan warganet. Banyak yang menilai pernyataan "takdir" tersebut adalah sebuah upaya untuk cuci tangan dan lari dari tanggung jawab atas dugaan kelalaian dalam pembangunan atau perawatan gedung.

Baca Juga:Sumsel Jadi Tuan Rumah Rakernas Korpri 2025: Tonggak Baru Konsolidasi ASN Nasional

"Enak banget ngomong takdir. Kalau bangunannya kokoh terus kena gempa bumi, itu baru takdir. Kalau bangunannya jelek terus ambruk, itu namanya kelalaian, Pak Kiai!" tulis seorang netizen geram.

"Keluarga korbannya ikhlas luar biasa, pimpinannya malah ngomongnya enteng banget. Gak ada rasa bersalah sama sekali kelihatannya," timpal yang lain.

Dua Dunia yang Bertabrakan

Kini, dua narasi ini berjalan berdampingan di dunia maya, menciptakan sebuah diskusi yang sangat kompleks. Di satu sisi, ada potret keimanan tulus dari keluarga korban yang memilih jalan spiritual dan memaafkan.

Di sisi lain, ada tuntutan akuntabilitas dari publik yang lebih luas, yang menuntut adanya investigasi dan pertanggungjawaban hukum atas tragedi yang seharusnya bisa dicegah.

Kisah ini menjadi cerminan dari dua dunia yang bertabrakan: antara keikhlasan personal yang mendalam dan tuntutan keadilan struktural yang rasional.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak