-
Megawati Soekarnoputri mengaku heran dengan banyaknya gelar kehormatan yang ia terima dari universitas dalam dan luar negeri.
-
Ia menegaskan bahwa semua gelar tersebut asli dan bukan hasil pemalsuan, yang langsung disambut tawa dan tepuk tangan hadirin.
-
Pernyataannya di UGM dianggap sebagai sindiran cerdas di tengah maraknya isu ijazah palsu di kalangan elite politik.
SuaraSumsel.id - Sebuah pernyataan yang tajam dan penuh humor dilontarkan oleh Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, yang sontak menjadi sorotan di tengah maraknya isu ijazah palsu di kalangan elite politik. Dalam sebuah acara resmi di Universitas Gadjah Mada (UGM), Megawati secara tak terduga "curhat" mengenai deretan gelar profesor dan doktor kehormatan yang ia sandang, sekaligus memberikan sebuah penegasan yang sangat kuat.
Momen ini terjadi saat Megawati, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menghadiri acara sinergi UGM-BRIN pada Rabu (1/10). Di hadapan para akademisi dan intelektual, ia tiba-tiba membahas soal rentetan gelar yang melekat pada namanya.
Dengan gaya bicaranya yang khas, Megawati mengaku dirinya sendiri terkadang heran dengan jumlah gelar kehormatan yang telah ia terima dari berbagai universitas di dalam dan luar negeri. Namun, di tengah keheranannya itu, ia menyelipkan sebuah kalimat penegasan yang langsung disambut tawa dan tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin.
“Saya sendiri juga heran ngopo kok akeh men (kenapa banyak banget), tapi tidak ada pemalsuan lho ini,”** ujar Megawati.
Baca Juga:Asap Karhutla Menyelimuti Sumsel, Luas Lahan Terbakar Capai 2.935 Hektare
Sontak, penegasan"tapi tidak ada pemalsuan lho ini" menjadi bagian yang paling viral.
Di saat publik sedang skeptis dan ramai menyoroti keaslian ijazah para pejabat, pernyataan Megawati ini dianggap sebagai sebuah "sentilan" cerdas dan sindiran telak. Ia seolah ingin menegaskan bahwa meskipun ia tidak menempuh pendidikan formal hingga jenjang tertinggi, semua gelar yang ia terima adalah hasil dari pengakuan intelektual yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan, bukan hasil "beli" atau "palsu".
Lebih jauh, Megawati juga menyoroti bahwa deretan gelar tersebut bukanlah sekadar hiasan. Baginya, itu adalah sebuah amanah dan tanggung jawab yang besar. Ia menekankan bahwa meskipun mengemban banyak gelar, ia tetap berusaha keras untuk menjalankan setiap tugas yang dipercayakan kepadanya dengan sebaik-baiknya.
Salah satu tugas yang ia soroti adalah perannya sebagai pimpinan di BRIN. Ia menegaskan bahwa kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk memimpin lembaga riset terbesar di Indonesia adalah bukti bahwa kapasitasnya diakui, dan ia berkomitmen untuk membawa BRIN ke arah yang lebih baik.
Pernyataan Megawati di UGM ini menjadi lebih dari sekadar pidato. Ini adalah sebuah manuver komunikasi politik yang sangat cerdas. Di satu sisi, ia menunjukkan kerendahan hati dengan mengaku "heran".
Baca Juga:Sekda Edward Candra Pimpin Finalisasi, Sumsel Siap Jadi Tuan Rumah Pornas Korpri XVII
Di sisi lain, ia dengan sangat tegas dan percaya diri memvalidasi seluruh pencapaian akademisnya, seolah menarik garis pemisah yang tebal antara dirinya dan para elite lain yang rekam jejak pendidikannya kini sedang dipertanyakan oleh publik.