-
Dua cucu keponakan Mahfud MD jadi korban keracunan setelah makan siang dari program Makan Bergizi Gratis di Yogyakarta.
-
Satu dari korban dirawat inap di rumah sakit selama empat hari karena kondisinya lebih parah dibandingkan yang lainnya.
-
Mahfud MD mendesak agar tata kelola MBG segera diperbaiki karena masalah keracunan tidak bisa dianggap sepele hanya berdasarkan statistik kecil.
SuaraSumsel.id - Sebuah kabar yang sangat mengejutkan datang dari Yogyakarta, menyoroti sisi kelam dari program unggulan pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG). Dua orang cucu dari tokoh nasional sekaligus Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, dilaporkan menjadi korban dalam insiden yang diduga kuat adalah keracunan makanan dari program tersebut.
Kabar ini sontak menjadi "alarm bahaya" nasional, memicu kekhawatiran besar akan standar keamanan dan higienitas dari program yang menelan anggaran triliunan rupiah ini. Jika keluarga seorang pejabat tinggi sekelas Mahfud MD saja bisa menjadi korban, bagaimana dengan nasib jutaan anak-anak lain di seluruh Indonesia?
Kronologi Mencekam: Muntah-muntah Hebat Hingga Dilarikan ke RS
Menurut informasi, peristiwa ini terjadi di salah satu sekolah di Yogyakarta. Setelah mengonsumsi jatah makanan dari program MBG, kedua cucu Mahfud MD yang masih duduk di bangku sekolah dasar itu mulai menunjukkan gejala keracunan yang parah.
Baca Juga:'Bunda, Kita Dianggap Miskin?' Viral Ortu Sekolah Elite Ternama Tolak Makan Bergizi Gratis!
Cucu dari keponakannya tersebut dilaporkan mengalami muntah-muntah hebat dan kondisi tubuh yang terus menurun. Tak mau mengambil risiko, pihak keluarga langsung melarikan keduanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensif. Kondisi mereka ternyata cukup serius.
Kedua bocah malang tersebut harus menjalani perawatan di rumah sakit selama empat hari untuk memulihkan kondisi dan mengatasi efek dari keracunan tersebut. Kini, keduanya dikabarkan sudah diizinkan pulang dan sedang dalam masa pemulihan di rumah.
Tamparan Keras bagi Program Unggulan
Insiden yang menimpa keluarga Mahfud MD ini menjadi tamparan yang sangat keras bagi citra program Makan Bergizi Gratis. Program yang digagas untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak sekolah, kini justru menjadi sumber penyakit bagi korbannya.
Kasus ini langsung memicu reaksi keras dari publik. Warganet ramai-ramai mempertanyakan standar operasional prosedur (SOP) dari ribuan dapur umum yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka menuntut adanya audit total terhadap kebersihan, kualitas bahan baku, dan proses memasak di setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Baca Juga:Program Makan Bergizi Gratis di Lubuklinggau Viral, Buah Naga untuk Siswa Ditemukan Berulat
"Cucu Menko Polhukam aja bisa jadi korban, gimana nasib anak-anak di pelosok desa? Ini harus diusut tuntas, jangan sampai ada korban lagi!" tulis seorang netizen geram di platform X.
"Ironi terbesar. Program buat menyehatkan malah bikin keracunan. Audit semua vendornya!" timpal yang lain.
Pihak keluarga Mahfud MD sendiri belum memberikan pernyataan resmi yang mendetail, namun insiden ini dipastikan telah sampai ke telinga para penanggung jawab program di tingkat pusat.
Publik kini menanti dengan tegang, langkah apa yang akan diambil oleh pemerintah untuk merespons "alarm bahaya" ini. Apakah ini hanya akan dianggap sebagai insiden terisolasi, atau akan menjadi pemicu untuk sebuah evaluasi besar-besaran demi memastikan keamanan jutaan anak Indonesia?