Bukan Malas, Mungkin Kamu Kena 'Clutter Blindness', Bongkar Psikologi di Balik Rumah Berantakan

Jangan mencoba membereskan seluruh rumah sekaligus, itu akan membuatmu kewalahan

Tasmalinda
Minggu, 28 September 2025 | 18:02 WIB
Bukan Malas, Mungkin Kamu Kena 'Clutter Blindness', Bongkar Psikologi di Balik Rumah Berantakan
Ilustrasi rumah berantakan. (Pexels/KarolinaGrabowska)
Baca 10 detik
  • Clutter blindness atau “kebutaan terhadap kekacauan” adalah kondisi psikologis saat otak terbiasa dengan tumpukan barang sehingga tidak lagi menganggapnya sebagai masalah. Akibatnya, rumah tetap terasa sumpek meski sudah sering dibersihkan.

  • Penderitanya biasanya sulit menemukan barang, baru sadar berantakan ketika ada tamu, atau merasa stres tanpa tahu penyebabnya. Permukaan datar seperti meja dan kursi pun sering dipenuhi barang “sementara” yang akhirnya menetap.

  • Lima trik sederhana bisa membantu: melihat rumah seolah tamu, memotret ruangan, memakai metode “satu kotak darurat”, menentukan zona merah mingguan, serta menerapkan aturan “satu masuk, satu keluar”. Dengan begitu, rumah lebih rapi dan pikiran pun jadi lebih tenang.

SuaraSumsel.id - Kamu merasa sudah membersihkan rumah, tapi entah kenapa suasananya tetap terasa sumpek dan berantakan? Kamu bersumpah akan merapikan tumpukan majalah di meja kopi itu "besok", tapi "besok" itu tidak pernah datang, hingga tumpukan itu seolah menjadi bagian dari dekorasi? Atau mungkin, kamu baru sadar betapa kacaunya kamarmu saat ada tamu yang akan datang?

Jika jawabanmu "iya", ini bukan berarti kamu malas atau jorok. Kamu mungkin sedang mengalami fenomena psikologis yang sangat umum: Clutter Blindness atau "kebutaan terhadap kekacauan".

Ini adalah kondisi di mana otakmu, karena sudah terlalu terbiasa melihat tumpukan barang di tempat yang sama setiap hari, mulai menganggapnya sebagai "latar belakang" dan berhenti mendaftarkannya sebagai sesuatu yang perlu dibereskan. Barang-barang itu seolah menjadi tidak terlihat.

Ini adalah mekanisme pertahanan otak untuk mencegah sensory overload, tapi efek sampingnya adalah rumah yang secara perlahan tapi pasti tenggelam dalam kekacauan. Bagaimana cara "menyembuhkan" mata kita?

Baca Juga:Program Makan Bergizi Gratis di Lubuklinggau Viral, Buah Naga untuk Siswa Ditemukan Berulat

Ilustrasi Rumah Berantakan Penuh Debu (Dok. Freepik)
Ilustrasi Rumah Berantakan Penuh Debu (Dok. Freepik)


Gejala 'Clutter Blindness': Apakah Kamu Mengalaminya?

  • Kamu sering kesulitan menemukan barang yang kamu tahu ada di suatu tempat (kunci, kacamata).
  • Kamu tidak menyadari ada tumpukan barang sampai ada orang lain yang menunjukkannya.
  • Kamu merasa stres atau tidak fokus di rumah tanpa tahu penyebab pastinya.
  • Kamu baru panik bersih-bersih saat akan ada tamu.
  • Permukaan datar di rumahmu (meja, kursi, konter dapur) selalu penuh dengan barang "sementara" yang akhirnya menetap.

5 Trik Melawan Clutter Blindness

Mengatasi clutter blindness adalah soal melihat rumahmu dengan "mata yang baru". Berikut adalah 5 trik yang bisa kamu coba.

1. Jadilah "Tamu" di Rumahmu Sendiri

Berdirilah di ambang pintu setiap ruangan seolah-olah kamu baru pertama kali masuk. Apa hal pertama yang kamu lihat yang terasa "mengganggu"? Apa yang membuat ruangan terasa penuh? Sudut mana yang paling kacau? Perspektif orang luar ini akan mematahkan kebiasaan otakmu.

Baca Juga:Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya

2. Trik Foto Ajaib

Ini adalah life hack paling ampuh. Ambil ponselmu dan fotolah setiap sudut ruanganmu. Entah kenapa, kekacauan yang tadinya "tidak terlihat" oleh mata telanjang akan terlihat sangat jelas di layar foto. Foto memberikan perspektif dua dimensi yang objektif, memaksa otakmu untuk melihat realita tanpa filter kebiasaan.

3. Metode "Satu Kotak Darurat"

Ambil satu kotak atau keranjang kosong. Berkelilinglah di satu ruangan dan masukkan semua barang yang tidak berada di tempatnya ke dalam kotak itu. Jangan dulu memilahnya, fokus saja untuk membersihkan permukaan. Setelah semua permukaan bersih, kamu akan melihat ruanganmu dengan jelas. Baru setelah itu, proses satu per satu barang di dalam kotak: buang, donasikan, atau kembalikan ke tempatnya yang benar.

4. Tentukan "Zona Merah" Mingguan

Jangan mencoba membereskan seluruh rumah sekaligus, itu akan membuatmu kewalahan. Pilih satu "zona merah" kecil setiap minggu. Misalnya, minggu ini fokus pada laci dapur. Minggu depan, fokus pada meja nakas di samping tempat tidur. Dengan memecahnya menjadi tugas-tugas kecil, kamu akan lebih mudah untuk memulai dan menyelesaikannya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak