Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?

Di satu sisi, ada sang pejuang jalanan dengan ujung cangkang ikoniknya,Adidas Superstar. Di sisi lain, ada sang bangsawan minimalis dengan siluet rapi dan potret Indonesia.

Tasmalinda
Minggu, 14 September 2025 | 18:19 WIB
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
Adidas Stan Smith
Baca 10 detik
  • Dua ikon sneakers putih legendaris – Adidas Superstar lahir sebagai sepatu basket yang jadi simbol street culture dan hip-hop
  • Pertarungan filosofi gaya – Superstar tampil bold dengan shell toe khas dan cocok untuk streetwear,
  • Timeless dengan karakter berbeda – Superstar identik dengan gaya berani, Stan Smith unggul karena kesederhanaannya yang adaptif.

SuaraSumsel.id - Di kerajaan sneakers, ada dua penguasa tua yang takhtanya seolah tak tergoyahkan. Mereka lahir dari dapur yang sama, Adidas, namun menempuh jalan takdir yang berbeda. Keduanya adalah definisi dari "sepatu putih wajib punya".

Di satu sisi, ada sang pejuang jalanan dengan ujung cangkang ikoniknya, Adidas Superstar. Di sisi lain, ada sang bangsawan minimalis dengan siluet rapi dan potret wajah di lidahnya, Adidas Stan Smith.

Selama lebih dari 50 tahun, duel sunyi di antara keduanya terus berlangsung di kaki jutaan orang di seluruh dunia. Keduanya sama-sama ikonik, sama-sama serbaguna, dan sama-sama timeless. Tapi ini memunculkan pertanyaan abadi bagi siapa saja yang berdiri di depan rak toko sepatu: jika harus memilih satu, siapa yang benar-benar lebih unggul?

Ini bukan sekadar perbandingan sepatu. Ini adalah pertarungan antara dua filosofi gaya. Mari kita bedah tuntas kekuatan dan kelemahan masing-masing, untuk membantumu menentukan siapa raja sneakers putih yang sesungguhnya.

Baca Juga:Trio Retro Adidas Bangkit Lagi! Ini Alasan Gazelle, SL 72, dan Tokyo Jadi Idola

Ronde 1: DNA & Sejarah

Adidas Superstar (Lahir 1969) terlahir sebagai sepatu basket. Senjata utamanya adalah "shell toe", yaitu pelindung jari kaki dari karet yang terinspirasi dari cangkang kerang. Ia diadopsi oleh para legenda NBA, lalu dibajak oleh para pionir hip-hop seperti Run-DMC di tahun 80-an, yang mengubahnya dari sepatu olahraga menjadi simbol budaya jalanan (street culture).

Karakter: Bold, tangguh, berakar kuat di budaya hip-hop dan streetwear.

Adidas Stan Smith (Lahir 1965, Re-brand 1978): Awalnya adalah sepatu tenis. Desainnya adalah antitesis dari superstar yakni super bersih, minimalis, dengan tiga garis khas Adidas yang diubah menjadi lubang-lubang perforasi.

Namanya diambil dari petenis legendaris Stan Smith. Ia menjadi simbol kemewahan yang santai dan gaya effortless chic.

Baca Juga:Psikologi di Balik Tren Sepatu Retro: Nostalgia Tulen atau Cuma Gaya-Gayaan?

Karakter: Elegan, minimalis, berkelas, dan serbaguna.
Verdict: Keduanya punya sejarah yang sangat kuat, tapi dengan "jalan hidup" yang berbeda. Superstar adalah pemberontak, Stan Smith adalah bangsawan.

Adidas Stan Smith
Adidas Stan Smith

Ronde 2: Desain & Estetika

Superstar: Desainnya lebih "ramai" dan berani. Shell toe adalah elemen yang langsung mencuri perhatian. Siluetnya lebih gemuk dan kokoh, memberikan kesan yang lebih kasual dan tangguh. Tiga garis bergeriginya sangat menonjol.

Stan Smith: Puncaknya kesederhanaan. Garis-garisnya bersih dan siluetnya ramping. Detail hijau (atau warna lain) di bagian tumit dan potret di lidah adalah satu-satunya "perhiasan". Kemampuannya untuk terlihat "menghilang" namun tetap elegan adalah kekuatan terbesarnya.

Verdict: Ini murni soal selera. Jika kamu suka statement piece, pilih Superstar. Jika kamu suka gaya yang bersih dan low-key, Stan Smith adalah juaranya.

Ronde 3: Kenyamanan & Material

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini

Tampilkan lebih banyak