Ia membuka peluang untuk merekrut pemain tambahan, namun menegaskan bahwa nama besar bukan prioritas utama.
“Kami tidak mencari pemain bintang. Yang kami cari adalah pemain yang cocok dengan karakter permainan yang akan kami bangun. Kami ingin tim yang solid, bukan sekadar glamor di atas kertas,” tegasnya.
Untuk mematangkan kekompakan tim, Sriwijaya FC telah merancang empat hingga lima laga uji coba selama masa persiapan.
Lawan-lawan yang akan dihadapi berasal dari berbagai kasta kompetisi, mulai dari tim Liga 3 hingga Liga 1. Tujuannya, agar tim bisa mengukur kekuatan dan membentuk karakter permainan yang tangguh menghadapi atmosfer kompetitif Liga 2.
Baca Juga:Tak Sekadar Ngopi, Begini Cara OJK Bangun Ekosistem Kopi Sumsel untuk Petani
Terkait penggunaan pemain asing, pihak manajemen dan tim pelatih Sriwijaya FC masih menunggu kepastian regulasi dari PSSI.
Menurut Zulkifli, saat ini fokus utama adalah membentuk pondasi tim dari dalam negeri terlebih dahulu.
“Soal pemain asing, kami tunggu aturan resminya. Tapi prioritas kami tetap pembentukan tim inti lokal yang kompak dan bisa menjalankan visi permainan yang kami rancang,” ungkap Zulkifli.
Latihan perdana ini bukan hanya menjadi titik awal Sriwijaya FC secara teknis, tetapi juga menjadi simbol keberlanjutan identitas klub yang telah lama menjadi kebanggaan Sumatera Selatan.
Di tengah kemunculan Sumsel United yang mulai mencuri perhatian publik, Sriwijaya FC tampaknya memilih jalan perlawanan lewat konsistensi, pembinaan, dan loyalitas suporter.
Kehadiran tiga suporter di hari pertama latihan mungkin terlihat sederhana, namun dalam konteks loyalitas dan persaingan identitas klub, kehadiran mereka adalah sinyal penting: bahwa Sriwijaya FC masih punya tempat di hati rakyat Sumsel.
Baca Juga:Dua Klub, Satu Markas! SFC & Sumsel United Berbagi GSJ, Ricuh Nggak Nih?