SuaraSumsel.id - Momen yang seharusnya menjadi hari paling bahagia dalam hidup justru berubah menjadi kericuhan yang mengejutkan.
Sebuah prosesi pernikahan di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel), mendadak viral setelah sang pengantin wanita tiba-tiba meminta cerai tepat setelah ijab kabul dinyatakan sah.
Kejadian ini terekam dalam sebuah video berdurasi 1 menit 30 detik yang diunggah oleh akun Tiktok dan media sosial lainnya.
Dalam video tersebut terlihat sepasang pengantin sedang melangsungkan prosesi ijab kabul yang dipandu oleh seorang pemuka agama setempat.
Baca Juga:Profil Harry Gale, Bankir Senior yang Jadi Dirut Bank Sumsel Babel
Suasana awalnya berjalan tenang dan khidmat. Sang pengantin pria pun dengan lancar melafalkan kalimat kabul, disusul ucapan “SAH!” dari para saksi dan keluarga yang hadir menyaksikan momen sakral tersebut.
Namun tak disangka, tepat setelah dinyatakan sah menjadi suami istri, pengantin perempuan justru mengajukan permintaan cerai di hadapan penghulu.
Suasana yang tadinya penuh haru sontak berubah menjadi gaduh dan penuh tanda tanya.
“Pak Ketib, aku anak sarak, aku dak senang,” ucap sang pengantin perempuan lantang dengan logat khas daerah Sumatera Selatan. Ungkapan tersebut sontak membuat kaget seluruh keluarga dan tamu undangan yang hadir.
Permintaan mendadak ini memicu perdebatan panas di lokasi. Keluarga kedua mempelai pun terlihat bingung menghadapi situasi yang tak terduga tersebut.
Baca Juga:Berpengalaman di Bank Mandiri, Harry Gale Bakal Jadi Direktur Utama Bank Sumsel Babel
Di tengah kekisruhan itu, sang pengantin pria justru menunjukkan sikap tegas.
Ia menyatakan tidak akan mengabulkan permintaan cerai istrinya. “Sampai kapanpun aku tidak akan mentalak,” jawabnya tegas di depan penghulu dan keluarga.
Belum diketahui secara pasti alasan pengantin wanita tiba-tiba mengajukan permintaan cerai begitu ijab kabul dinyatakan sah.
Namun, dari beberapa komentar warganet, banyak yang menduga ada unsur paksaan atau ketidakcocokan yang sudah terjadi sebelum pernikahan digelar.
Video ini pun langsung menyebar dengan cepat di berbagai platform media sosial.
Hingga Minggu (22/6/2025), unggahan tersebut telah mendapatkan banyak komentar dan dibagikan ulang.
Sebagian besar warganet mengungkapkan rasa prihatin sekaligus keheranan atas insiden tersebut.
Kejadian memilukan ini menjadi pengingat nyata bagi kita semua bahwa pernikahan sejatinya harus dilandasi oleh kesepakatan dua insan yang sama-sama saling mencintai, menghormati, dan menyetujui dengan sepenuh hati untuk menjalani kehidupan bersama.
Pernikahan bukanlah ajang pamer status atau pelampiasan ambisi keluarga, melainkan sebuah komitmen suci yang menuntut kesiapan mental, emosional, dan spiritual dari kedua belah pihak.
Ketika salah satu pihak menjalani pernikahan dalam keadaan terpaksa atau di bawah tekanan orang lain, sesungguhnya bukan kebahagiaan yang didapat, melainkan luka batin yang dapat menghancurkan kehidupan mereka di kemudian hari.
Tidak sedikit pernikahan yang berujung pahit karena sejak awal dibangun tanpa pondasi keikhlasan dan kesiapan jiwa.
Pernikahan bukan hanya tentang satu hari pesta, tapi tentang perjalanan panjang menghadapi suka duka bersama dalam waktu yang tidak sebentar.
Oleh karena itu, masyarakat harus semakin sadar bahwa restu keluarga memang penting, tapi kerelaan dan kesiapan dua orang yang akan menikah jauh lebih utama.
Kejadian ini menjadi refleksi agar kita tidak lagi memaksakan pernikahan atas dasar gengsi atau tekanan sosial semata.
Pernikahan yang dipaksakan hanya akan melahirkan luka, konflik, dan trauma yang bisa menghancurkan masa depan kedua belah pihak. Biarlah pernikahan menjadi awal dari kisah cinta yang tulus, bukan awal dari penderitaan baru.
Bagaimana menurut pendapat kalian? apa yang sebenarnya terjadi di pernikahan yang teramat singkat ini?