Berpengalaman di Bank Mandiri, Harry Gale Bakal Jadi Direktur Utama Bank Sumsel Babel

PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumsel Babel/BSB) disebut resmi memiliki nahkoda baru.

Tasmalinda
Kamis, 19 Juni 2025 | 22:49 WIB
Berpengalaman di Bank Mandiri, Harry Gale Bakal Jadi Direktur Utama Bank Sumsel Babel
pelaksanaan RUPS Bank Sumsel Babel 2025

SuaraSumsel.id - PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Selatan dan Bangka Belitung (Bank Sumsel Babel/BSB) disebut resmi memiliki nahkoda baru.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) yang digelar di Palembang, Kamis (19/6/2025), pemegang saham menyebut sosok Harry Gale bakal menjadi Direktur Utama (Dirut) Bank BSB.

Sosok Harry Gale membawa harapan besar bagi masa depan Bank BSB.

Dikenal sebagai Senior Vice President PT Bank Mandiri DKI Jakarta, Harry memiliki rekam jejak panjang di dunia perbankan nasional.

Baca Juga:Sudah 1.800 Lebih Jemaah Haji Sumsel Pulang, Diminta Karantina Mandiri 21 Hari

Menariknya, pria ini juga merupakan putra asli Kota Palembang, sehingga dinilai memiliki kedekatan emosional dan pemahaman terhadap potensi ekonomi daerah Sumsel dan Babel.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, optimistis dengan penunjukan tersebut.

Ia menyebut kehadiran Harry Gale menjadi energi baru untuk membawa Bank BSB bersaing lebih kuat di industri perbankan regional maupun nasional.

"Pak Harry Gale ini berasal dari Bank Mandiri DKI Jakarta. Dengan pengalaman dan kapasitasnya, nantinya Bank BSB ini pasti bisa menjadi hebat," ujar Hidayat Arsani usai RUPS.

Tak hanya pergantian pucuk pimpinan, RUPS-LB juga menghasilkan beberapa keputusan strategis untuk memperkuat kinerja bisnis Bank BSB.

Baca Juga:RUPS Bank Sumsel Babel Tetapkan Dividen Rp237,9 Miliar, Kinerja Keuangan Tetap Solid

pelaksanaan RUPS Bank Sumsel Babel tahun buku 2024
pelaksanaan RUPS Bank Sumsel Babel tahun buku 2024

Salah satunya adalah instruksi kepada jajaran direksi untuk segera menurunkan suku bunga kredit agar lebih kompetitif menghadapi persaingan dengan bank lain, baik swasta maupun bank-bank besar nasional yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

"Besaran penurunan suku bunga akan diatur teknis oleh jajaran direksi. Tujuannya agar Bank BSB bisa lebih agresif dalam menyerap pasar," tambahnya.

Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru menegaskan langkah penting lain yang diambil dalam RUPS kali ini, yakni evaluasi bonus atau pembagian laba jajaran direksi.

"Tapi jasa produksi (jaspro) dan bonus untuk karyawan tetap utuh, agar semangat kerja internal tetap terjaga," tegas Herman Deru.

Langkah ini menunjukkan bahwa para pemegang saham menginginkan Bank BSB menjadi lebih agresif, adaptif, dan kompetitif dalam menghadapi tantangan industri perbankan yang semakin dinamis.

Tantangan dan Harapan di Depan Mata

Dengan kepemimpinan baru di tangan Harry Gale, Bank Sumsel Babel diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan, memperluas portofolio kredit produktif, serta memperkuat kontribusinya terhadap pembangunan ekonomi di Sumsel dan Babel.

Penurunan suku bunga dan pengetatan target kinerja menjadi sinyal bahwa Bank BSB tengah bersiap menghadapi persaingan ketat, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga nasional.

Harry Gale kini mengemban tugas besar: membawa Bank Sumsel Babel naik kelas, meningkatkan profitabilitas, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat sebagai bank kebanggaan daerah.

Dalam RUPS tersebut, Manajemen juga memaparkan capaian kinerja keuangan Perseroan selama tahun 2024. Bank Sumsel Babel mencatatkan pertumbuhan yang solid dengan total aset mencapai Rp39,3 triliun,

Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp27,9 triliun, dan penyaluran kredit mencapai Rp24,5 triliun.

Dana Pihak Ketiga yang dihimpun dari masyarakat tumbuh signifikan, yaitu lebih dari Rp 764,1 M dibandingkan tahun sebelumnya, menunjukkan kepercayaan nasabah terhadap layanan dan reputasi Bank yang terus meningkat.

Stabilitas dan kesehatan keuangan Bank juga tercermin dari sejumlah rasio utama yang tetap berada pada level yang sehat dan sesuai dengan ketentuan regulator.

Antara lain, Capital Adequacy Ratio (CAR) sebesar 22,50%, Non-Performing Loan (NPL) net sebesar 0,50%, dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 87,77%.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak