Menurutnya, konten tersebut bisa membuat publik memiliki persepsi negatif tentang warga Palembang.
“Masalahnya ini soal persepsi. Warga Palembang jadi dicap rakus, gak bisa diatur, sampai ada yang bilang bawa ember segala. Makanya banyak yang menduga ini settingan,” lanjut Helmy.
Selain Helmy, Chef Arnold Poernomo dan Bobon Santoso juga ikut mengkritik konten tersebut. Bobon, yang dikenal sering membuat konten masak besar, menegaskan bahwa jika terkoordinasi dengan baik, kejadian seperti ini tidak akan menimbulkan asumsi liar.
“Kalau memang tujuannya berbagi, harusnya dikelola dengan baik, bukan hanya demi konten. Jadi masyarakat Palembang sabar ya,” tulis Bobon di Instagram.
Baca Juga:Buntut Panjang Konten Rendang: Ramai-ramai Warga Palembang Polisikan Willie Salim
Willie Salim Minta Maaf: Ini Salah Saya, Bukan Warga Palembang
Setelah menuai gelombang protes, Willie Salim akhirnya menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada warga Palembang.
“Saya meminta maaf yang sebesar-besarnya untuk seluruh warga Palembang yang tersakiti gara-gara kejadian rendang viral itu. Banyak narasi yang tidak enak terhadap warga Palembang. Jujur, ini bukan salah warga Palembang. Ini sepenuhnya salah saya,” ujarnya melalui media sosial.
Ia menegaskan bahwa dirinya tidak kecewa dengan rendang yang hilang, justru senang karena warga sangat antusias.
“Tidak ada rasa kekecewaan sama sekali terhadap rendang yang hilang. Aku malah senang dengan antusias warga. Aku hanya kaget melihat respons yang terjadi,” imbuhnya.
Baca Juga:Gubernur Sumsel Marah Besar: Saya Tidak Rela Nama Palembang Dirusak karena Konten Daging Sepanci
Willie juga membantah tuduhan bahwa kontennya adalah settingan.