Sumsel Terus Alami Deflasi di Awal Tahun 2025, Akibat Daya Beli Melemah?

Pemerintah daerah dan pelaku ekonomi perlu mencermati tren ini untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap stabil.

Tasmalinda
Selasa, 04 Maret 2025 | 20:18 WIB
Sumsel Terus Alami Deflasi di Awal Tahun 2025, Akibat Daya Beli Melemah?
Aktivitas jual beli di Pasar tradisional menurun. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

SuaraSumsel.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Provinsi Sumatera Selatan mengalami deflasi sebesar 0,41 persen secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Februari 2025. Penurunan harga sejumlah komoditas, seperti tarif listrik, cabai merah, daging ayam ras, dan bawang merah, menjadi faktor utama terjadinya deflasi.

"Deflasi ini lebih rendah dibandingkan inflasi pada Februari 2024 yang tercatat sebesar 0,01 persen," ujar Kepala BPS Sumsel, Moh Wahyu Yulianto, Senin (4/3/2025).

Berdasarkan data BPS, dua kelompok pengeluaran utama mengalami penurunan, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami perubahan indeks 0,79 persen dengan andil deflasi 0,24 persen.

Selain itu, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga mengalami perubahan indeks 3,58 persen dengan andil deflasi 0,46 persen.

Baca Juga:Investasi Ekonomi Sumsel Tembus Rp70,92 Triliun, Serap 47.792 Tenaga Kerja

"Komoditas utama penyumbang deflasi kali ini adalah penurunan tarif listrik," tambah Wahyu.

Meski secara bulanan mengalami deflasi, secara tahunan (year-on-year/yoy), Sumsel tetap mencatat inflasi sebesar 0,49 persen pada Februari 2025. Penyumbang utama inflasi tahunan berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, dengan andil mencapai 0,84 persen.

Beberapa komoditas yang mendorong inflasi tahunan meliputi emas perhiasan, bahan bakar rumah tangga, minyak goreng, cabai rawit, dan sigaret kretek mesin.

Deflasi yang terjadi di Sumsel memunculkan pertanyaan mengenai daya beli masyarakat. Turunnya harga sejumlah barang dan jasa, terutama listrik dan bahan pangan, bisa jadi pertanda bahwa masyarakat mengurangi konsumsi akibat tekanan ekonomi.

Jika daya beli terus melemah, kondisi ini dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Sumsel dalam beberapa bulan ke depan.

Baca Juga:Harga Bahan Pokok Melandai, TPID Sumsel Pastikan Stok Aman dan Terjangkau

Bagaimana dampak deflasi ini terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat? Pemerintah daerah dan pelaku ekonomi perlu mencermati tren ini untuk memastikan pertumbuhan ekonomi tetap stabil.

Pada bulan Januari, Sumsel juga mencatat pertumbuhan ekonomi yang mengalami deflasi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami deflasi 0,36 persen secara bulanan (month to month/mtm) pada Januari 2025.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini