SuaraSumsel.id - Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) se-Sumatera Selatan menggelar High-Level Meeting (HLM) dan Rapat Koordinasi di Palembang pada Kamis, 2 Agustus 2024. Dipimpin oleh Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi, acara ini menjadi momentum strategis guna menyusun langkah pengendalian inflasi menjelang Libur Isra Miraj, Tahun Baru Imlek 2025, dan Bulan Ramadhan.
Dengan inflasi Sumsel yang tercatat hanya 1,2% (yoy) pada 2024, jauh di bawah rata-rata nasional, serta pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,04% (yoy), Sumsel memperlihatkan pertumbuhan positif.
Kepala Bank Indonesia (BI) Sumsel Ricky dalam paparannya mengapresiasi pencapaian inflasi Sumatera Selatan pada 2024, yaitu sebesar 1,2% (yoy), di bawah Nasional sebesar 1,57% (yoy).
Pencapaian tersebut juga menempatkan Inflasi Provinsi Sumatera Selatan berada terendah ke-9 secara nasional. Pencapaian inflasi yang baik ini juga diiringi dengan pencapaian baik lainnya oleh Provinsi Sumatera Selatan.
Baca Juga:Kabar Duka, Pengacara Asal Sumsel Alamsyah Hanafiah Tutup Usia
Berdasarkan data terakhir, PDRB Provinsi Sumatera Selatan pada Triwulan III 2024 mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,04% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Nasional sebesar 4,95% (yoy). Sementara itu, data kemiskinan Provinsi Sumatera Selatan pada posisi September 2024 juga menunjukkan penurunan, tercermin dari adanya penurunan persentase penduduk miskin dan gini ratio.
Ricky juga menekankan dalam waktu dekat sangat diperlukan koordinasi lebih lanjut guna memastikan ketersediaan pasokan komoditas menjelang Libur Isra Miraj dan Tahun Baru Imlek 2025 serta persiapan Bulan Ramadhan.
Upaya pengendalian inflasi utamanya difokuskan pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebagai salah satu kelompok yang sering menyumbang inflasi umum di Provinsi Sumatera Selatan. Selain itu, upaya pemantauan harga tiket angkutan udara juga perlu dilakukan menjelang momen tersebut.
Dalam kegiatan ini, perwakilan walikota/bupati yang ditunjuk juga berkesempatan menyampaikan upaya pengendalian inflasi yang terus dilakukan di daerah masing-masing, seperti gerakan tanam, sidak dan pengawasan, pasar murah, dan Kerjasama Antar Daerah (KAD).
Pejabat (PJ) Gubernur Sumsel Elen menekankan pengendalian inflasi difokuskan pada 2 (dua) skema, antara lain jangka pendek untuk menghadapi inflasi pada Tahun Baru Imlek 2025 serta persiapan Bulan Ramadhan dan jangka panjang untuk menjaga inflasi secara keseluruhan pada Tahun 2025.
Baca Juga:Harobin Mustofa Tertunduk Lemas, Resmi Jadi Tersangka Korupsi Penjualan Aset
Dia pun menghimbau pada kepada daerah untuk melakukan upaya konkrit dalam rangka menjaga kestabilan harga minyak goreng, yaitu dengan memastikan distribusi minyak goreng secara kontinyu ke pasar dan ritel modern serta dengan implementasi pemasangan spanduk informasi Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita.
Elen juga memberikan arahan kepada pada kepala daerah agar terus memastikan ketersediaan pasokan dan keterjangakauan harga komoditas, optimalisasi anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) apabila diperlukan untuk pengendalian inflasi, dan optimalisasi peran kecamatan dan kelurahan/desa untuk menjaga kestabilan harga.
Selain itu. Elen juga mengajak para kepala daerah untuk terus mendukung program pemerintah Ashta Cita, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pemeriksaan kesehatan gratis. Selanjutnya, TPID se-Sumsel akan terus bersinergi dan berkolaborasi mengendalikan inflasi yang pada akhirnya dapat berkontribusi meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan.
Sinergi TPID diharapkan tidak hanya menjaga kestabilan harga tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan.
Fokus utama rapat ini adalah memastikan ketersediaan pasokan pangan, stabilitas harga minyak goreng, dan optimalisasi peran kecamatan serta desa. Sinergi TPID diharapkan tidak hanya menjaga kestabilan harga tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sumatera Selatan.