Larangan Jual Elpiji untuk Pengecer: Keuntungan atau Masalah bagi Warga Sumsel?

Untuk pengecer juga dapat menjadi pangkalan setelah memenuhi ketentuan yang berlaku,

Tasmalinda
Minggu, 02 Februari 2025 | 20:52 WIB
Larangan Jual Elpiji untuk Pengecer: Keuntungan atau Masalah bagi Warga Sumsel?
Elpiji 3 kilogram. Larangan jual elpiji untuk pengecer, apakah menjadi masalah bagi warga Sumsel. [Dok.Isimewa]

SuaraSumsel.id - Kenaikan harga elpiji 3 kilogram di Palembang Sumatera Selatan menjadi polemik di tengah masyarakat. Warga kini harus menghadapi lonjakan harga gas subsidi yang mencapai Rp25.000 per tabung di beberapa wilayah. Pemerintah berupaya menertibkan distribusi dengan melarang pengecer menjual elpiji 3 kilogram, namun apakah aturan ini mampu menekan harga atau menyulitkan akses bagi masyarakat di Sumsel?

Di tengah kebijakan ini, pangkalan resmi menjadi tumpuan harapan, sementara warga dihimbau agar membeli di pangkalan resmi.

Pemerintah melalui kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan per 1 Februari 2025 agar meniadakan pedagang pengecer dalam distribusi LPG.

Langkah tersebut sebagai upaya meminimalisir kenaikan harga elpiji. Di Sumatera Selatan (Sumsel), harga sudah mencapai Rp25.000 pertabung. Harga yang jauh dari harga eceran tertinggi (HET) elpiji ditetapkan di Sumsel sebesar Rp18.500 pertabung.

Baca Juga:6.812 Pangkalan LPG di Sumsel Siap Layani Warga, Ini Cara Mendapatkannya

HET merupakan harga yang ditetapkan Pemerintah nan berlaku resmi sampai dengan tingkat pangkalan elpiji. Sementara warga masih banyak yang memperoleh harga lebih dari HET tersebut karena membelinya di pengecer, seperti di warung klontong, warung rumah makan atau pedagang lebih kecil lainnya.

"Hari ini, belinya sudah Rp23.000, itu sudah naik Rp1.000, tapi ada juga yang sudah menjualnya Rp25.000 pertabung," aku Yanti, ibu rumah tangga di kawasan Kertapati Palembang.

Dari sisi Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Sumsel menyatakan sebagai pelaku dalam proses distribusi, pihaknya akan mematahui aturan baru tersebut.

"Dengan demikian sebagai pelaksana aturan, Hiswana migas akan mengikuti aturan baru tersebut. Kami akan menegaskan pada pangkalan untuk tidak lagi menyalurkan kepada pengacer," ujarnya Ketua Dewan Perwakilan Daerah Hiswana Migas, Didik Cahyono dihubungi Suara.com, Minggu (2/2/2025).

Didik menjelaskan jika penentuan harga dan kuota pembelian dari tingkatan agen hingga pangkalan sebenarnya sudah sangat tersistem secara digital. Sejak setahun yang lalu, pihaknya pun mengkordinasikan upaya pendataan secara digital dengan menerapkan pembelian elpiji dengan menggunakan nomor induk keluarga (NIK) atau sistem data per-KTP.

Baca Juga:Ketua RT di OKU Tewas dengan 9 Luka Tusukan Diduga Dihabisi Usai Berkelahi

"Jika pengawasan (distribusi) sampai dengan pangkalan sebenarnya sudah sangat bisa dilakukan, karena kan sudah tersistem. Sudah jelas datannya, dari agen ke pangkalan. Di setiap agen, punya pangkalan berapa. Setiap pangkalan juga punya datannya," ujar Didik menjelaskan.

Kecenderungan yang terjadi, fluktuasi harga elpiji melebihi HET dialami sesaat setelah dari pangkalan atau yang disebut pedagang pengecer. "Nah, setelah dari pengecer ini, memang sulit (diawasi). Dan saya (Hiswana) tidak bisa berkomentar jika harga elpijinya sudah di tangan setelah pangkalan," akunya.

Karena itu, Didik optimis dengan aturan baru ini akan lebih mampu menertibkan mata distribusi elpiji saat ini.

Hiswana Migas menghimbau masyarakat agar membeli elpiji di pangkalan dengan harga sesuai HET. "Kembali ke masyarakatnya, jika ingin dapatkan harga HET belinya di pangkalan. Dengan aturan baru ini, semoga akan bisa menertibkan dan menghimbau masyarakat agar membeli di pangkalan," ujarnya menegaskan.

Pertamina Patra Niaga gerak cepat menyiapkan akses link titik terdekat pangkalan LPG 3 kg yang berada disekitar lokasi masyarakat untuk kemudahan masyarakat menemukan pangkalan LPG 3kg terdekat.

"Kami menyiapkan akses mencari pangkalan terdekat melalui link berikut https://subsiditepatlpg.mypertamina.id/infolpg3kg atau bisa meminta informasi melalui Call Centre 135," jelas Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari melalui keterangan tertulisnya.

Heppy juga mengatakan bahwa secara prinsip Pertamina Patra Niaga akan menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah melalui Kementrian ESDM terkait distribusi elpiji 3 kilogram.

"Masyarakat dihimbau untuk membeli langsung di Pangkalan resmi.Bagi masyarakat, pembelian di Pangkalan resmi LPG 3 kg tentu lebih murah harganya dibandingkan pengecer karena harga yang di jual sesuai dengan HET yang ditetapkan pemerintah daerah masing-masing wilayah," tutur Heppy.

Keuntungan lain, pembelian di pangkalan resmi LPG 3 kilogram juga lebih dijamin takarannya karena pangkalan menyiapkan timbangan, masyarakst dapat memastikan berat LPG 3kg.

"Untuk pengecer juga dapat menjadi pangkalan setelah memenuhi ketentuan yang berlaku," imbuhnya.

Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan menambahkan Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel juga terus melakukan pemantauan penyaluran LPG agar memastikan ketersediaan pasokan serta penyaluran LPG 3 Kg bersubsidi tetap aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sebagai informasi, untuk memenuhi kebutuhan elpiji 3 kilogram wilayah Sumatera Selatan terdapat 6.812 pangkalan yang tersedia untuk masyarakat.

Untuk mewujudkan pendistribusian yang tepat sasaran, Pertamina terus meningkatkan sinergi dengan Aparat Penegak Hukum (APH), dan Pemerintah Daerah agar LPG subsidi dapat diterima oleh masyarakat yg berhak.

"Masyarakat dapat menggunakan LPG sesuai peruntukannya, dimana LPG 3 Kg merupakan produk subsidi yang ditujukan khusus masyarakat yang kurang mampu," ucapnya.

Sementara sebuah pangkalan mengungkapkan menjual harga LPG 3 kilogram sebesar Rp20.000 pertabung. Harga tersebut lebih tinggi dari HET yang ditetapkan pemerintah, karena untuk membiayai operasional distribusinya.

"Kalau saya jual Rp20.000 karena kan mau kasih upah yang angkut, memang tidak jual HET, tapi harga elpiji saya memang lebih murah dibandingkan sekitar ini," aku pengelola pangkalan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini