Jika dibandingkan Pulau Jawa, potensi Geothermal Sumatera lebih unggul. Di Jawa telah memiliki potensi kedua yang mencapai 8.107 MW dengan PLTP yang baru terpasang berkapasitas 1.254 MW atau sudah teroptimalkan 15,5 persen dari potensinya.
Sumatera paling berpeluang karena memiliki cadangan potensi lebih besar dibandingkan sejumlah pulau lainnya di Indonesia.
Untuk di Sumsel terdapat sumber pembangkit yang berasal dari energi air seperti PLTMH Green Lahat dengan kapasitas 9,99 MW, PLTM Endikat berkapasitas 8,01 MW, PLTM Komering 2 1,4 MW, PLTM Kenali 1 3,6 MW PLTM Niagara 1,7 MW dan PLTMH tersebar di Sumsel 20 0,831 MW.
Sementara listrik yang dihasilkan berasal dari energi surya, seperti PLTS Jakabaring 1 2 MW - PLTS Terpusat yang tersebar di Sumsel 25 0,51 MW dan PLTS Rooftop yang tersebar di Sumsel 22 lokasi serta 3 Lokasi berkapasitas 0,841 MW.
Baca Juga:Menyulam Kembali Kain Alam Keanekaragaman Hayati

Panas bumi berada di posisi keempat sebagai penyumbang energi listrik terbesar di Sumsel, setelah tenaga batu bara di posisi pertama.
PLN mencatat beban puncak yang dihasilkan dari geothermal mencapai 1.076 MW dengan jumlah pembangkit 1.791 MW sekaligus daya mampu PLTP di Sumsel sebesar 126,2 MW atau rasio 12% dari beban puncak.
Dari PLTP Rantau Dedap kapasitas 86 MW dengan daya mampu mencapai 70,8 MW dan PLTP Lumut balai kapasitas 55 MW dengan daya mampu 55,4 MW.
Setidaknya sudah 13 persen listrik disokong dari energi senyawa panas di perut bumi dimiliki Sumsel.
Pengamat Energi dan Lingkungan Poltek Universitas Sriwijaya (Unsri) Laila Kalsum berpendapat Sumsel memiliki diversifikasi energi yang baik. Upaya transisi energi yang menjadi gaung global tentu akan lebih cepat dan mudah dilakukan Sumsel.
Baca Juga:Perjalanan Panjang Kilang Pertamina Plaju Menuju Perusahaan Energi Bersih
"Sumsel menyimpan banyak potensi energi, yang memang saat ini tengah diperhatikan yakni goethermal. Apalagi potensi pengembangan bisa selain bagi listrik tapi sektor ekonomi lainnya, seperti wisata alam," ucapnya.