Upaya ekspansi panas bumi di Lumut Balai saat ini berlangsung pembangunan project PLTP unit-2 berkapasitas 55 MW yang direncanakan COD di akhir tahun 2024.
Secara prospek, PLTP Lumut Balai sekitar 250 MW berpeluang akan dilakukan pengembangan hingga 4 unit PLTP. “Energi panas ini pun tidak hanya untuk listrik, namun juga sektor agribisnis guna pengeringan biji kopi,” ucapnya.
Di Sumsel, geothermal juga dimanfaatkan guna wisata edukasi panas bumi yang dilakukan Ekowisata Belanting River Tubing.
Objek wisata alam yang berada di Sungai Ogan ini dikembangkan sebagai program Corporate Social Responsibility (CSR) dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat guna meningkatkan ekonomi warga sekitar area wilayah kerja.
Baca Juga:Menyulam Kembali Kain Alam Keanekaragaman Hayati
PLTP Lumut Balai Unit 2 di Desa Penindaian Kabupaten Muara Enim, Sumsel berkapasitas terpasang 55 megawatt (MW) melayani kebutuhan listrik hampir 55.000 rumah tangga di Sumsel.
Proyek pengembangan panas bumi Lumut Balai Unit 2 ini merupakan perluasan dari Lumut Balai Unit 1 yang juga berkapasitas 55 MW.
Proyek pengembangan infrastruktur hijau merupakan kerja sama antara Indonesia, Jepang, dan China dalam upaya aktif membangun kolaborasi dengan negara-negara Indo-Pasifik.
Pertamina Geothermal Energy (PGE) berpengalaman pengalaman panjang dalam mengembangkan energi panas bumi sebagai salah satu inisiatif transisi energi guna mencapai target net zero emission (NZE) 2060.
Sumsel telah menghasilkan 947,77 MW dari sumber energi baru terbarukan yang berasal dari air, tenaga surya, bioenergi dan geothermal.
Baca Juga:Perjalanan Panjang Kilang Pertamina Plaju Menuju Perusahaan Energi Bersih
Sumsel memiliki dua perusahaan nan mengoptimalkan geothermal sebagai sumber energi listrik. Selain Pertamina Geothermal Energy atau lebih dikenal PGE, perusahaan swasta lainnya juga berinvestasi besar atas sumber energi ini.