SuaraSumsel.id - Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera mencatat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumsel telah mencapai 9.697 hektare (Ha).
Kepala BPPIKHL Wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto mengatakan karhutla terbanyak terjadi di lahan mineral yang luasnya mencapai 6.382 hektare. Selain itu, karhutla juga terbakardi lahan gambut seluas 3.316 hektare.
Karhutla paling luas terjadi di Kabupaten Musi Banyuasin yang mencapai 3.570 hektare.
Luas lahan yang terbakar itu menjadi yang tertinggi jika dibandingkan selama periode 2020-2022. Pada 2020 luas karhutla hanya 893,8 hektare, pada 2021 naik menjadi 3.497,1 hektare, dan pada 2022 turun menjadi 3.401 hektare.
Baca Juga:Bakal Calon Ketua Umum BPD HIPMI Sumsel Wajib Setor Mahar Rp250 Juta
"Luas karhutla Januari-September 2024 lebih luas dibandingkan 2020-2022, tapi angkanya tidak lebih besar dibandingkan pada 2023 yang mencapai 35.458,2 hektare," ujarnya.
Luas lahan yang terbakar pada September 2024 merupakan yang tertinggi, yakni mencapai 6.749 hektare, disebabkan meningkatnya frekuensi kebakaran karena Sumsel dalam musim kemarau.
Ferdian mengatakan hal itu juga selaras dengan meningkatnya jumlah titik panas (hotspot) pada September dan menjadi yang tertinggi dengan 1.540 titik.
Secara keseluruhan jumlah hotspot di Sumsel sepanjang Januari-September mencapai 3.684 titik. [ANTARA]
Baca Juga:233 Kali Bom Air! Upaya Padamkan Karhutla di Sumatera Selatan Berlanjut