Tangan-Tangan Inspiratif Perempuan Tebat Benawa: Menjaga Hutan, Membangun Desa

Lebih dari sekadar kawasan hutan, Tebat Benawa menjadi sumber penghidupan dengan daya tarik wisata sekaligus geliat ekonomi.

Tasmalinda
Sabtu, 24 Agustus 2024 | 20:49 WIB
Tangan-Tangan Inspiratif Perempuan Tebat Benawa: Menjaga Hutan, Membangun Desa
Peresmian Rumah Kopi Ringkeh Pagar Alam

Pendiri Tanisani Projekt, Reka Agni Maharani mengharapkan pelatihan yang diberikan makin membuat para perempuan desa berdaya dan kreatif menciptakan nilai tambah pada sejumlah komoditas yang telah dihasilkan.

“Sehingga rumah produksi kopi ini akan menjadi rumah kreatif, menghasilkan ide-ide lebih beragam komoditas. Sabun kopi ialah upaya mengubah ampas kopi yang tentu banyak dihasilkan di desa agar berguna bagi kesehatan kulit, begitu juga body oil kopi yang memaksimalkan biji kopi bagi kesehatan kulit tubuh,” ucapnya.

Perwakilan HaKi, Aidil Fikri (paling kanan), SPM Creating Shared Value PT Pusri Palembang Rahmawati (dua dari kanan) memjelaskan mengenai program Rumah Kopi Ringkeh
Perwakilan HaKi, Aidil Fikri (paling kanan), SPM Creating Shared Value PT Pusri Palembang Rahmawati (dua dari kanan) memjelaskan mengenai program Rumah Kopi Ringkeh

Program CSV PT Pusri 

Program pemberdayaan masyarakat nan berbasis Creating Shared Value (CSV) atau program yang memiliki nilai bersama untuk perusahaan dan masyarakat penerima manfaat. 

Baca Juga:Video Art Sastra Tutur Teater Potlot: Perpaduan Seni dan Lingkungan nan Menginspirasi

Program ini membentuk kelompok masyarakat yang bernama kelompok usaha perhutanan sosial (KUPS) Hutan Adat Ayek Tebat Benawa.

SPM Creating Shared Value PT Pusri Palembang Rahmawati menjelaskan jika program ini telah dimulai sejak 2023 lalu. Berbagai program dilaksanakan adalah membantu peralatan pengolahan kopi, peningkatan kapasitas kelompok binaan dengan memberikan pelatihan pengolahan produk turunan.

“Selain membangun Rumah Produksi Kopi yang akan menjadi sentra lokasi KUPS berkreasi dengan olahan komoditasnya, juga digelar pelatihan pengelolaan pasca panen seperti pada komoditas kopi, membuat Green House. Menariknya, kelompok KUPS digerakkan kelompok perempuan (ibu-ibu) desa,” ucapnya.

PT Pusri menilai selama ini masyarakat terutama petani kopi masih belum menerapkan pemupukan yang seimbang dan ideal bagi tanaman nan berpotensi merusak lingkungan.

“Tidak hanya pengenalan pupuk, PT Pusri berupaya mendapatkan dukungan dari berbagai pihak terutama dari pemerintah setempat agar kemudian desa ini pun, menjadi salah satu destinasi wisata menarik di kota Pagar Alam yang berkelanjutan,” ujarnya menjelaskan. 

Baca Juga:Mantan Pejabat Pemprov Richard Cahyadi Ditetapkan Tersangka Korupsi

Adat Lestarikan Hutan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini