Karena itu, Aidil menekankan perlunya mengkolaborasikan nilai dari perusahaan dan masyarakat agar saling memberikan manfaat lebih kepada kedua pihak dalam menjalankan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan. Saat ini, Kopi Tebat Benawa mulai dijual di Pulau Jawa, seperti Jakarta hingga Cirebon.

Berdayakan Perempuan Desa
Program CSV ini melibatkan 30 orang yang merupakan kelompok wanita yang tergabung dalam kelompok usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Hutan Adat Mude Ayek, Tebat Benawa.
Ketua kelompok Surainah menceritakan perempuan Desa Tebat Benawa memiliki waktu yang cukup luang saat bertani kopi. Setidaknya waktu sibuk mereka hanya di kisaran bulan Juni hingga Agustus atau dikenal musim panen kopi.
Baca Juga:Video Art Sastra Tutur Teater Potlot: Perpaduan Seni dan Lingkungan nan Menginspirasi
“Selebihnya kami hanya berkumpul silaturahmi, mengelola kopi secara tradisional sebelum dijual ke pengepul. Keinginan kami terwujud sejak makin banyak yang membantu dalam mengelola produk lanjutan kopi. Seperti halnya PT Pusri yang membantu mesin, Tanisani yang mengajarkan membuat olahan sabun dari ampas kopi, minyak badan (body oil) dari biji kopi,” ucapnya.
Kekinian dengan merek dagang Kopi Ringkeh, Surainah dan puluhan ibu-ibu kopi berkeinginan mengolah biji kopi agar makin bernilai tambah.
“Kami inginnya kopi lebih dikenal, makin banyak yang datang ke desa, selain membeli kopi juga ada olahan kopi lainnya. Sejak tahun 2018, sampai saat ini telah mengubah persepsi kami, perempuan untuk lebih memberikan nilai tambah pada komoditas yang kami hasilnya ini, tidak hanya sekadar biji kopi,”ujarnya dengan mata berbinar.
Dengan waktu luang dari kegiatan berkebun kopi, Ibu dua anak ini menceritakan ibu-ibu kini makin aktif berkumpul di rumah produksi kopi dengan mencari ide kreatif lainnya agar makin banyak menciptakan nilai jual.
“Kami ingin produk kopi kami dikenal dengan nama daerah kami. Tidak hanya kopi, di rumah produksi kami pun menjual keripik ubi, teh dari biji kopi, kerajinan dari rotan, manisan tomat, juga proses pengolahan kemasan kopi yang makin modern serta digital seperti dipasarkan di media sosial,” harapnya.
Baca Juga:Mantan Pejabat Pemprov Richard Cahyadi Ditetapkan Tersangka Korupsi
Dalam serangkaian peresmian Rumah Produksi Kopi Ringkeh juga digelar pelatihan membuat sabun kopi, minyak badan kopi dan digital marketing kemasan kopi. Terlihat antusias para peserta mengikuti kegiatan yang tidak hanya digelar untuk para ibu, namun juga remaja desa.